10. Kabur

1.6K 215 31
                                    

"Chan, lu mau gak nikah sama gue?" Yangyang tiba tiba berbicara di tengah keheningan, mereka berada di kolam renang sekarang. Yangyang duduk di tepi kolam sedangkan Haechan berdiri di dalam air sambil memegangi tepian kolam.

"Gausah aneh aneh deh lu," Haechan hampir saja menggigit kaki Yangyang karena Yangyang melontarkan pertanyaan aneh. "mendingan lu tobat dah, gue jadi ngeri anjing,"

Ini sudah hari ke empat Haechan menginap di rumah Yangyang karena menemani Winwin yang baru saja kembali dari China.

"gue serius, gue pengen ngenalin lu ke orang tua gue, trus gue nikahin lu,"

"gue gak mau nikah sama lu, gue gak mau kalo semisal anak gue nanti bakal rasain apa yang pernah dirasain gue," Haechan selanjutnya diam tak menatap Yangyang lagi, ia naik ke permukaan untuk pergi membilas tubuhnya di kamar mandi.

Yangyang paham apa yang Haechan rasakan dulu, dirundung karena orang tuanya berbeda dengan yang lainnya. Yangyang berdiri, mengambil handuk karena udara terasa semakin dingin malam ini.

"Gue yakin dulu sama sekarang itu udah beda, apa lu masih yakin gak mau nikah sama gue?"

Haechan menggeleng tanpa menatap Yangyang, ia masuk ke kamar mandi untuk membilas tubuhnya kemudian pergi ke samping ranjang Yangyang untuk mengemas pakaiannya.

"Lu mau kemana?" Yangyang memperhatikan Haechan dari pintu kamar, aneh saja Haechan tak menjemur pakaiannya esok hari dan justru meletakkan pakaian basahnya ke dalam kantong plastik dan memasukkannya ke koper.

Haechan tak menjawab, ia berjalan menyeret kopernya menuju Yangyang tak lupa mengambil ponselnya yang ada di atas meja.

"Gue mau pulang, minggir,"

"Udah malem chan... lu mau pulang kemana? dari asrama kesini jauh loh, gak ada kendaraan malem malem,"

Yangyang menggenggam tangan Haechan, berharap Haechan menurutinya meskipun hanya kali ini.

"Gue mau pulang!" Haechan menghempaskan tangan Yangyang namun Yangyang kembali menarik tangannya.

"lu bisa gak? nurut sama gue sekali aja," Yangyang menatap mata Haechan lekat, ia mengelus lengan atas Haechan.

"Gue bilang gue mau pulang! minggir!" Haechan memaki Yangyang, ia pergi menyeret kopernya dengan Yangyang masih mengikutinya keluar.

Keduanya sampai di teras, Yangyang hanya menatap apa yang akan Haechan lakukan. Haechan tampak ragu untuk pergi ke jalan raya yang terlalu sepi.

"Gue anter ya?"

Haechan meneguk ludahnya dengan susah, ia tidak biasa keluar malam seperti ini. Namun Yangyang yang terus mengajaknya menikah membuatnya kesal, ia benar benar tidak mau.

"Gausah, gue bisa sendiri,"

Yangyang menghela napasnya merasa pasrah, Haechan dan sifat keras kepalanya susah untuk dilawan. Ia hanya menatap kepergian Haechan dari teras, entah anak itu akan kemana, ia hanya mendoakan semoga Haechan baik baik saja.

¤¤¤

Yangyang berbaring di kasurnya, ia terus memikirkan Haechan namun tak berniat untuk mengejar Haechan. Ada sedikit rasa khawatir, Haechan tak biasanya seperti ini.

Lama kelamaan Yangyang mulai terlelap di kasurnya seolah melupakan Haechan yang baru saja pergi.

¤¤¤

Yangyang terbangun pagi ini, ia bersiap untuk kuliah paginya. Ia berjalan ke kamar mandi kemudian menyiapkan segala hal yang akan ia bawa, tidak banyak, hanya beberapa buku, dompet dan ponsel.

MAMA - YANGHYUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang