ˡᵉᵗ ᵍᵒ - ᵇᵃᵍⁱᵃⁿ 04 - ˢᵒᵐᵉᵗʰⁱⁿᵍ

2.2K 376 60
                                    

ន០ƦƦƴ ⨏០Ʀ Ƭƴᖰ០(ន)





Karena perlakuan Sunghoon tadi pagi, akhirnya Sunoo melanjutkan perjalanan sekolah dengan menaiki angkutan umum. Memang benar, ia sudah hafal rute dari rumah ke sekolah—namun tetap saja Sunoo merasa sedikit tidak nyaman. Sebab tidak ada seseorang yang dikenal menemaninya.

Sunghoon itu.. satu-satunya harapan. Tetapi Sunoo sudah tidak bisa mengharapkan apa-apa. Terkadang Sunoo bertanya-tanya, mengingat kembali masa lampau, demi mendapatkan jawaban—apa yang membuat Sunghoon menaruh benci padanya.

Seharusnya Sunoo paham sejak lama, sejak kepindahannya beberapa tahun lalu. Sejak itu Sunoo selalu berharap akan ada Sunghoon yang menghubunginya, mengirim surat untuknya dan bermacam-macam angan lainnya. Benar. Itu semuanya hanya angan, sebab seberapa lama Sunoo menunggu, hal itu tidak pernah terjadi.

Omong-omong, Sunoo berada di kelas yang berbeda dengan Sunghoon. Entah harus merasa sedih atau bahagia.

Melihat Sunghoon berada jauh di depan, membuat Sunoo terpuruk dan hanya berdiam diri di belakang.

Jauh dalam lubuk hati, Sunoo benar-benar merindukan sang teman.

"Jangan ngelamun, kerasukan gue nggak mau tanggung."

Mendengar itu Sunoo mengerjabkan mata, sedikit tersentak karena terkejut. "Eung, iya maaf."

Demi apapun Sunoo menjawab dengan gugup.

Okey jadi seperti ini, karena Sunoo merupakan siswa baru—maka ketua kelas ditugaskan untuk mengajaknya berkeliling sekolah saat jam istirahat.

Ta—tapi, Sunoo merasa tidak nyaman dan terintimidasi. Bagaimana tidak, wajah datar Nicholas itu benar-benar sesuatu.

"Hm. Btw, lo ada kenalan nggak di sekolah ini?" Nicholas memberikan pertanyaan, sembari mereka terus melanjutkan perjalanan.

Sunoo bingung harus menjawab apa.

Haruskah ia menyebutkan nama Park Sunghoon?

"Mmm.. Sunghoon?" Sunoo menjawab ragu.

"Park Sunghoon?"

"Nicholas kenal sama Sunghoon?"

"Ya kali nggak, dia temen gue."

Sunoo menggigit bibir bawahnya, ia sama sekali tidak merasa senang mendengar hal itu. Bagaimana jika nanti Nicholas bertanya pada Sunghoon tentang dirinya? Tentu saja Sunghoon akan acuh, dan Sunoo kembali merasa jauh.

"Nah ini kantin, lo kalau laper ya ke sini."

Mereka berhenti, Sunoo mengamati sekitar dan Nicholas yang menatap makanan dengan desisan kelaparan.

Ada sesuatu.

Sunoo menemukan objek yang membuat hatinya berdesir karena iri.

Ada Sunghoon di sana.

Di antara siswa-siswi yang kelaparan.

Duduk dengan tawa berderai.

Namun tidak sendirian.

"Ah, itu Sunghoon. Mau ke sana nggak? Gue juga laper."

Sunoo memandang lurus ke depan. Rasa sakit itu tiba-tiba menyerang. Mengapa mendengarkan tawa Sunghoon karena orang lain sangat menyakitkan?

"Itu siapa?"

Nicholas mengernyit. "Hng? Itu? Oh, namanya Jake. Kenal juga?"

Ah, nama itu.

Pantas saja terlihat familiar.

Sunoo tertawa miris dalam hati.

Itu Jake..

Sekarang Jake bahkan sudah mewujudkan impian kecilnya dahulu.

Menjadi seseorang yang membuat Sunghoon tertawa, bukan karena Sunoo, melainkan karena dirinya.










tbc

Ini rada panjang sih.
Tapi ya tetap seperti tujuan awal.
Ini konflik ringan menurutku.
bakal tamat dalam beberapa chapter.

Makasih yang udah datang dan baca❤

Let Go, Sunghoon, SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang