"Uhuk uhuk" suara batuk membangunkan Yone, Habu dan Koike. Mereka tersadar bahwa Hirate sedang sakit pun langsung menghampiri Hirate. Namun mereka tidak menemukan Hirate di sofa tempat Hirate tidur. Suara batuk itu semakin menjadi, Habu langsung menyadari bahwa Hirate sedang berjongkok disudut ruangan. Habu pun menghampiri Hirate.
"Techi kau tak apa?" ujar Habu sambil memegang pundak Hirate. Namun Hirate tidak merespon Habu.
"Hei Techi..." Habu membalikkan tubuh Hirate, alangkah kagetnya ia melihat tatapan kosong Hirate.
Hirate tiba-tiba menyerang Habu, Yone dan Koike kaget melihat Hirate.
"Hei Techi sadarlah" Hirate tetap tidak mendengar, ia tetap berusaha menyerang Habu. Yone tidak sengaja melihat besi berukuran sedang. Tanpa pikir panjang Yone langsung memukul Hirate tepat di kepalanya. Dan itu berhasil membuat Hirate terjatuh tak jauh dari Habu dengan membelakangi Habu.
Koike cepat-cepat membantu Habu berdiri. Hirate mulai berdiri dengan masih berdiri membelakangi Habu. Yone memegang erat-erat besi itu saat Hirate menggelengkan kepalanya.
Dengan gerakan slow motionnya Hirate berbalik, Yone pun reflek melayangkan besi itu lagi namun Hirate menahan menggunakan tangannya. Sedangkan tangan yang satunya lagi ia guna untuk mengusap bagian kepalanya yang dipukul Yone.
"Aduh sakit" keluh Hirate. Hirate lalu menatap satu-persatu.
"Yone, Habu, Koike. Yaho" sapa Hirate semangat sambil mengangkat tangannya yang memegang besi tadi. Mereka bertiga menatap Hirate tanpa berkedip dengan perubahan tiba-tibanya.
Hirate sendiri masih memikirkan bagaimana kepalanya bisa sakit. Bahkan Hirate masih tidak sadar dengan apa yang ia pegang.
"Kalian sedang apa disini?" Tidak ada satupun yang menjawab. "Hei" Hirate menggoyang-goyangkan tangannya didepan ketiganya. Yone yang pertamakali sadar memberanikan diri untuk mendekati Hirate. Lalu dengan secepat kilat ia mencubit pipi Hirate.
"Aduh. Sakit. Sakit. Yone lepas. Pipiku sakit" Yone lantas melepaskan cubitannya.
"Kau...benar Techi?" tanya Yone tak yakin.
Tawa Hirate pecah, mereka bertiga semakin heran dengan perubahan Hirate. Bahkan dulu Hirate tidak pernah tertawa seperti ini. Jangankan tertawa, senyum aja sulit.
"Kalian sedang bercanda atau kalian sedang bermain tebak-tebakan. Kalau begitu aku ikut" ujar Hirate antusias.
"Jadi kau benar Techi?" ucap Yone memastikan.
"Tentu saja aku..." Hirate baru sadar ia memegang besi yang juga dipegang oleh Yone.
"Ah. Jadi kau yang memukulku Yone-san" Yone reflek melepaskan besi itu dan menggaruk tengkuknya.
"Hehe maafkan aku" ujar Yone cengengesan.
"Hei itu sakit"
"Seharusnya kau bertanya kenapa aku memukulmu" dengan polosnya Hirate menuruti Yone. "Baiklah. Jadi kenapa kau memukulku"
"Techi apa kau tak menyadari sesuatu?" tanya Koike yang sedari tadi diam.
"Menyadari apa?"
"Kau hampir saja membunuh Habu-chan" ucapan Koike membuat Hirate terdiam.
"Tidak tidak. Tidak mungkin aku membunuh Habu-chan" sangkal Hirate.
"Yone mungkin kau memukul Techi terlalu keras sampai ia lupa apa yang terjadi" ujar Koike.
"Apa benar aku melakukannya" Hirate menunjuk dirinya. Mereka bertiga mengangguk cepat.
"Apa kau salah makan. Ku kira kau salah satu dari zombie diluar sana" sahut Habu menatap Hirate serius.
"Zombie!?" gumam Hirate.
Hirate berpikir sebentar, sepertinya ada yang terjadi antara dirinya dan zombie. Lalu Hirate teringat bahwa ia digigit zombie sebelumnya.
"Punggungku. Punggungku. Punggungku" ujar Hirate khawatir.
"Techi yang Yone-san pukul itu kepalamu bukan punggungmu. Kau tidak perlu mencemaskan punggungmu" ujar Habu yang masih belum menyadari kekhawatiran Hirate.
"Bukan itu. Zombie itu menggigit punggungku" Hirate berusaha untuk melihat keadaan punggungnya. Tapi bukannya kelihatan malahan ia hanya berputar-putar ditempat.
Mereka bertiga spontan tertawa "Kau bercanda ya. Jikapun kau digigit kau pasti akan menjadi zombie dari kemarin" sahut Yone yang masih menghentikan tawanya.
Hirate menatap ketiganya serius "Aku serius" melihat keseriusan di mata Hirate, serentak mereka bertiga memeriksa punggung Hirate.
"Techi tidak ada apa-apa" ucap Koike dengan nada khasnya.
"Apa? Bagaimana mungkin tidak ada?" gumam Hirate heran.
"Mungkin hanya mimpi"
"Tidak tidak. Aku ingat betul, aku sempat digigit zombie sebelum aku pingsan" Yone langsung menatap Hirate serius.
"Kau tidak bercanda, bukan?" Hirate menggeleng cepat.
"Satu cara untuk bisa membuktikannya. Jika itu memang benar maka sesuai dengan kesimpulanku" Yone berjalan kearah lemari berukuran sedang yang berisikan peralatan laboratorium.
Yone kembali dengan memegang sebuah pisau.
"Yon...Yone kau mau apa?" tanya Koike khawatir.
"Memastikan sesuatu" Habu dan Koike menelan ludah. Sedangkan Hirate masih tidak bisa mencerna apa yang akan dilakukan Yone.
Yone berdiri tepat didepan Hirate. Hirate memberikan senyum polosnya "Jadi apa yang ingin kau pastikan" tanpa aba-aba Yone langsung mengayunkan pisau tersebut hingga melukai tangan Hirate lumayan dalam. Koike reflek menutup matanya, sedangkan Habu melotot melihat yang dilakukan Yone.
Darah merembes keluar, reflek Hirate langsung menutupi lukanya dengan tangannya.
"Apa yang kau lakukan?" Yone tidak mengindahkan bentakan Hirate.
"Techi lepaskan tanganmu dari lukamu"
"Kau gila darahnya akan semakin keluar" karena tidak sabaran Yone langsung melepaskan tangan Hirate paksa. Koike pun memberanikan dirinya untuk melihat
Mereka semua tercengang tidak ada bekas luka ditangan Hirate melainkan darah Hirate yang masih tersisa
ditangannya."Apa maksudnya ini?" tanya Habu tak percaya.
Dengan senyum bangganya Yone menepuk bahu Hirate "Biar aku jelaskan"
"Dari penjelasan Techi tadi, aku merasa virus yang menyebabkan orang-orang menjadi zombie itu menyatu dengan sel darah Techi sehingga virus itu membuat Techi bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Jadi itulah kenapa bekas gigitannya tidak ditemukan" penjelasan Yone tidak bisa diserap oleh kepala Hirate.
"Tapi..."
"Tapi?" Yone menatap Koike sejenak.
"Sewaktu-waktu Techi pasti kehilangan kendali atas dirinya. Jadi yang bisa kita lakukan hanyalah" Yone tidak melanjutkan ucapannya.
"Memukul kepalanya?" tebak Habu.
"Aku tidak yakin tapi itu berhasil saat Techi menyerang Habu tadi" Hirate langsung memegang kepalanya dan menggeleng cepat.
"Tidak. Tidak tidak tidak. Aku tidak mau" pekik Hirate. Dengan secepat kilat Hirate bersembunyi. Yone terkekeh geli melihat tingkah Hirate. Hirate sudah seperti anak kecil yang akan dihukum orang tuanya.
"Lalu bagaimana dengan sifatnya yang sekarang?" bisik Habu.
"Aku tidak yakin tapi mungkin virus itu membuat sifat Techi bertolak belakang dengan sifatnya yang sekarang" jelas Yone
"Apa itu akan baik-baik saja?" Kali ini Koike yang bertanya.
"Aku tak yakin. Tapi mungkin" balas Yone ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z-VIRUS ( END )
HorrorWarning gxg!! SMA Keyaki menjadi kacau setelah datangnya virus yang dari entah berantah membuat seseorang menjadi mayat hidup. Mayat hidup atau lebih dikenal zombie tersebut dengan ganasnya menyerang seluruh warga sekolah. Hirate Yurina harus berju...