CRISTHO & PULAU PARA DUYUNG

1.3K 128 11
                                    

Semua hal di dunia mempunyai perbedaan
Begitu pula dengan laut dan daratan

Melihat hiu berenang
Tapi tak melihat gajah berlari

Melihat parimanta menyelam
Tapi tak melihat ular membelit

Hidupku berteman air
Bersama lumba lumba dan kawannya
Biarkan perbedaan menjadi istimewa
Istimewa
Layaknya DIA,

_

Perempuan itu membawa Esther ke Pulau Para Duyung. Dan Esther berpikir, jika tempat itu seperti dalam negeri dongeng.
Sangat berbeda dengan tempat tinggalnya di daratan.

Esther jadi ingat dengan sesuatu.
Waktu itu, ia pernah membaca buku cerita milik Chris. Cerita tentang seorang pangeran dengan duyung cantik.
Di cerita itu, si duyung menjalani kehidupan didunia manusia bersama sang pangeran.

Esther juga mencoba menonton film tentang duyung. Dan disana ceritanya pun sama. Yaitu duyung yang berada di dunia manusia karena menyukai seorang laki laki.

Tapi kisahnya saat ini sangat berbeda dengan cerita cerita dongeng itu.
Jika biasanya duyung itu tinggal di dunia manusia, ia justru tidak.
Tapi Esther lah yang berada di dunia duyung.
Dan ini semua nyata. Kenyataan ini masih membuat Esther tidak percaya.

Jika duyung tinggal di dunia manusia, duyung itu bisa memakai pakaian manusia.
Sedangkan ia? Tidak mungkin ia memakai pakaian pakaian para duyung yang sangat minim itu.

Jika di dunia manusia, para duyung dapat memakan makanan manusia.
Sedangkan ia? Ia bahkan tidak tahu apa yang dimakan oleh para duyung.

Memikirkan banyak hal membuat kepalanya pusing.

Perempuan yang sejak tadi menggandeng tangan Esther pun berhenti lalu berdiri menghadap Esther. Menyentuh kedua pipi Esther lembut.

"Kau sakit?" perempuan itu bertanya.

Esther hanya menggeleng. Berdiri mematung  dihadapan perempuan yang masih terus menyentuh pipinya.
Sungguh, jika ia seorang laki laki, pasti ia akan meleleh melihat perempuan cantik dengan pakaian yang sangat minim seperti perempuan didepannya saat ini.
Untunglah ia seorang perempuan. Jadi semua itu tidak berefek apa apa.

"Sabar ya. Sebentar lagi kita sampai dirumahku"
ucap perempuan itu seraya tersenyum. Lalu kembali menggandeng tangan Esther menuju kerumahnya.

Esther hanya menurut dan kembali mengikuti langkah perempuan itu.

Sepanjang perjalanan Esther memperhatikan tempat aneh itu.
Pulau itu berpasir putih sebagai alasnya.
Di tepi tepi pantai penuh dengan pepohonan bakau.
Dan banyak sekali goa goa kecil. Esther menebak jika itu adalah rumah para duyung.

Esther juga melihat beberapa ekor penyu tengah bertelur.
Lalu, ia juga melihat jika pasir putih disekelilingnya itu terdapat banyak hewan hewan kecil yang memiliki cangkang.

Esther sempat melihat ada sebuah jangkar yang sudah berkarat. Tidak jauh dari situ ada sebuah kapal yang telah rusak.

"Apa pernah ada manusia yang singgah disini?" tanya Esther.
Pertanyaannya membuat perempuan itu berhenti. Lalu menghadap Esther.

"Pernah. Sekitar 80 tahun yang lalu. Saat itu usiaku masih 19 tahun" jawab perempuan itu.

Ucapan perempuan itu membuat Esther terkejut.

"K-kau? Usiamu..?" tanya Esther tak percaya.

"Ya. Saat ini usiaku 99 tahun" ucap perempuan.

Esther tercengang tidak percaya. Perempuan didepannya ini sangatlah cantik. Masih muda. Memiliki rambut pirang panjang sebatas pinggul. Berkulit putih. Bola matanya berwarna hijau jernih. Sedikit lebih tinggi dari Esther.
Bahkan Esther menebak jika usia perempuan itu sekitar 25 tahun.
Tapi ternyata usia perempuan itu membuatnya tercengang.

"Tidak percaya? Hahaha aku akan menceritakannya setelah kita sampai dirumahku" ucap perempuan itu. Dan kembali menggandeng Esther menuju rumahnya.

Tiba tiba perempuan itu menarik tangan Esther lalu bersembunyi dibalik bebatuan karang, saat melihat beberapa perempuan melintas.

"Ke-kenapa?" tanya Esther terbata.

"Sssttttt jangan keras keras. Nanti mereka dengar" ucap perempuan itu berbisik.

Esther mengangguk dan kembali diam disamping perempuan itu.

Setelah dirasa aman, mereka pun keluar dari persembunyian.

"Mereka adalah anak buah Lucille. Aku akan memberitahumu tentang Lucille nanti dirumah" ucap perempuan itu.

Mereka kembali meneruskan langkah menuju rumah perempuan itu.

_

"Ini rumahku, maaf jika tidak senyaman tempat tinggalmu di darat" ucap perempuan itu setelah sampai dirumahnya.

"Aku tidak mempermasalahkan ini" ucap Esther. Lalu memperhatikan rumah perempuan itu.

Rumah perempuan itu terlihat seperti goa jika dari luar.
Tapi didalamnya sangat berbeda.
Seperti rumah rumah kuno para hobbit. Hanya saja ukurannya jauh lebih besar dari rumah para hobbit.

"Namaku CRISTHO. Siapa namamu?" tanya perempuan itu seraya duduk disamping Esther.

"Esther. Esther Grint" jawab Esther.

"Nama yang bagus. Aku suka" ucap Cristho.

"Terimakasih" ucap Esther.

Lalu keduanya diam. Membuat suasana menjadi hening. Sehingga Cristho kembali bersuara.

"Apa kau masih penasaran dengan usiaku Esther?" tanya Cristho.

"Ceritakan padaku" jawab Esther.

Cristho pun mulai menjelaskan tentang usianya.

"Aku tahu kau bingung dengan ini. Mengapa di usiaku yang ke 99 tahun aku masih terlihat muda.
Esther, kami para duyung sulit untuk menua. Berapapun usia kami. Fisik kami tidak berubah.
Tapi bukan berarti kami adalah makhluk abadi. Sama sekali bukan.
Kami bisa mati, jika kami mengalami sakit yang tidak sembuh ataupun dibunuh.
Jadi selama kami tidak merasa sakit atau dibunuh. Kami belum akan mati" ucap Cristho.

Esther mendengarkannya dengan seksama.

"Dan Lucille, dia adalah ratu para duyung. Bahkan usianya saat ini sudah lebih dari 140 tahun. Dan dia masih terlihat muda sampai sekarang" ucap Cristho.

"Lucille? Yang mempunyai anak buah itu?" tanya Esther.

"Ya, Lucille. Dia seorang ratu para duyung. Dan dia akan menangkap siapapun yang dianggapnya asing.
Bahkan, manusia yang singgah disini 80 tahun lalu juga mati ditangannya.
Maka dari itu, aku menyembunyikanmu ketika beberapa anak buah Lucille  melintas.
Aku hanya tidak ingin kau ditangkap dan diserahkan pada Lucille.
Aku ingin kau tetap baik baik saja bersamaku disini Esther" ucap Cristho.

Cristho menatap mata Esther. Tepat ke manik mata Esther. Menatapnya lekat lekat.

"Bukankah ini juga akan membahayakan dirimu jika kau ketahuan telah menyembunyikan seorang manusia?" tanya Esther.

"Aku rela melakukan apapun. Karena aku bersumpah, aku akan menjagamu selama disini. Aku tidak peduli meskipun aku harus dihukum oleh Lucille karena menyembunyikanmu.
Tapi selama aku mampu, aku akan terus melindungimu" jawab Cristho.

Esther tercekat.

"Kenapa? Kenapa membelaku sejauh ini?" tanya Esther.

Cristho diam sejenak dan kembali berucap.

"Karena aku sudah memperhatikanmu sejak lama" jawab Cristho.

Alis kiri Esther terangkat.

"Apa maksudnya?"

BERSAMBUNG

CRISTHO dan LAUTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang