열넷

3.1K 259 9
                                    

Pagi-pagi sekitar jam sepuluh, Yuta berjalan bersama Doyoung untuk pergi ke minimarket terdekat, hendak membeli beberapa stok makanan dan minuman untuk di dorm masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekitar jam sepuluh, Yuta berjalan bersama Doyoung untuk pergi ke minimarket terdekat, hendak membeli beberapa stok makanan dan minuman untuk di dorm masing-masing.

Cekrekk..

Suara jepretan kamera terdengar sampai ke telinga dua manusia super galak itu.

Doyoung yang notabenenya sangat membenci sasaeng itu pun matanya langsung memincing mencari kekanan kekiri.

Yuta melirik sebuah tanaman sedikit bergerak, laki-laki itu kemudian melangkah mendekat dan menggeser daun-daunnya.

Dan terbukti. Seorang perempuan mengenakan hoodie hitam dan masker hitam tengah membawa kamera. Tinggi tubuhnya sekitar 150cm wajahnya pun sangat terkejut.

"Ngapain kau di sini?" Tanya Yuta dingin.

Doyoung yang sedari tadi masih mencari siapa yang memotret mereka pun langsung berlari ke arah Yuta saat mendengar laki-laki asal Jepang itu berbicara.

"A..a-aku sedang memotret daun ini!" Ujar perempuan itu mengelak.

Doyoung tertawa sinis. "Memangnya kami bodoh! Hapus foto kami! Tidak punya kerjaan!" Ujar Doyoung gas membuat perempuan itu kesal karena Doyoung bersikap kasar kepadanya.

Siapa suruh menguntit!

"Berapa umur mu?" Tanya Yuta mengintimidasi.

Perempuan itu mundur, ia takut sekali dengan tatapan Yuta. "A-aku.. de-delapan belas tahun." Ujarnya gugup dengan suara yang sangat pelan.

Doyoung terkejut. Ia baru saja bersikap kasar kepada anak kecil.

Seketika ia merasa bersalah.

Yuta menghela nafas. "Aku ingin melaporkan mu ke polisi karena mengganggu privasi orang, tapi kau masih sangat kecil."

Yuta mengantongkan tangannya ke saku celananya. "Kau pulang sana. Tidak ada gunanya mengikuti kami, lebih baik sekolah yang rajin." Ujar Yuta kepada anak remaja tersebut.

"I..iya." Jawab anak itu lalu menundukkan kepalanya. Seperti sedang diberi nasehat oleh orang tua.

"Jika kau pintar dan berhasil, kita mungkin akan bertemu tapi tidak di posisi fans dan idola, melainkan partner kerja." Ujar Yuta sangat bijak.

Bahkan Doyoung terpukau mendengarnya.

Selama ini yang didengar oleh Doyoung hanyalah celotehan tak berbobot dari Yuta seperti jenis-jenis wine, nama-nama club terkenal di seoul yang ia ingin sekali coba datangi, episode terbaru dari manga kesukaannya, atau menceritakan ulang cerita komik yang ia baca.

Wah! Ternyata jika dengan anak kecil, Yuta menjadi sangat bijaksana.

Doyoung menatap anak kecil itu dengan sebal. "Jangan mengganggu kami lagi." Ujarnya dengan intonasi lebih lembut dari sebelumnya.

Married With My Idol | FINISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang