ˡᵉᵗ ᵍᵒ - ᵇᵃᵍⁱᵃⁿ 06 - ᵇᵃᶜᵏ

2K 365 141
                                    

ˢᵒʳʳʸ ᶠᵒʳ ᵗʸᵖᵒ(ˢ)

Sunghoon menjatuhkan tubuh ke tempat tidur dengan santai. Ia baru saja kembali setelah mengantar Jake pulang dengan selamat ke rumahnya.

Matanya terpejam, kemudian senyum itu perlahan mengembang.

Melihat wajah Sunoo tadi, membuat perasaan bahagia datang bertubi. Raut wajah sedihnya menjadi penghibur diri.

Sunghoon menghela napas lega, sedikit demi sedikit pasti rasa dendamnya akan tersampaikan dengan baik.

Jika melihat jauh ke belakang, Sunghoon terkadang merasa kesal, sebab ada setitik kerinduan datang menyerang. Sedangkan menurut Sunghoon sendiri, Sunoo amat sangat tidak pantas untuk dirindukan.

Perihal masa lalu yang sampai kini masih teringat, Sunghoon tidak akan bisa melupakan.

Penyesalan, mengapa dulu ia bertahan di samping Sunoo—juga sebuah kesalahan.

Mereka bersama sejak lama, setiap detik bahkan tidak terpisahkan. Lalu tanpa kata Sunoo pergi meninggalkan, bahkan tidak ada sebuah ucapan perpisahan.

Sunghoon tertawa kencang, saat merasakan sakit itu kembali datang. Perasaan sesak karena ditinggalkan membuatnya hidup dalam kebencian.

Ketukan tergesa-gesa di pintu membawanya kembali ke alam sadar. Sunghoon mengernyitkan dahi, sebelum akhirnya bangkit berdiri.

Berjalan santai kemudian membuka pintu dengan perlahan.

Bukan sebuah ucapan, namun tamparan yang menyapa. Jeritan histeris pun tangis mengisi indera pendengarannya.

Mamanya berjongkok, berteriak memaki Sunghoon sedemikian rupa.

Sedangkan Sunghoon mematung, tidak bisa membaca situasi yang sedang melanda.

“MAMA UDAH BILANG, KAMU HARUS BERANGKAT-PULANG SAMA SUNOO, PARK SUNGHOON! Ke-kenapa kamu nggak dengerin omongan, Mama?” Mamanya mendongak, berteriak marah dengan air mata turun berlomba-lomba.

Apa?

Kenapa hanya karena hal tersebut, Mamanya bahkan terlihat hampir gila?

Sunghoon memejamkan mata, pusing melanda kepala. Dengan gerakan pelan, Sunghoon mencoba menenangkan sang Mama.

Namun jangankan untuk menenangkan, sebelum terpegang, tangannya bahkan dihempas begitu saja.

Ada apa?

“Ma, kenapa?”

“Mama nggak pernah ajarin abang, buat jadi orang jahat. Tapi kenapa abang jahat banget sama Sunoo, bang? Dulu abang sayang banget, terus kenapa pas Sunoo udah datang, abang malah abai?”

Mamanya meracau.

Sunoo lagi, dan lagi.

“Ma, abang udah bilang, abang nggak sudi berangkat sama dia! Kenapa mama nggak ngerti? Kenapa mama terusan belain dia?!”

Dan Sunghoon terpancing emosi.

Mamanya menghapus bulir air mata, kemudian menatap Sunghoon dengan kecewa.

“Bang, Sunoo kecelakaan, semua gara-gara abang.”

Sunghoon terdiam, jantungnya seperti baru saja ditikam. Apa-apaan? Bukankah tadi Sunoo baik-baik saja di halte?

“Mama jangan bohong! Abang liat dia di halte tadi!”

“Abang, ini bukan candaan. Keluarganya Sunoo udah pergi ke rumah sakit—”

“Nggak, bohong, kan?”

Sang Mama menggelengkan kepala, menggigit bibir bawahanya menahan tangisan. Memilih meninggalkan si sulung sendirian.

Sunghoon mundur telak beberapa langkah. Memejamkan mata saat kilas balik semua tawa Sunoo menguar bahagia.

Dadanya terasa sesak, padahal tadi Sunghoon asik sendiri mentertawakan raut sedih Sunoo. Lalu kenapa saat ini hatinya sakit sekali?



Karena Sunghoon hanya ingin membalas dendam, bukan untuk sebuah kehilangan.







tbc

LAPUK BANGET SKSKSK

masih ada orang?

masih dapet feelnya kan?😭

Let Go, Sunghoon, SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang