Bandung-sebuah kota yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu, bukan tempat jatuh cinta. Namun, di sinilah Elika merasakan denyut kehidupan yang berbeda-pengalaman pertama sebagai mahasiswi, mengukir momen tak terlupakan, mengenal arti kedekatan, perasaan nyaman yang tumbuh dari kebiasaan, dan keperihan yang datang tanpa aba-aba, menjadikan setiap hubungan sebagai pelajaran yang terlalu pahit untuk diulang, namun terlalu manis untuk dilupakan. "Anggap saja apa yang kita lalui adalah pelajaran berharga," suara Elika bergetar, seakan kata-katanya adalah simpul terakhir dari sesuatu yang tak mungkin dipertahankan. "Kunci dari hubungan itu sederhana: komunikasi, saling menghargai, jujur, percaya dan konsisten. Jika nanti ada orang lain di hidupmu, perlakukan dia dengan baik. Aku bahagia bisa jadi bagian dari kisahmu, meski hanya sementara." Di matanya, kenangan itu tak akan pernah benar-benar hilang. Ia tahu, seperti bintang yang bersinar di balik awan, perasaannya terhadap seseorang itu akan tetap ada-bersembunyi dalam sudut kecil hatinya. Tidak semua cinta harus dimiliki, dan Elika mulai mengerti bahwa beberapa kisah memang ditakdirkan hanya sebagai persinggahan. "I'm proud of you. I'm so happy to see your progress from afar." Elika berharap, ketika suatu hari nanti ia dan dia menoleh ke masa lalu, mereka bisa tersenyum. Bukan senyum pahit, tetapi senyum penuh rasa syukur karena pernah menjadi bagian dari kehidupan satu sama lain. Meski jalan mereka kini berbeda, jejak-jejak yang tertinggal akan selalu ada-sebuah pengingat bahwa cinta tidak selalu tentang memiliki, tetapi tentang berbagi perjalanan dan tumbuh bersama, meski akhirnya harus melepaskan. #Ditulis berdasarkan kisah Penulis
4 parts