ALICE

2.8K 328 205
                                    

Note: Wish 2021 for me?























Incheon

Sore hari di Incheon yang biasanya tampak sepi—cocok untuk orang yang ingin melepaskan penat kini tampak penuh dengan orang-orang dengan seragam khusus. Bahkan tak jauh dari sana, lampu sirine terlihat mengundang perhatian banyak orang, menimbulkan kerumunan massa yang ingin tahu.

Sesuai keinginan Lisa, mereka mengirimkan pasukan khusus untuk mencari di sekitar danau itu, siapa tahu menemukan petunjuk tentang keberadaan Rosé. Tidak hanya di sekitar, bahkan ada beberapa petugas khusus yang mencari sampai ke danau dengan perahu karet, takut-takut kejadian yang tidak mereka inginkan benar terjadi.

Semuanya tampak sibuk, setidaknya sampai seorang gadis dengan kacamata hitam turun dari mobil putihnya. Terlihat angkuh, wajahnya tidak menampilkan ekspresi apapun, dan aura-nya terasa mengintimidasi. Gadis itu berjalan melewati beberapa petugas dan menghampiri kepala tim pencarian ini.

"Apa kau sudah menemukan sesuatu?" Ucap gadis itu datar.

Seorang pria yang diajak bicara olehnya itu segera membungkukan tubuhnya ketika mengetahui siapa gadis itu.

"Kami belum menemukan apapun sampai saat ini, pengacara Park."

"Kudengar ada seseorang yang menghubungi adik-ku di pagi-pagi buta. Kau sudah memeriksanya?"

Pria itu mengangguk. "Ya, dia mendaftarkan nomor telepon itu dengan identitas palsu. Dan sepertinya dia berusaha menghilangkan barang bukti dengan membuang ponselnya ke tengah danau. Tim kami akan segera menemukannya."

Alice—seorang kakak dari gadis yang dinyatakan hilang itu pun mengangguk mengerti kemudian mengedarkan pandangannya pada lokasi pencarian. Berpikir jika adiknya pasti memiliki masalah yang cukup berat sampai-sampai membuatnya pergi jauh ke Incheon. Dan setelah ditelaah, tempat ini memang cocok untuk melepaskan penat.

"Kabari aku ketika kau sudah mengetahui siapa pemilik ponsel itu. Untuk langkah selanjutnya, biar aku yang mengambil alih."

Pria bermarga Kang mengangguk, kemudian kembali membungkukan tubuhnya ketika melihat Alice mulai beranjak dari tempatnya. Ya, mereka semua segan kepada gadis itu. Seorang pengacara hebat dari Australia.

Merasa urusannya di sana sudah selesai, Alice segera pergi. Meninggalkan tempat investigasi dengan perasaan tak karuan. Wajahnya memang terlihat datar tanpa ekspresi, tapi siapa sangka jika di lubuk hati kecil miliknya ia begitu mengkhawatirkan adiknya?

Sekitar hampir satu jam, akhirnya Alice bisa sampai pada sebuah tempat yang biasa disebut sebagai ' dorm '. Tempat dimana adiknya tinggal bersama member lainnya. Ya, tempat ini menjadi tujuan Alice berikutnya. Pengacara muda itu merasa perlu mengetahui apa yang terjadi sebelum adiknya menjadi sulit dihubungi dan tidak dapat ditemukan dimana pun.

Menekan bel dengan penuh kesabaran sampai akhirnya Jisoo membuka pintu. Terlihat dari pupilnya yang membesar, menandakan jika Jisoo terkejut dengan kehadiran Alice.

Mengerti dengan maksud kedatangan gadis di hadapannya, Jisoo memberikan ruang untuknya masuk, berjalan bersama menuju ruang tengah dimana Lisa sedang melamun. Setidaknya sampai ia merasakan seseorang duduk di sebelahnya.

"Aku akan memanggil Jennie lebih dulu," ucap Jisoo kemudian segera meninggalkan dua orang di sana.

Kini, baik Lisa maupun Alice dilanda hening. Suasananya begitu asing bagi mereka.

"Unnie—"

"Terima kasih."

Belum sempat Lisa selesai dengan lisan-nya, Alice sudah memotongnya dengan ucapan terima kasih yang bahkan tidak dimengerti oleh Lisa.

CINTA YANG RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang