BEFORE CHRISTMAS

2.5K 336 189
                                    

Note: Ini bisa dibilang double up gak sih? Ya deh gitu dehhh selamat bacaa hyungg! Ramein nihh dah double up















"Rosie?"

Entah kenapa, panggilan yang sudah lama tak terdengar itu kembali hadir. Membuat sepasang hati kembali menghangat, berteriak akan kerinduan.

Si empunya nama tampak terkejut ketika mendengarnya. Kemudian ia menangkap sepasang mata yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Jantungnya berdegup dengan kencang kala gadis itu terlihat mendekatinya. Bukan perasaan menyenangkan, tapi ketakutan. Di detik itu ia tahu, jika sesuatu yang sangat tak diharapkan akan terjadi. Dan dia tidak bisa menghindarinya.

"U- Unnie?"

"Sedang apa kau di sini?" Tanyanya dengan nada yang datar. Kembali pada mode galaknya.

Alih-alih menjawabnya, Rosé mengembalikan pertanyaan itu untuk Jennie.

"K- Kau juga sedang apa di sini?"

"Aku bertanya lebih dulu," finalnya. Tampak tak ingin dibantah.

"A- Aku..—"

"Berkencan," potong Suzy mewakili.

Mata Jennie membulat, bibirnya pun sedikit terbuka karena terkejut. Tidak terasa air matanya sudah berkumpul di pelupuk mata tanpa perlu dipanggil.

"N- No! Ini tidak seperti yang kau pikirkan, unnie!" Bantah Rosé, merasa buruk ketika air mata itu kembali hadir karenanya.

Jennie tertawa sinis ketika matanya menangkap tangan Suzy yang bergelayut manja di tangan Rosé. Tangan orang favoritnya. Tidak seperti yang dipikirkan? Lalu apa? Semuanya terlihat jelas.

Mendapati tatapan Jennie yang tertuju pada lengan mereka, dengan cepat Rosé menepis tangan Suzy. Tidak kasar, tapi mampu membuat Suzy kesal.

"Dengarkan aku," kata Rosé hendak mendekati Jennie ketika gadis itu memilih untuk berjalan mundur, menjauhi Rosé.

"Kau berbohong," ucap Jennie. "Kau seorang pembohong, Rosé. Sekarang apa? Kau ingin menjelaskan semuanya dan berharap aku percaya ketika semua yang kau katakan adalah kebohongan? Beri aku alasan untuk tetap percaya padamu."

Seketika, pikiran Rosé menjadi penuh. Ia tidak bodoh, apa yang dikatakan Jennie sialnya benar.

Dimulai dari dirinya yang mengatakan cinta kepada Jennie dan berakhir mengatakan itu hanya sebuah kesalahan. Kebohongan pertama.

Memang benar kata orang dewasa. Sekali kau berbohong, kau akan terus berbohong karena terbiasa.

Dan ini-lah Rosé. Terjebak dalam permainan yang ia ciptakan sendiri, berakhir dengan terus berbohong untuk menutupinya. Tidak sadar jika kepercayaan seseorang menjadi taruhannya.

Melihat Rosé yang sepertinya tidak memiliki jawaban, Jennie memilih pergi. Meninggalkan Rosé yang menatap punggungnya dengan mata berair. Lagi-lagi ia menjadi orang berengsek untuk Jennie.

Tak tinggal diam, Rosé hendak mengejar Jennie ketika sebuah tangan menahannya.

"Seseorang sedang mengawasi kita, Chae," kata Suzy berbisik tepat di telinga Rosé.

"Unnie tapi—"

"Chaeyoung-ssi," tegur Suzy membuat Rosé menjadi diam, tidak lagi bergerak gusar.

Rosé menghela nafasnya kasar dan mengusap wajahnya kasar. Frustasi.

"Kajja," kata Suzy sambil menarik tangan Rosé untuk segera kembali ke mobil mereka.

CINTA YANG RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang