END

174 12 1
                                    

Keesokan harinya mereka memulai rencana mereka. Tekad mereka sudah bulat untuk keluar dari sekolah ini. Dengan langkah waspada mereka meninggalkan ruang olahraga. Namun para zombie seperti sudah tahu rencana mereka. Entah kenapa zombie-zombie itu semakin banyak, Hirate pun sedikit kewalahan untuk melawan zombie-zombie. Jika saja ia hanya sendiri, tidak sulit untuk membunuh zombie-zombie tersebut. Ia lebih mengutamakan keselamatan teman-temannya. Mereka pun memilih untuk melarikan diri dari zombie-zombie tersebut. Dan zombie-zombie itu tidak mau kalah, mereka mengejarnya. Hingga sampailah mereka diluar gedung sekolah.

Dengan nafas tersengal-sengal, mereka terus berlari karena zombie-zombie itu tetap mengejar mereka.

Gerbang sekolah tiba-tiba saja terbuka, masuk beberapa mobil. Mobil-mobil itu berhenti tepat didepan mereka. Lalu keluarlah sekitar 20 orang berbadan besar dengan memakai pakaian formal. Sedangkan dari belakang mereka zombie-zombie itu berhasil menyusul.

Pria-pria itu lalu menembak zombie-zombie yang mengejar Hirate dan teman-temannya tanpa meninggalkan satu pun. Setelah itu keluarlah seorang pria dengan memakai kacamata hitam yang bisa dipastikan atasan pria yang berbadan besar tersebut.

Pria itu melepaskan kacamata, dan memberikan Hirate senyum ramahnya.

"Jadi... Kau adalah Hirate Yurina"

"Siapa kau?" bukan Hirate yang bertanya tapi Akane.

"Miyazawa Takeda" ujar Sugai menatap Miyazawa tajam.

Miyazawa tersenyum "Tidak ku sangka putri dari Tuan Sugai ada disini" seru Miyazawa sambil menatap Yuuka angkuh.

"Yuuka bagaimana kau tahu?" tanya Suzumoto.

"Dia adalah saingan dari perusahaan ayahku. Dia itu pria licik. Dia akan melakukan apapun untuk perusahaannya bahkan membunuh" jelas Yuuka yang masih menatap Miyazawa tajam.

"Apa?"

"Dia juga hampir membunuh ayahku karena perusahaan ayahku jauh di atasnya"

"Aku kagum nona Sugai. Di usiamu yang masih remaja sudah mengerti tentang bisnis. Tapi itu tidak berlangsung lama" Miyazawa tersenyum jahat.

"Jadi kau yang melakukan ini semua?" tanya Risa yang sedari tadi diam.

"Tentu saja. Aku tidak menyangka seseorang bisa bersatu dengan Z-Virus" Risa sangat tahu kemana arah pembicaraan Miyazawa.

"Dasar bedebah" Sugai hendak menampar Miyazawa tapi Miyazawa menahannya.

"Yuuka. Hei lepaskan Yuuka" ujar Akane marah. Tapi salah satu pria berbadan besar menahannya.

"Hei lepaskan aku" Akane meronta-ronta untuk dilepaskan.

"Dengar nona Sugai. Jangan macam-macam denganku. Masa kejayaan ayahmu tidak akan berlangsung lama setelah kematian mu" ancam Miyazawa. Pergelangan tangan Yuuka digenggam sangat erat membuat Yuuka meringis. Lalu Miyazawa mendorong Yuuka, pria berbadan besar lainnya juga menahan Yuuka.

"Tahan mereka. Kecuali nona Hirate" Pria-pria berbadan besar menahan semua teman-temannya Hirate. Sedangkan Hirate hanya menatap datar.

"Jujur saja nona Hirate saya sangat kagum dengan anda. Saya juga membawakan anda hadiah kecil" Miyazawa memberikan perintah pada orang suruhannya. Lalu datanglah sebuah helikopter dengan membawa sebuah kotak besar. Lalu kotak itu diturunkan. Dengan sekali menekan tombol, kotak besar itu membuka dengan sendirinya dan tampak sebuah mobil yang sangat mewah.

Mata Hirate berbinar, bagaimana tidak sebuah mobil yang harganya bisa membeli sebuah rumah diberikan kepada secara cuma-cuma, pikirnya.

Mangsa sudah masuk jebakan

Z-VIRUS ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang