02

221 14 4
                                    

"Yurina" Neru terbangun dari tidurnya. Nafasnya memburu dengan keringat mengucur diwajahnya.

"Neru. Neru kau tak apa?" Neru menatap Risa "Risa dimana kita?"

"Kita di ruang kesehatan. Kau mau kemana Neru?" Risa menahan Neru ketika Neru akan berdiri.

"Yurina dalam bahaya. Kita harus menyelamatkannya"

"Neru berhenti memikirkan Hirate. Kita juga dalam bahaya. Di sana banyak mayat hidup berkeliaran"

"Tapi..." Risa memegang kedua pipi Neru dan menatap Neru dalam.

"Neru" Risa benci mengatakannya tapi ia harus mengatakannya untuk menenangkan Neru "Hirate pasti akan baik-baik saja ok. Kau jangan khawatir. Setelah semuanya aman kita akan mencari Hirate" dan itu berhasil. Neru menurut dan kembali berbaring di ranjang ruang kesehatan.

Risa pun kembali ke sofa di samping ranjang Neru.

🥀🥀🥀

Miyazawa menatap rekaman cctv yang sudah berhasil ia bobol. Ia melihat banyaknya mayat hidup yang berkeliaran. Bahkan ada juga yang berhasil bersembunyi.

"Ha ha ha" tawa Miyazawa menggema di ruangannya. Ia menikmati apa yang telah ia perbuat.

Telpon Miyazawa berdering, ia langsung mengangkatnya.

"Ah Tuan Yamada. Jadi bagaimana dengan rekaman yang saya kirimkan"

"Luar bisa Tuan Miyazawa. Saya akan membeli virus itu. Saya akan membayar berapa pun harga"

"Penawaran menarik. Tapi Z-Virus hanya ada satu botol saja. Jadi saya akan memberikan kepada yang membayarnya paling tinggi"

"Saya akan memastikan saya yang akan membelinya"

Miyazawa menutup panggilannya dan kembali menatap rekaman cctv itu.

🥀🥀🥀

Bugh

Hirate berhasil memukul kepala zombie itu keras sehingga zombie itu mati untuk kedua kalinya. Darah zombie itu mengenai seragam Hirate.

"Techi kau tak apa?" Kobayashi dan Suzumoto mendekati Hirate.

"Aku baik-baik saja Koba" "Disini tidak aman sebaiknya kita mencari tempat untuk bersembunyi" Hirate dan Kobayashi menyetujui usulan Suzumoto.

"Maaf karena aku tidak mempercayaimu" Suzumoto menatap Hirate "Tak apa"

Mereka mulai berjalan untuk mencari tempat yang aman.

"Bukankah kita memerlukan senjata. Setidaknya untuk bertahan" Hirate melihat-lihat apa yang bisa ia jadikan senjata.

"Bagaimana dengan itu?" Hirate menujuk sebuah balok kayu yang berukuran sedang untuk mereka gunakan.

"Boleh juga. Tapi hanya ada satu" ujar Kobayashi.

"Aku akan membawanya untuk berjaga-jaga"

Setelah mengambil balok kayu itu mereka mulai berjalan. Namun langkah mereka terhenti karena mendengar langkah kaki terseok-seok. Mereka bersembunyi dibalik tembok, Hirate menggenggam balok kayu itu erat dan siap untuk dilayangkan kapan saja.

Z-VIRUS ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang