Renjun terdiam melihat pemandangan di depannya, dengan segera ia menutup pintu dan berlari ke kamarnya sendiri. Kejadian tadi terus berputar di pikirannya bahkan sampai tengah malam ia tidur.
¤¤¤
Pagi hari Haechan terkejut menatap dirinya sendiri, tak berpakaian di balik selimut. Pakaiannya berserakan di lantai beserta pakaian Yangyang. Ia sendiri memundurkan tubuhnya hingga punggungnya menyentuh dinding.
Yangyang sendiri muncul dari kamar mandi, sudah rapi dengan pakaian kuliahnya. Ia dan Haechan saling bertatapan.
Haechan baru saja akan bangkit dari kasurnya namun entah mengapa bagian bawahnya terasa begitu sakit.
"Lu gak kuliah?" Tanya Yangyang menatap Haechan dari cermin sambil sibuk menyisir rambut.
"Lu gak liat? Pantat gue sakit goblok, elu sih!" Haechan berjalan dengan susah payah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Tapi enak kan?" Yangyang tersenyum miring. Ia hanya menatap Haechan yang kemudian masuk ke kamar mandi.
"Anjing"
¤¤¤
Renjun diam di kamarnya, tak bisa tidur setelah kejadian kemarin. Ia sendirian setelahnya sampai akhirnya sekitar pukul sepuluh malam Jeno pulang dari aktivitas band nya.
*flashback
Renjun berlari setelah menutup pintu kamar Yangyang dan Haechan. Ia masuk ke kamarnya kemudian membanting pintu. Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur menatap langit langit kamar dan menutup wajahnya dengan bantal untuk menyembunyikan tangisannya.
"Jahat lu Yang, lu bilang bakal sama gue, kenapa lu malah gitu sama Haechan!" Renjun bergumam di balik bantal. Ya salahkan ia sendiri yang terus memegang janji Yangyang semasa ia kecil. Dulu ketika Yangyang berusia lima tahun sama sepertinya, ia berjanji akan menikahinya.
Konyol memang, Renjun tahu sebagian besar memang lupa dengan masa kecilnya. Sama seperti Yangyang yang bahkan pernah hilang ingatan ketika berumur sembilan tahun.
"Bodoh emang gue,"
Renjun beranjak dari kasurnya, ia berdiri di depan cermin menatap matanya yang merah karena baru saja menangis. Ia kembali lagi ke kasurnya, tidak ada niatan untuk kembali lagi melihat band Jeno tampil.
Terus diam dan melamun hingga akhirnya Jeno datang sambil membawa gitarnya.
"Nopo kamu ni hah??" Jeno menatap Renjun yang masih terjaga di kasurnya. Heran saja karena biasanya sepulang ngeband Renjun selalu sudah terlelap di kasurnya.
"Belum tidur to?" Jeno meletakkan gitar ke samping kasurnya kemudian duduk di kasur untuk beristirahat sejenak sebelum mandi.
Tak lama Jeno berdiri, ia meraih handuknya kemudian mandi.
"Dah makan po belum?? Kalo belum nanti aku keluar tak beliin nasi goreng," ucap Jeno dari kamar mandi kemudian terdengar suara air mengalir dari shower.
"Terserah!!"
Seperti janji Jeno, ia membelikan Renjun nasi goreng yang dijual di dekat asrama. Kemudian ia membawanya ke kamar dan memindahkannya ke piring.