◾7◾

604 90 5
                                    

"Ngomong-ngomong rumah kalian disekitar sini atau..." Pertanyaan Wendy terpotong oleh Chanyeol yang langsung menjawabnya.

"Lumayan dekat dari sini sih..." Wendy mengangguk-angguk.

Kai mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya, ia menekan nomor Chanyeol untuk mengatakan sesuatu.

'Kak, bagaimana?' Isi pesan tersebut, setelah terkirim, Kai menyenggol pelan bahu Chanyeol, kemudian Chanyeol pun membacanya dan membalas.

'Disini banyak CCTV, jam tanganku sudah mendeteksinya. Aku memiliki rencana, nanti malam aku yakin Leo ada ditangan kita.' balas Chanyeol, Kai tersenyum dan segera menutup ponselnya.

Jennie menatap aneh kedua saudara tersebut, 'Kenapa mereka... sedikit mencurigakan?' batin Jennie curiga.

Tak lama Kai berpamitan untuk pulang, "Kami pulang dulu ya, kapan-kapan jika ada waktu kita main kesini lagi." kata Kai disertai senyuman indah. Senyumannya memang indah akan tetapi hatinya tak seindah senyumannya.

Jennie dan Wendy mengangguk, "Oke, kalian hati-hati dijalan."

Setelah Chanyeol dan Kai pulang, Jennie mengatakan kecurigaannya pada Wendy, "Aku seperti merasa curiga terhadap mereka, mereka seperti aneh.. Menurut kakak?"

Wendy geleng-geleng dan memukul pelan dahi Jennie, "Mungkin itu hanya perasaanmu saja Jennie. Chanyeol dan adiknya orang baik..." kata Wendy.

Jennie mengangguk-angguk, "Oke... Aku ke atas dulu" Jennie bangkit dari kursi kemudian melangkahkan kakinya satu persatu untuk menaiki anak tangga.

Setelah tiba dilantai atas, V segera menghampiri Jennie. "Jennie? Tadi siapa?" tanya V, ia penasaran sekali.

"Hanya teman, memangnya kenapa?" Jennie meneruskan jalannya menuju balkon untuk bersantai, lalu V tetap mengikuti.

"Ya gapapa, aku hanya... Sedikit tidak suka kau dekat dengan pria berkulit coklat itu." V melipat kedua tangannya sembari membuang muka. Jennie mengangkat kedua alisnya dan tersenyum bahkan tertawa kecil.

"Memangnya kenapa? Dia hanya temanku, apa kau cemburu hm?" ucap Jennie, V dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Kau ini percaya diri sekali, aku hanya khawatir, aku dan Leo merasa mereka berdua bukan orang baik" kata V, Jennie nampak berpikir.

"Aku juga merasa mereka bukanlah orang baik, tapi kak Wendy bilang mungkin itu hanya perasaanku saja. Mungkin memang hanya perasaanku saja." V menatap Jennie, tiba-tiba V memeluk Jennie dan membuat Jennie sedikit terkejut.

V menaruh dahinya dipundak kanan Jennie, ia tiba-tiba merasa khawatir, "Mulai sekarang berhati-hatilah. Meski aku robot aku juga merasakan hal tidak enak.." ucapnya lirih, Jennie masih diam.

Tak lama Jennie membalas pelukan V dan mengelus pundak robot pria itu, "Tak apa, semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang dikhawatirkan..." Jennie mengucapkannya dengan tersenyum. Ntah kenapa ia suka jika V seperti ini.

V mengangguk dipundak Jennie, "Jennie, aku akan menjagamu, dan jangan berpacaran dengan pria lain jika aku tak merestuinya oke?" lagi-lagi Jennie tertawa kecil.

"Hei? Kalau kau tak merestui semua pacarku nanti, aku akan berpacaran dan menikah dengan siapa?" V melirik langit-langit seperti mencari jawaban.

"Hmmm... Sama aku aja gimana?" Jennie terdiam sesaat, "Tapi bohong hahah, mana mungkin robot dan manusia bisa menjadi pasangan kekasih.. mimpi saja."

Jennie langsung memegang kedua pundak V, "Kalau seandainya iya? Bagaimana?, Kalo memang takdir bagaimana?" Sekarang ganti V yang terdiam, tetapi V segera menjawab.

• R O B O T •  [Taennie✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang