PART 4

346 28 4
                                    

PART 4

Selamat Membaca

*****

"Sakit, tolong lepaskan", sambil menahan isakan Yoona memohon. Tak sadar jika kalimat dan reaksinya yang demikian secara tidak langsung telah menampar Siwon. Karena sebenarnya ia juga sudah terlalu kasar.

Tangan itu dilepaskan Siwon otomatis tanpa kalimat apapun. Matanya terus terkunci ke arah Yoona yang memutar langkah untuk kembali ke arah tangga, memasuki kamar dan kemudian menguncinya. Rencananya untuk minum ke dapurpun batal, dan semua karena Siwon.

Siwon yang Yoona tinggalkan masih terus menatap ke arah tangga saat dimana Yoona sudah tidak terlihat dari sana. Punggung yang tadi masih sempat dilihatnya kini hilang di balik pintu, semacam rasa menyesal tumbuh di hatinya mengingat ekspresi ketakutan Yoona beberapa saat lalu.

Apa dia terlalu kasar?

●●H.E.R●●

Malam yang panjang berlalu dengan kemelut di hati Yoona yang masih enggan untuk menghilang. Pagi yang menyapanya dengan begitu riang tak mampu disambut Yoona dengan cara yang sama. Saat kedua matanya terbuka, tak sampai tiga menit Yoona sudah bisa langsung mengingat kejadian malam lalu dan pertengkarannya dengan Siwon.

Terlalu pagi untuk diawalinya dengan memikirkan hal demikian.
Belum Yoona mendudukkan dirinya dari berbaring, samar-samar ia mendengar suara-suara yang tidak pernah terdengar di rumah besarnya.

Semacam percakapan ringan penuh tawa yang terdengar amat bahagia.

Apa dia menjadi gila hanya karena terlalu rindu orangtuanya?
Mendadak mendengar simulasi layaknya yang pernah ia dengar di rumah orangtuanya?

Semakin Yoona mengumpukan kesadaran, semakin Yoona yakin jika ia tidak salah dengar. Suara itu memang dari lantai satu rumahnya. Yoona akhirnya memutuskan untuk turun dari ranjang, ia harus memastikan sendiri apa yang terjadi di sana.

Wanita itu mulai menapaki lantai, melangkahi satu persatu anak tangga dan memastikan tak ada suara orang di ruang tamu mereka. Hanya ada beberapa tas hermes berwara hijau dan hitam. Pertanda sungguh ada tamu, dan lebih dari satu orang.

"Siwon tak memakai tas perempuan" ucap Yoona sendiri ketika ia semakin jelas mendengar suara-suara itu.

"Tapi siapa?" Tanyanya sendiri. Sudah bisa ia pastikan jika sumber suara berasal dari arah dapur.

Candaan-candan itu begitu asing, namun sesekali Yoona mendengar suara berat khas Siwon yang sudah cukup Yoona kenal. Tapi dengan siapa Siwon di dapurnya?

Sesampainya Yoona di mulut pintu dapur, Yoona menghentikan langkah. Matanya sudah melihat dengan jelas siapa orang-orang di dapurnya. Orang-orang yang sedang bercengkramah santai dan begitu hangat.

Siwon, keluarganya dan juga gadis yang waktu itu disebut Siwon sebagai tunangannya. Gadis itu terlihat duduk di salah satu kursi dapur, memetik-metik sesuatu yang Yoona yakini sebagai bahan untuk mereka masak dengan Nyonya Choi yang sedang sibuk mengaduk sesuatu di atas wajan.

Selain ketiga orang itu, Yoona juga melihat sosok Tuan Choi yang sepanjang sejarah hidupnya belum pernah dilihat Yoona secara langsung. Ia hanya melihat foto dan kemudian beberapa kali di layar televisi dan juga youtube.

Apa yang membawa orang-orang itu ke rumahnya?
Apa mendadak mereka ingin memperbaiki hubungan dengan Yoona?

"Kapan Eomma menyiapkan semua ini?"

Yoona melihat ke arah sumber suara, yaitu Siwon yang sedang bertanya ke arah sang ibu.

"Aku sampai tak bisa tidur usai mendengar Jessica memberitahuku jika kau sedang stress di kantor", jawab Nyonya Choi yang kemudian mengarahkan Siwon untuk membantu Jessica menyelesaikan sayur di tangannya.

H.E.RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang