◾9◾

652 99 6
                                    

Jennie hanya duduk di kursi dan tak henti-hentinya memikirkan ayahnya dan V, tapi ia juga khawatir pada Wendy yang belum pulang.

"Apa yang terjadi, kenapa ada robot besar seperti milik ayah menembaki gedung-gedung? Dan ... Kenapa ayah juga seperti ... Aish! Jennie tenang! Berpikirlah positif! Semua pasti baik-baik aja" Jennie diam, tapi ia gagal, ia tetap merasa khawatir. Akhirnya ia memutuskan untuk bangkit dari kursi lalu mondar-mandir seperti orang bingung.

Jennie mencoba untuk menahan diri, ia ingin sekali keluar untuk mengetahui apa yang terjadi, tetapi ia ingat apa kata ayahnya, "Huh... Aku sangat khawatir!" Jennie pun tak bisa menahannya, dan ia langsung membuka kembali pintu ruang bawah tanahnya. Jennie juga tak lupa membawa sebuah senapan yang berada di atas meja.

Ketika pintu terbuka sedikit suara ledakan itu terdengar sangat keras, dan suara riuh orang-orang yang tengah berlarian untuk menyelamatkan diri.

Jennie menghembuskan nafas sejenak, lalu ia mengangguk yakin, secara perlahan ia keluar, tapi baru beberapa langkah ia berjalan sebuah bom tiba-tiba jatuh di dekatnya. Tanpa memikirkannya, Jennie langsung lari menjauh, dan benar saja bom itu meledak dengan keras. Jennie melihat atas rumahnya yang, sudah ada yang hancur.

Ia menatap tak percaya, dan ia juga tak bisa membayangkan bagaimana dirinya jika tidak lari. Kemudian Jennie berlari lagi untuk mencari tiga orang yang membuatnya khawatir. "Ini sangat ramai dan banyak sekali asap-asap, oh tuhan.. semoga mereka tak kenapa-napa, aku sangat takut" monolog Jennie yang tetap berjalan dan menoleh kekanan dan kekiri dengan raut wajah yang tidak lain, khawatir.

Jennie berjalan sembari menghindari serpihan-serpihan kaca yang berjatuhan karna gedung yang dilempari bom. Jennie mencoba kuat dan harus berani, dipikirannya hanya ada tiga orang, ia harus fokus pada ketiga orang itu.

"Diman- ... Tunggu itu mobil kakak!" Jennie berlari kesana, belum juga mobil itu tergapai, sebuah tiang roboh dan menghantam mobil Wendy.

"KAKAK!" Jennie reflek berteriak karna ia mengira jika kakaknya Wendy berada didalam mobil itu. Jennie berlari dan mengeceknya, tapi ia tidak menemukan Wendy.

"Tidak ada? Lalu kemana?"

•••

"K-kau?" Chanyeol tertawa jahat.

"Hahahahaha... Kenapa? Kau kaget?, Bagaimana Wendy? Apakah ini seru?..." Wendy terdiam tak percaya, dan sebulir air matanya jatuh. Ia menjadi kecewa.

"Kenapa kau seperti ini?" lirih Wendy dengan air mata yang berjatuhan.

"Waw? Kau menangis? Hahaha... Kenapa kau menangis? Ohh aku tau kau terharu karna aku bisa menghancurkan kota ini bukan?" kata Chanyeol yang semakin membuat Wendy kecewa dan marah.

"Kau jahat! APA SALAH MEREKA DI SINI! KENAPA KAU MELAKUKAN INI HA?! KENAPA!" teriak Wendy dengan nada meninggi.

"Ck! Jangan berteriak! Kau berisik!"

"Jawab BRENGSEK!" teriak Wendy. Kemudian Chanyeol berdiri dari duduknya, sehingga robot ini hanya dikendalikan oleh Kai. Chanyeol berjalan ke arah Wendy dan berjongkok dihadapan Wendy, kemudian mengatakan sesuatu dengan lirih tapi membuat Wendy semakin tersulut emosi dan rasa benci yang amat dalam.

"Kau tau? Aku melakukan ini karna ayahmu."

"Apa hubungannya dengan ayahku? Jangan mengada-ada!"

"Tentu saja ada, karna ayahmu telah membuat ayahku meninggal! Dan karna ayahmu juga yang telah membuat ayahku tenggelam di laut waktu itu, dan itu? ... ITU MEMBUAT AYAHKU TIADA! KAU TAU? HA!" ujar Chanyeol penuh penekaan dan emosi, ia ia menatap Wendy tajam dengan rasa benci dan juga rasa lain yang tak Chanyeol sadari.

• R O B O T •  [Taennie✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang