PART 2

471 38 2
                                    

*Happy reading, jangan lupa vote dan komen*

*****H.E.R*****PART 2*****

Telah terkunci pilihan-pilihan yang bijak, Yoona yang memilih pergi, berharap Siwon bergegas menyusul langkah kaki itu. Namun tak ada, sakit hati yang sudah ditakdirkan untuk Yoona, harus tetap Yoona pikul seorang diri.

Yoona tak menginginkan air mata yang sudah tumpah, namun tak seorang pun sudi mengalah diantara mereka. Tinggi, lalu meninggi, marah, penuh emosi menjadi alasan maut mengapa Yoona harus berderai air mata pada akhirnya.

Siwon berada di pihak Yoona atau Yoona sebenarnya musuh Siwon?

Dan malam pahit itu, Yoona membawa masuk pilihan terkunci dalam dipan bergembok. Meyakinkan diri ini adalah kebaikan. Nanti ia akan diantar menuju jalan benderang. Menggali pembenaran atas setiap kalimat bohong Siwon yang dulu ia bisikkan.

Namun tetap saja, tak ada yang berubah pada perasaan itu sama sekali, perjalanan dari rumah keluaga Choi hingga kini Yoona turun dari mobil hendak memasuki rumahnya, semuanya sama. Rasa sakitnya, sepinya jalan tak bisa menghiburnya. Malam justru semakin mengingatkan semua kalimat jahat Nyonya Choi, terutama Siwon terhadapnya.

Yang terjadi adalah, semakin sepi, suasana tangis Yoona justru semakin berubah menjadi isakan pilu. Hingga gendang telinganya nyaris robek tersayat.

Kebenaran Siwon tadi seakan-akan panah tajam. Tetapi dalam lajunya telah Siwon isi dengan bisa dan racun. Melesat, lalu menancap.

Dihiraukannya mobil lain yang telah terparkir manis di garasi. Tak ada waktu serta tenaga lagi untuk bertanya atau berpikir, siapa yang bertamu ke rumah pribadinya semalam ini.

Sesekali tangannya sibuk menghapus air mata di wajahnya, badannya mulai meriang tak kala dingin dan hujan beberapa saat lalu menghukumnya, belum lagi cerita kopi yang disiram ke tubuhnya.

Langkah demi langkah kakinya membawa sang tubuh ke dalam rumah. Berjalan malas tanpa berniat merhenti dari kelakuan menyedihkannya, karena saat ini ia telah menjadi tontonan gratis nan aneh dari sepasang suami istri yang tadi sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengannya.

Yoona masih sibuk melangkah, hendak berjalan menuju kamar, dan ia tak sadar bahwa air mata serta penampilannya yang kacau telah menyayat perasaan dua orang yang saat ini bergerak cepat menghampirinya.

"Yoona sayang, ada apa denganmu? Apa yang terjadi sayang?" Nada panik dan khawatir begitu saja meluncur dari mulut dari salah seorang mereka. Menghentikan langkah Yoona yang cukup terkejut melihat mereka berada di rumahnya.

"Eomma, Appa" ejaan pelan yang biasanya Yoona sebutkan dengan begitu lantang, namun entah mengapa kali ini Yoona merasa begitu bersalah ketika melihat wajah kedua orangtuanya.

"Sayang, ada apa dengan pakaianmu? Lalu mengapa kau menangis? Siapa yang melakukan ini padamu?" Nada lembut dan khawatir itu masih terdengar, tak kala sang ibu menghapus air mata Yoona dengan ibu jarinya.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

Yoona berusaha untuk baik-baik saja

"Seharusnya hanya untuk menyapamu, lihat? Kami bisa merasakan bahwa kau sedang tidak baik-baik saja" lanjut Nyonya Im yang justru semakin menyentil perasaan Yoona.

Andai saja orangtuanya tahu, bahwa ia telah disakiti secara fisik dan mental oleh orang lain.

"Sekarang katakan, ada apa?"

Kini suara tegas sang ayah yang menarik perhatian Yoona, "manusia sialan mana yang membuat putri kesayanganku menangis dan berpenampilan kacau seperti ini?" lanjutnya.

H.E.RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang