Raden melanjutkan konsentrasinya kembali ke ayah. Seperti biasa kami bertiga hanya diam menunggu intruksi selanjutnya. Disini cukup lama kami menunggu , ditengah-tengah meditasi Raden ia bericara sendiri seakan tengah mengobrol dengan seseorang.
Yang aku ingat perkataan raden saat itu..
"Jin yang berada dalam ajian mu sudah tunduk kepadaku , raja jin yang kau banggakan ku bakar habis menjadi debu. Patahkan mantra mu , atau kubalikan ilmu ini untuk menyerangmu!.." Ucap Raden dengan nada agak sedikit naik.
Beberapa lama kulihat Raden menyudahi meditasinya , tangan kanan atau kiri aku lupa.. seperti menggenggam sesuatu dan segera memegangi kepala ayahku digerakannya tangan raden sampai ke ujung kaki ayah.
Mungkin 3 menit setelah raden melakukab itu , seorang Ayah yang sudah terlalu lama terpejam kini bangkit. Ku lihat terbukanya mata ayahku.
Ibu yang menanti-nantikan saat ini , tak kuasa menahan tangis haru. Tangis dari sang ibu sekalgus istri yang tulus terpecahkan kala itu begitu pun aku.
Bergegas aku mengambilkan segelas air putih untuk diminumkan kepada Ayah.
TAMAT!
Jujur aku sebenarnya tau ini semua perbuatan siapa dan kalian yang membaca kisahku ini dari awal pasti tau ini perbuatan siapa.
Tapi jujur aku tidak pernah berniat untuk menuduhnya , aku selalu teringat perkataan Raden dulu. Jika ada yang menjahati kita , doakan saja semoga ia diberikan surganya sang pencipta.
Aku dan ibu merasa bersalah sekali waktu ayahku baru tersadar , karena tidak sempat ucap terima kasih ke Raden. Ya sudah sih lewat virtual tapi aku tidak pernah sempat datang ke kediaman raden sampai sekarang.
Untuk kamu , orang yang melakukan ini terhadap ayahku segera lah ingat hari akhir dan pembalasan.
SELANJUTNYA>
KAMU SEDANG MEMBACA
SANTET TELUH SOANG (LENGKAP)
TerrorKisah ini akan di bukukan dengan versi yang lebih detail. Segera terbit, ogheyyy Ingin menyumbangkan cerita pengalaman horor?