🌿 12. It's okay [21+]

233K 2.4K 497
                                    

Hidungku tersumbat, dadaku sesak karena sisa isak tangis dengan alasan yang tidak jelas. Aku menyeret kakiku agar bisa segera beranjak dari dorm dreamies dan kembali ke unitku.

Selangkah setelah aku masuk ke unitku ragaku kembali mematung, mataku menatap seseorang didepanku sayu menopang air mata.

Ditempatnya berdiri, dia terlihat baik baik saja. Em apakah?

"Hai Nara..."

Kakiku melangkah cepat dan memeluknya erat sebagai jawaban dari sapaannya.

"Jeminiiii..."

Suaraku serak menyerukan namanya, terasa tangannya yang melingkar di pinggangku dan mengelus punggungku untuk menenangkanku.

Sial aku tidak bisa bernafas, dia terlalu tinggi sehingga kepalaku tenggelam di lehernya.

Dengan alasan aku langsung memukul dadanya, dia tau rupaku sudah tidak karuan dan dia hanya tersenyum.

"Jadi gua nangis sia sia? Gua dah kek drama banget sampek ketiduran di depan kamar lu taunya elu disini"

Tepat setelah aku berkata aku langsung merengek kembali dihadapan Jaemin.

"Haha gua denger semua Nara, gua di dalem. Gua belum lama sampek sini"

Kupikir awalnya Jaemin nggak ada di kamar saat aku merengek nggak jelas didepan kamarnya, tapi? Kapan dia sampek sini? Udahlah hal itu udah nggak penting, yang penting sekarang dia terlihat baik baik aja.

"Jemini aku minta maaf, aku buruk menjadi sahabat"

Kepalaku menunduk karena nggak ada keberanian untuk menatapnya. Tapi terasa dia menatapku dalam.

Jaemin terus diam hingga aku harus memberanikan untuk menatapnya.

Aku menghembuskan nafas panjang setelah menatapnya, matanya sayu terkunci pada mataku.

Hahh.. bahkan aku nggak pernah berpikir hal ini akan terjadi, jadi aku harus bagaimana?

Tiba tiba Jaemin mengecup bibirku, dan langsung masuk ke inti melumat bibirku lembut. Tangannya perlahan mengusap leherku dan berhenti menahan tengkukku.

Haruskah? Oke. Perlahan aku menutup mataku dan membalas ciuman Jaemin, tanganku kusilangkan pada leher Jaemin, yang membuat reaksi salah satu tangan Jaemin melingkar dipinggangku.

Aku sedikit terkejut ketika tangan Jaemin yang melingkar dipinggangku mendorong tubuhku untuk lebih mendekat dengannya.

Aku bener bener hanyut dalam permainannya. Tanganku mulai brutal mengacak rambut Jaemin, dan tangan Jaemin mulai mengelus punggungku.

Terasa suhu tubuh kami meningkat karena ciuman yang semakin panas. Nafasku habis, perlahan aku melepas tautan bibir kami.

Aku masih belum terlalu berani menatap matanya setelah apa yang kami lakukan, tapi dia terus menatapku.

Jaemin menarikku, mengangkatku dan mendudukkan di meja. Apakah dia minta lebih? Harus gimana aku? Haruskah?

Jemarinya menyapu rambutku, tangan kirinya berada dipinggangku. Sebenarnya aku takut jika dia tiba tiba brutal menerkamku, alhasil aku sedikit ragu untuk melakukannya.

Oke tunggu, aku menunggu pergerakan Jaemin selanjutnya untuk mengetahui apa tujuannya.

Tangannya mengangkat daguku sehingga aku bisa jelas menatap wajah manisnya, namun wajahnya semakin mendekat ke wajahku dan Jaemin kembali mengecup bibirku.

"Naraa..."

Setelah berapa lama akhirnya ada suara yang keluar diantara kami.

"Emmm Jemini kenapa?"

About J | Jung Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang