02: i am not perfect

8 5 0
                                    

Karena hari ini piketnya,terpaksa dena harus pulang lebih lambat dari biasanya. Sebelumnya ia telah menghubungi supir pribadinya bahwa ia akan pulang lebih lama.

Dena bagian terakhir,yaitu mengepel lantai kelasnya. Sebelumnya ada sekitar empat anak sekelasnya yang mempunyai jadwal piket sama dengannya. Namun,tugas mereka sudah selesai dan pamit pulang duluan. Lalu kini tinggal dena sendiri lah yang menyesaikan tugas nya.

Setelah dirasa sudah cukup bersih,dena meletakkan pel pelan di pojok kelas yang tersedia gantungan untuk menggantung pengepelan dan berbagai sapu.

Ia berjalan menuju keluar kelas. Sambil sesekali mengaca pada layar handphone nya yang gelap.

"Lipstik gue ilang,ck" dena berdecak ketika mengetahui lipstik yang berada di bibirnya itu sedikit pudar.

Rencananya dena ingin memasang kembali liptint nya di WC. Takut ketahuan jika ada orang liat dia memakai liptint disekolah.

Melewati koridor yang sepi,dena melihat kanan dan kirinya. Ia benar benar berjalan sendirian.

Sesampainya di wc perempuan,ia masuk di salah satu pintu lalu menutupnya. Ia mengeluarkan liptint dari dalam tas nya. Dan menggoreskan ya di bibir mungilnya. Tampak lebih segar dan menantang.

"Cantik banget sii gue" seru nya seraya tersenyum puas.

Begitu ia membuka pintu wc,tiba tiba tiga orang cewek berseragam sama dengannya namun tepat di sisi lengannya terdapat logo warna merah. yang berarti itu menunjukkan bahwa ia kelas 12. Kakak kelasnya!

"Keluar lo" suruh salah satu cewek bernama jovanka.

Dena keluar dari wc dengan langkah pelan. Sembari berpikir. Ngapain mereka?

Jovanka tiba tiba menarik rambut dena,yang membuat dena hanya bisa meringis kesakitan.

"Aduh,apa apaan sih?!" Dena berusaha melepaskan jambakan itu,namun ia cukup lemah menghadapi kakak kelasnya ini.

Kedua teman kakak kelasnya itu juga menghimpit dena. Mengerumuninya hingga dena tidak bisa bergerak.

"Lo siapanya gavin?!" Jovanka meninggikan suaranya. Hingga membuat dena terkejut.

"Gue?gue cuman adik kelasnya dia kok. Kenapa?lo pacarnya?"

Dena sama sekali tidak takut pada mereka. Apa yang dena hormati dari perlakuan kakak kelas seperti ini?

"Lepasin!" Dena mulai memberontak.

Akhirnya,jovanka melepaskan jambakannya. Lalu beralih menatap gadis itu tajam.

"Wah jov,berani dia sama kita" kata aera,teman satunya itu sambil menyeringai.

"Atau,lo mau nyari mati sama kita?" Ucap teman satunya yang bernama fanya. lalu ia mendekatkan wajahnya didepan Dena.

"Minggir dih,mulut lo bau!" Dena menangkis wajah fanya dengan kasar.

Fanya mengerang kesakitan. Lalu memegang pipinya yang kemerahan akibat ulah dena.

"Berani beraninya ya lo-" jovanka ingin melayangkan tamparannya itu pada dena. Namun,dena sudah lebih dulu memegang tangannya hingga ia tidak bisa berkutik.

"Denger ya. Kalo lo mau ganjen sama kak gavin?ya ganjen aja,gausah nyangkut gue segala. Oh,gue tau. Mungkin kak gavin udah muak kali sama lo. Jadi dia suka nya ke gue" sahut dena membuat mata jovanka memerah.

"Dan satu lagi,kalo lo berani macem macem ke gue. Jangan harap gue tinggal diem! Inget itu!" Dena menepis tangan jovanka,lalu melangkahkan kakinya menjauh dari tiga kakak kelas itu.

PUT WRONG HEART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang