Bagian 3

92 10 3
                                    

Happy reading

.

.

.

"Guys guys dengerin gue!" Tara dari arah pintu kelas menggebrak meja paling depan-meja Bimo, sang ketua kelas.

"lo bisa nggak sih, seharii aja nggak rusuh!"

"Yaelah baper banget Bim."

"Eh eh ada murid baru cantik gengs!" Lanjut Tara kembali sambil menaik turunkan alisnya kearah Juan. Juan dengan eye smile nya hanya tersenyum.

"Apaan tuh alis maksudnya." Tunjuk Aidan yang baru saja tiba di kelas.

"Nggak ada maksud apa-apa kok." Dengan muka meledek Tara menyenggol bahu Aidan dan duduk di kursinya.

"Woy jelasin gak lo. Gue juga mau kali kalo dikenalin ke cewek!"

"Jangan Juan doang!" Aidan masih menatap Tara nyolot.

"Lo kan ada Qila, Dan. Apalagi sih maunya?" Bimo yang ada didepan Aidan tersenyum jail.

"Enak aja lo. Ogah gue." Dengan langkah pelan Aidan duduk di kursinya mendekati Randdy yang sudah ada sejak tadi. Sudah kebiasaan Randdy kalo datang pagi pasti tidur.

Jevin juga sedang mendengarkan earphone nya. Juan yang sedari tadi duduk bersama Jevin hanya diam sesekali membuka HP nya acak. Inilah rutinitas kelas sebelas mipa satu di pagi hari. Mereka masih dalam mode save energy nya. Hanya terdengar beberapa anak cewek yang sibuk bergosip, siapa lagi kalau bukan Tara biangnya. Para guru saja heran kenapa mereka semua bisa masuk di mipa satu, karena sudah tradisi jika anak mipa rata-rata pendiam.

"Dan, lu ada receh nggak?" Randdy menyikut Aidan yang sibuk scroll ig nya.

"Mau ke kantin bukan? Nitip dong gue."

"Ck.. Sini duitnya, gue pinjem."

"Nitip Ren gue."

"Iya mana duitnya." "Sini elah. Lama banget lo ngambil duit dikantong doang." Randdy dengan limit kesabarannya.

"Bentar woy, ni duit di kantong celana. Susah ngambilnya."

"Lagian pake celana ngetat banget. Pamer paha lo."

"Mau gue pinjemin nggak nih." Aidan dengan muka nyolotnya masih berusaha mengambil uang.

"Mau nitip nggak lo?" Randdy tak mau kalah.

"Iya iya bentar. Lagian susah banget sih ini." Aidan yang mager akhirnya berdiri agar lebih leluasa mengambil uang dikantong.

"Nih. Gue beliin permen mil*ita coklat 2." Dengan menyerahkan uang sepuluh ribuan.

Baru keluar dari zona duduk, Jevin menyodorkan uang lima ribuan kearah Randdy.

"Gue juga dong sekalian lewat, nitip pulpen satu." Dengan menaik turunkan alisnya dan jangan lupa senyumnya yang lebar, Jevin menyelipkan uangnya ke tangan Randdy. Dengan dengusan Randdy kembali berjalan. Namun, dari arah Jevin duduk tadi, ada seruan dari Juan.

"Ren. Mau kemana?"

"Kantin terus koperasi."

"Bentar, Ren. Tungguin." Juan berlari menghampiri Randdy yang sudah ada di pintu kelas.

"Nih. Gue nitip juga." Dengan senyum andalannya Juan menyimpan uang lima puluh ribuan di saku baju Randdy.

"Permen deh seribu. Campur." Aidan yang mendengar tertawa.

SWASTAMITA ● 00L ● NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang