₳ɎĐɆ₦ (4)

5.8K 461 32
                                    


🦋🦋

"Gimana kalau kita ambil aja Aden",ucapnya

"Ikuti aja alurnya dan jangan ngerengek seperti seorang anak cewe",balas papanya

Lain pula yang menghuni mansion Garelio Mansions. Mansion yang megah yang dulu terisi dengan kebahagian sekarang hanya kesepian.

"Tapi pa aku kangen banget sama Aden, tau gak pa di sekolah Aden tu selalu di bully sama yang lain!!" ucap anak itu tegas

"Hmm Aidan kalau makan ya makan jangan ngomong entar keselek mati gak jadi dong kamu ketemu adek abang itu" ucap Arion membuat Aidan sedikit terbelalak

"Abang doain Aidan koid ya!!" ucap Aidan sedikit meninggi kan suara

"Aidan Arion udah dong kalian udah gede gausah berantem lagi kayak anak kecil" tegur sang mama Damia

"Hmm sekarang makan dulu nanti kita bahas tentang si kecil" ujar papa Garel dan diiyakan saja oleh mereka

☁️☁️☁️

Saat ini mereka sudah berada di ruang keluarga dan kini mereka lagi membahaskan tentang si kecil yang masih berada di rumah keluarga angkatnya itu.

"Mas aku pikir bener juga kata Arion, Kita itu berkuasa masa iya masih takut jika si kecil kenapa napa? Sedangkan kita orang tuanya. Kita bisa menjaga dan merawatnya kenapa harus orang lain yang merawat sedang kan keluarga kandungnya masih utuh dan bisa menjaga nya dan memberi kasih sayang sepenuhnya kepada dia" ucap sang isteri mampu membuat Garel sedikit berfikir ulang dengan apa yang di ucapkan oleh istrinya.

Ada benarnya juga sih apa yang di ucapkan nya itu, mereka orang tua dan sudah seharusnya mereka yang menjaga anak itu bukan memberi hak  perlindungan anaknya ke pada orang lain.

"Baik lah mas bakal urus semuanya dan membawa kembali si kecil ke mansion kita" ucap papa Farel membuat mereka tersenyum gembira

"Arion ikut ya buat bawa Aden pulang ke mansion ini" tungkas Arion dengan suara nya yang terdengar senang sekali.

Begitu juga Aidan yang ikutan tersenyum gembira sambil tak bisa berkata lagi.

Dia mulai menerawang hal apa saja yang akan di lakukan ya dengan adek kecilnya itu mengingat mereka sudah membuang banyak waktu untuk bersama sama

"Ini semua gara gara dia, gue bakal hancurin kalian mau seberapa pun kalian sembunyi lo pada gak akan bisa nantangin gue" batin si sulung ya siapa lagi kalau bukan Arion yang saat ini bergelut dengan hapenya

☁️☁️☁️

Sementara di tempat lain lebih tepat nya di sebuah mansion tak kalah gedenya seperti mansion milik Garelio. Di sini Ayden sudah memasuki kamarnya dan berbuat sejenak setelah mendengar bentakan dari sang bunda tirinya itu.

"Tuhan kapan semua ini menjadi hari akhir untuk ku menderita? Kapan aku bakal bahagia? Aku cape tuhan, kenapa semua yang tejadi harus di diriku?" gumam Ayden tanpa sadar air matanya mengalir turun

Tanpa di ketahui ya seorang pemuda setia berdiri di pintu kamarnya dan mendengar semua apa yang di ucap Ayden

"Dek?" Panggil nya membuat Ayden berhenti menangis dan mengelap air matanya secara kasar

"Bang Garry? ada apa bang?" tanya Ayden sopan dan sedikit tersenyum

"Abang tidur di sini boleh?  Lagi pula kita udah lama gak tidur bareng abang kangen" ucap bang Garry sambil duduk di samping Ayden

"Bol..." belum sempat Ayden menyambung ayatnya pintunya duluan di buka secara kasar dan memperlihatkan sosok pemuda yang setahun tua dari Ayden

"Gelio!!" marah bang Garry menatap tajam ke arah anak itu. Sementara yang di tatap hanya cengengesan menatap mereka

"Untung kita gak punya riwayat sakit jantung kalau nggak udah jantungan" ucap Ayden membuat Gelio tertawa pelan lalu berjalan mendekat ke arah keduanya

"Abang gak adil!!! ga ngajak ngajak buat tidur bareng adek!!" marah Gelio

"Ehh apa apaan kamu sana tidur di kamar mu sendiri" ucap bang Garry saat melihat adeknya yang satu itu sudah memposisikan dirinya di samping Ayden

"Udah lah bang tidur yok, Ayden ngantuk" ucap Ayden tak ingin melihat kedua abang angkatnya itu berantem di karna dirinya

"Yaudah ayo, good night dek mimpi yang indah" ucap bang Garry lalu dirinya juga ikutan tidur.

Tinggal lah Ayden yang masih terbangun dan memandang lekat wajah kedua abang angkat nya ini

"Ayden sayang abang" gumam Ayden lalu dirinya juga ikutan masuk ke dalam mimpinya.

"Semoga kita akan berakhir dengan bahagia bukan tangis kesedihan kehilangan seeorang" batin orang yang sedari tadi menatap mereka di balik pintu kamar Ayden.


(31.12.2020)

Ayden||•CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang