Happy Readings
.
.
.
Pagi sekali Mahesa alias bang Esa menjemput Aidan, Johan, dan juga Juan yang sudah berkumpul di rumah Aidan. Seperti ajakan Aidan sebelumnya, hari minggu ini mereka pergi ke pantai yang tidak jauh dari rumah mereka. Namun, kali ini Randdy dan Jevin tidak ikut karena alasan masing-masing.
"Woy bang!" Seru Aidan memanggil Mahesa dari kejauhan.
Rumah Aidan memang berada di ujung komplek, bersebelahan dengan rumah Johan dan Qila. Sesampainya di depan rumah Aidan, Mahesa dan juga Cedric- teman Johan, adik Mahesa juga- segera turun dan membantu teman-temannya membawa barang-barang yang sudah disiapkan oleh mereka.
"Kita Cuma berlima nih?" Tanya Mahesa setelah mereka berangkat meninggalkan rumah Aidan.
"Iya bang. Jevin sama Rendi ngga bisa ikut katanya." Jawab Juan.
Aidan yang duduk di kursi penumpang bersama Johan dan juga Cedric menimpali.
"Nggak asik sebenernya kalo cuma berlima."
"Apa Rendi kita culik aja? Terus Jevin kita sekalian ajak aja neneknya. Gimana?" Lanjutnya.
"Nggak berani gue kalo Rendi." Mahesa menggelengkan kepalanya sambil tertawa.
"Lagian kalo dia emang lagi butuh waktu buat istirahat gapapa. Kasian." Juan yang duduk samping Mahesa menimpali.
"Ka Rendi anak tunggal kan bang?" Johan bertanya pada Aidan yang dibalas dengan anggukan.
Selama perjalanan mereka saling menceritakan keluh kesah mereka. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk meluangkan waktu sekedar untuk bersama. Mahesa bisa mengenal mereka karena pernah tampil sebagai satu grup band musik di sekolah.
☀☀☀
"Gila, kenapa gue nggak ngerasa ngantuk si?"
Randdy yang sedari tadi bergelung diatas tempat tidur melangkahkan kakinya menuju dapur. Padahal semalam ia ikut bersama ayahnya ke pertemuan kolega bisnis sampai larut. Sudah menjadi rutinitas Randdy jika ayahnya ada pertemuan, ia pasti disuruh ikut.
Disaat melewati ruang TV, ia melihat ayahnya sedang menonton berita dan juga jangan lupakan setumpuk kertas didepannya. Ayahnya memang seorang workaholic semenjak ibunya meninggal 4 tahun yang lalu. Semenjak itu, semua yang dilakukan oleh Randdy ada dalam pengawasan ayahnya.
"Bi Marni cuti, jadi dua hari kedepan ayah mohon kerjasamanya dalam mengurus rumah." Ucap ayahnya setelah melihat Randdy melewatinya.
"Yaa." Balas Randdy keras dari arah dapur.
Setelah dirasa mendapat yang dibutuhkan, Randdy kembali naik ke kamarnya di lantai atas. Niatnya ingin menonton film yang belum dia tonton, tapi karena melihat ada chat yang masuk, ia urungkan niat itu.
Jevin
Ren, lo beneran ga ikut sama anak-anak?
Me
Nggak Je. Lo juga kan?
Tak lama setelah pesan itu terkirim, terlintas dalam benaknya untuk menghubungi temannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWASTAMITA ● 00L ● NCT DREAM
Teen Fiction"Besok-besok kita kesini lagi ya." "Di waktu yang sama." "Dengan orang yang sama." "Alay banget lo!" "Berisik anjir!" Tak ada yang seindah matahari terbenam. Perpaduan warna yang elok, dan terdapat banyak makna.