Namaku Desi, seorang istri dari pria beku bernama Aska kami menikah karena di jodohkan oleh kedua orang tua kami
Pernikahan kami berjalan hampir satu tahun di bulan ke dua pernikahan kami aku dinyatakan hamil karena , Eyang sudah mendesak agar aku segera hamil
Dan yah,kini aku tengah mengandung usia kehamilan sudah memasuki usia delapan bulan Aska bahkan sama sekali tidak memberikan selamat atau ekspresi senang saat aku dinyatakan hamil
Awal awal kehamilan aku sangat drop,bahkan sering pingsan namun tak sekalipun di bawa ke rumah sakit oleh Aska
Kini usai kehamilan yang mendekati hari kelahiran, perutku terasa kencang bahkan untuk duduk terlalu lama terasa pegal,bangun saat tidur harus bersusah payah
"Sesssssssssshhhhhhh "Tendangan dari bayiku cukup kuat membuat ku merintih kesakitan
Aku memutuskan untuk turun, menyiapkan makan malam untuk Aska karena tak pernah ada pembantu dirumah ini
"Engh,sabar sayang bundahh__kesakitan"
"Ahhh__"
"Kanapahh__semakin turun engh"
Aku mencoba menghubungi Aska
Tut Tut Tut
Panggilan ku diangkat oleh nya
"Halloh, emmmmmpph*
"Ada ala ?"
"Aku akan segera engh___sakii__itt"
"Ok"
Aku duduk menunggu sampai Aska pulang, mungkin dia akan membawakan ke rumah sakit
Akhirnya aku putuskan untuk beristirahat di kamar bawah karena tak sanggup jika harus kembali ke lantai atas
"Ahhhhhhhh"
"Sakit sekali nakkh"
Perutku benar benar sudah turun,keras dan seperti batu bayiku seolah berputar di dalam sana
"Enghhhhhhhhhhhhh" aku sudah tidak kuat menahan kontraksi
Perlahan rembesan air ketuban ku pecah
"AARGH"
Aku mengejan kuat saat jalan lahirku terbuka lebar tanpa memikirkan Aska
"Desi!!"
"Ask__aaa___emmmphh"
Brak pintu kamar terbuka menapakkan Aska dengan seorang mbok tua yang ku yakini mungkin itu dukun bayi
"Ayo dek dorong rambutnya sudah nampak"
" Enggggggghhhhhhhhh"
"Auuuugggggghhhhhhh"
"Ayo dek"
"Aku ngga engh kuat "
Aska diam tak berkutik sedikit pun
Namun kontraksi nya kembali menyerang akhirnya aku putuskan untuk kembali mengejan
" Eeeeeeennnnnnggggghhhhh"
Plop
Kepala bayinya keluar
"Satu kali lagi dek nanti nenek bantu tarik"
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaarghhhhhhh "
Dorongan ku di bantu dengan tarikan sang nenek mampu mengeluarkan anakku yang kini tengah menangis kencang
Aska langsung mengendong nya kemudian mengecup singkat bayi merah yang baru berapa menit yang aku lahirkan
"Thanks Des"
Aku tersenyum senang akhirnya Aska senang aku memiliki keturunan