Tidak
Tidak ada yang benar benar kehilangan seseorangSaat awan menghilang,
Langit masih cerah diatas kepala
Saat angin berhembus,
Gunung gunung masih tinggi menjulang
Saat api mulai padam,
Panas masih dapat dirasa
Dan saat ombak kembali ke samudera,
Pasir putih tetap basahSaat tangan yang saling menaut mulai terlepas,
Hati masih saling terikat
Ketika wajah tak dapat lagi dilihat,
Bersemayamlah rindu pada jiwa
Ketika mata tak lagi sama menatap
Nyalang rindu tak terhinggaTidak
Tidak ada yang benar benar kehilangan seseorang******
Cristho berdiri menatap beberapa perempuan didepannya. Matanya membelalak. Keringat mulai mengucur dipelipisnya. Nafasnya terlihat tak beraturan. Jelas sekali ia merasa panik dan ketakutan.
Ia menarik Esther ke belakang tubuhnya. Berusaha melindungi gadis itu meski ia sadar mungkin semuanya akan sia sia. Tapi ia tak peduli, ia akan melindungi sebisa yang ia lakukan.
Esther pun sama terkejutnya dengan Cristho. Ia juga merasa khawatir dan takut. Ia berdiri dibelakang Cristho. Menatap para perempuan yang menatapnya dengan senyum sinis.
"Benar benar tidak dapat disangka. Duyung ini menyembunyikan manusia dirumahnya" ucap Popy. Pemimpin dari anak buah Lucille.
Perempuan perempuan itu mencoba mendekat. Dan berhenti saat Cristho berteriak lantang.
"Tak kan kubiarkan kalian menyentuh Esther!!!" Teriaknya.
Perempuan itu menatap sinis Cristho dan Esther. Namun tak peduli dan tetap mendekat. Mencoba meraih Esther dan menjauhkannya dari Cristho.
Popy menyeret Esther dengan paksa saat salah seorang dari mereka mendorong Cristho hingga terjerembap.
"Lepaskan Esther!!! Kalian tidak berhak mengambilnya dariku!!!"
Cristho bangkit dan berlari kearah Esther, namun ia kembali terjatuh saat seseorang menghalangi langkahnya dan menamparnya sangat keras.
"Cristho!!!!"
Esther berteriak. Ia meronta ronta agar terlepas dari cengkeraman Popy dan seseorang yang lain. Namun usaha nya sia sia. Tenaga nya tak sekuat para duyung itu.
"Jangan pernah sakiti Cristho!! Aku akan membunuh kalian!!!!"
Popy menyerahkan Esther pada dua perempuan yang lain.
Ia mendekati Cristho dan menamparnya. Berkali kali menamparnya hingga pipi itu begitu merah. Amat menyakitkan.
Karena terlalu lemah, Cristho pun terjerembab."Ku mohon... Jangan ambil Esther dariku, aku mohon...."
Cristho menangis sesenggukan. Ia memohon pada Popy yang berdiri dengan sinis didepannya.
"Kau memohon padaku untuk kesalahan yang kau lakukan?
Kau tahu peraturan disini kan? Tapi kau melanggarnya. Diam diam menyembunyikan manusia ditempat tinggalmu.
Jangan salahkan kami jika kami melakukan ini" ucap Popy."Kau boleh menghukumku. Lakukan apapun semaumu. Akan kujalani hukumannya. Tapi kumohon, jangan ambil Esther, jangan menyakitinya.." Cristho terus menangis.
Esther pun tak mampu menahan airmatanya. Ia tidak tega melihat Cristho disakiti seperti itu.
Ia terus meronta. Namun kedua perempuan yang mencengkeram lengannya tak mau melepasnya sedetik pun."Aku akan membawanya menghadap Yang Mulia Lucille. Dan kau akan menerima hukuman karena telah melanggar peraturan.
Dan mungkin saja kalian sudah tidak bernafas lagi esok hari" Popy tersenyum sinis.Cristho menggelengkan kepala dengan terus menangis. Ia hampir putus asa. Tapi ia tidak mau kehilangan Esther.
Tidak mau berpisah dengan manusia itu sedetikpun."Bawa aku!!!!!"
Semua yang ada disana menoleh kearah Esther yang tiba tiba berteriak.
"Bawa aku!! Tapi jangan pernah kalian menyakiti Cristho!!" Teriaknya.
Cristho hampir tak percaya dengan ucapan Esther. Bagaimana bisa Esther menyerah hanya karena dirinya?
Bahkan dirinya sendiri rela dihukum asalkan gadis itu baik baik saja."Apa maksudmu? Kau tidak akan kemana mana Esther! Kau akan tetap bersamaku!!" Seru Cristho.
"Aku tidak bisa melihatmu terluka seperti itu! Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan mereka menyakitimu!"
"Tidak! Kau tidak boleh pergi! Biarkan aku yang dihukum, asal kau baik baik saja! Aku rela melakukan apapun! Aku mohon jangan menyerah Esther!"
"Kau terluka karena aku... Aku tidak bisa melihatmu terluka.."
Popy menatap sinis keduanya.
Cristho ataupun Esther sama sama menangis. Siapapun yang mendengarnya pastilah akan terenyuh. Tapi tidak dengan para duyung yang kejam itu."Bawa manusia itu!"
Popy berseru pada anak buahnya yang langsung mengangguk mengerti.
"Jangan! Ku mohon jangan bawa Esther! Popy, hukum saja aku Popy! Asal jangan bawa Esther ku mohon!"
Popy mendorong Cristho begitu keras hingga Perempuan itu tersungkur. Menangis memohon agar gadis itu tidak dibawa pergi.
"Kurang ajar! Jangan sakiti Cristho!!" Teriak Esther.
Tapi para duyung itu tidak peduli. Beberapa orang yang membawa Esther berjalan lebih dulu, meninggalkan Popy yang masih dibelakang.
"Tunggulah hukumanmu Cristho. Yang Mulia Lucille tidak akan melepas seorang pelanggar" ucap Popy dengan tegas.
Cristho hanya menangis. Dia jatuh terduduk dipasir putih.
Ia tidak rela melihat Esther dibawa menghadap Lucille. Tapi ia akan selalu berharap untuk kebaikan gadis itu. Meski ia tak yakin, karena ia tahu betapa bengisnya Lucille."Esther....."
"Esther maafkan aku...."
"Maafkan aku..."
_
Esther hanya menurut saat para duyung itu menyeretnya.
Sepanjang perjalanan ia hanya melamun. Tatapannya begitu kosong. Ia hanya memikirkan dan terus memikirkan Cristho.Ia tidak peduli apapun keadaannya. Ia tidak peduli dengan hukuman yang akan diterimanya saat menghadap Lucille. Ia terlalu takut jika Lucille menyakiti Cristho. Si penyelamat hidupnya.
'Cristho...
Jangan khawatir, aku akan baik baik saja'
BERSAMBUNG
Ah, jd pengen ketemu sang ratu duyung😁
Lanjutannya lg ngetik, klo udah selesai pasti di up hehe
Klo belum ya berarti blum selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
CRISTHO dan LAUTAN
FantasyCristho menyelamatkan aku, dan membawaku ke negeri dongeng. Dan aku melihat lautan.