2. Bolos

2.6K 336 96
                                    

"Apa?"

Haechan tanpa sadar terus menatap tubuh Yangyang. Hingga Yangyang melambaikan tangannya di depan wajah Haechan.

"Gak, udah sana lu jauh jauh apaan sih ngeliatin gue gitu," Haechan kembali menenggelamkan tubuhnya ke dalam selimut.

Yangyang menggeleng dengan tingkah Haechan. Ia bingung mengapa Haechan menjadi aneh seperti ini, ya memang setiap hari selalu aneh.

¤¤¤

Jeno bangun pagi sekali, setiap hari memang selalu begitu. Ia selalu mandi dengan waktu yang lama oleh karena itu ia harus bangun awal untuk mandi atau Renjun akan memarahinya.

"Wes sakmesine ati iki nelongso~" Jeno menggumamkan lirik lagu kesukaannya.

Jeno selesai mandi, ia menatap Renjun yang masih tidur di kasurnya. Ia duduk di sisi kasur Renjun yang tersisa lalu menepuk pundak Renjun pelan.

"Njun.. bangun.. katanya mau tidur,"

Renjun langsung terbangun mendengar suara Jeno. Ia meletakkan tangannya di wajah Jeno sebelum Jeno kembali bernyanyi.

Renjun masih belum membuka matanya, ia menggerakkan tangan menggerayangi wajah Jeno. Jari telunjuk dan jari tengahnya masuk ke lubang hidung Jeno yang alhamdulillahnya sudah ia bersihkan kemudian turun menuju mulut Jeno dan memasukkan jarinya tadi dalam dalam.

"Jangan jilatin jari gue!!" Renjun mengeluarkan jarinya lalu mengusap air liur Jeno ke wajah Jeno.

"Padahal kamu yang masukin jari, piye to," Jeno pergi dari kasur Renjun lalu membuka gorden membiarkan cahaya yang tak begitu terang masuk ke kamar untuk membuat Renjun bangun. "Njun kuliah nggak?"

"Iya iya kuliah gue,"

¤¤¤

Tak berbeda dari malam tadi, Haechan masih saja memandang Yangyang kesal. Yangyang sendiri bingung menatap Haechan balik. Ia masih menikmati sarapan yang baru ia beli, ia juga membelikan sarapan untuk Haechan. Ia duduk di dekat jendela sambil menatap langit yang kurang cerah.

"Mendung nih kayanya, buat jaga jaga sih lu bawa payung ke kampus Chan," ucap Yangyang masih menatap langit.

"Gausah sok tau, mendung tak berarti hujan ya anjing," Haechan menyeringai mendengar ucapan Yangyang. Ia mengambil tasnya lalu membawanya di pundak.

"Gue dah beliin lu sarapan Chan... lu gak mau makan dulu?" Tanya Yangyang menatap Haechan yang sedang memakai sepatunya.

"Gak."

"Ck, lu kenapa sih aneh banget?!" Tanya Yangyang dengan nada tinggi. Ia benar benar bingung dengan sikap Haechan yang mendadak aneh. Haechan tidak pernah mau menatapnya, tidak mengajak bicara bahkan tidak mau didekati.

"Gue salah apa sama lu? Lu marah ke gue karena apa?"

"Yang harus bilang gitu tuh gue! Gue salah apa sama lu?! Kenapa lu nggak bilang ke gue kalo lu itu gay!" Haechan menatap Yangyang marah. Ia berjalan mendekati Yangyang dengan tatapan tajamnya.

"Kenapa gue harus bilang? Emang itu penting?" Tanya Yangyang balik, ia berdiri di depan Haechan sambil menaikkan alisnya.

"Gue gak suka orang yang gay, sekali pun itu temen gua dan jangan harap gue bisa baik lagi sama lu kaya dulu!" Haechan mendengus kesal lalu berbalik arah. Namun belum sempat ia berjalan, Yangyang kembali berbicara.

MAMA - YANGHYUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang