Happy reading
.
.
.
"Ren!" Jevin memanggil Randdy yang akan memasuki ruang osis. Yang dipanggil hanya menoleh dan melambaikan tangannya.
"Kesini aja Je."
Jevin pun mengikuti arahan Randdy untuk ikut memasuki ruang osis. Dulu dia sempat menjadi anggota osis, hanya saja waktu untuk dia berada di rumah menjadi sedikit. Jadilah dia hanya mengambil fotografi.
Randdy yang sudah duduk di sofa ujung melemparkan sebotol minuman yang ditangkap dengan sigap oleh Jevin.
"Kenapa, Je?" Randdy bertanya.
"Di rumah mau ada acara makan. Ikut?"
"Acara apa?"
"Celine dapet lomba yang kemarin itu, dia pengen kumpul-kumpul sama kita."
"Yang lain gimana?"
"Gue baru nanya lo. Aidan pasti ikut. Apalagi Juan."
Hening. Terlihat Randdy sedang memikirkan sesuatu.
"Gue juga agak heran sih pas Celine bilang suruh ajak kalian. Cuma kalau diingat-ingat emang sebenernya Celine tuh cuma deket sama kita doang." Jelas Jevin.
Ya, Celine memang paling anti kumpul-kumpul di sekolah. Datang saat jam akan masuk dan pulang saat bel pulang berbunyi. Hal ini terjadi saat Celine dan Jevin mulai tinggal di rumah nenek. Celine merasa ia perlu menjaga neneknya dan selalu ada disisinya. Alasan ini juga yang membuat Jevin jarang berkumpul dengan yang lain, karena ia tidak mau hanya Celine yang menjaga nenek di rumah sedangkan ia bermain di luar sana.
"Bang Esa ikut?" Randdy kembali bertanya.
"Gue ajak deh abis ini. Gue paksa kalo perlu." Jevin menaikkan akedua alisnya.
"Dua curut yang lain juga ikut kan?"
"Cedric kalo abangnya ikut, dia pasti ikut. Kalo Johan tenang aja, Idan pasti maksa tuh anak buat ikut juga. Hahaha..."
"Kuy lah. Mumet juga pala gue." "Bawa motor nggak lo? Bareng gue aja." Ajak Randdy.
"Yaudah. Pulang gue bareng lo." Jevin beranjak dari duduknya dan melangkah keluar.
Namun, saat akan menutup pintu, dia berbalik dan tersenyum "Ren, kalo lo lagi ada masalah atau butuh temen buat curhat, gue siap denger cerita lo."
☀☀☀
"Nek.." Jevin yang baru membuka pintu depan memanggil neneknya.
Terdengar suara dari jauh menyahut. "Belakang Je.."
"Belakang Ren." Teriak Jevin kearah Randdy yang sedang memarkirkan motornya.
Mereka berdua berjalan kearah belakang lewat samping rumah. Terlihat Celine yang sedang mengangkat meja kecil.
"Nih pesenan lo." Jevin menyerahkan sekantong plastik kepada Celine.
"Biar gue aja sama Rendi yang angkatin. Lo bantu nenek sana."
"Thanks Je."
Randdy menyimpan tasnya di kursi yang ada disana. "Hai, Cel.."
"Hai, Ren. Udah lama gue nggak liat lo." Dengan menepuk bahu Randdy pelan Celine melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Jevin yang melihat itu tersenyum. Dulu, dia sempat berfikir untuk menyuruh Randdy menjadi pacar sepupunya itu. Entah kenapa dia merasa bahwa Randdy sangat cocok untuk Celine. Randdy yang perhatian dan bisa melakukan segala apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWASTAMITA ● 00L ● NCT DREAM
Teen Fiction"Besok-besok kita kesini lagi ya." "Di waktu yang sama." "Dengan orang yang sama." "Alay banget lo!" "Berisik anjir!" Tak ada yang seindah matahari terbenam. Perpaduan warna yang elok, dan terdapat banyak makna.