"Ren, lo minggu ada acara nggak?"Namanya Randdy Abrisam, biasa dipanggil teman-temannya Rendi. Cowok paling galak yang ada di lingkar pertemanan mereka. Ganteng, pinter, jago gambar, bisa main music, dan jangan lupakan dengan suaranya yang merdu.
"Hmm, kayaknya minggu ini gue free deh. Kenapa emang?"
"Kita ke pantai, yuk!"
"Ikut kan?" Lanjutnya merangkul Rendi."Nggak deh, Dan. Cape gue. Mau istirahat aja di rumah." Randdy melepas rangkulan temannya-Aidan Hariz Putra-yang biasa dipanggil Idan. Aidan ini petakilan. Anak yang paling nggak bisa diam diantara keempatnya. Banyak yang bilang dia paling banyak akal dibanding temannya yang lain. Hobinya recokin Randdy yang lagi serius.
"Ah, nggak seru lo Ren." Aidan menampilkan wajah masamnya.
"Anak-anak pada ikut loh. Lo yakin gak mau ikut?"
"Bang Esa ikut?" Randdy bertanya antusias yang dibalas tak kalah antusiasnya oleh Aidan.
"Jelas lah. Sponsor utama mesti ikut Ren. Hahaha..."
"Jadi, ikut kan?" Aidan kembali bertanya.
"Gue pikirin lagi." Randdy menganggukkan kepalanya.
☀☀☀
"Hello everybody!"
Aidan dengan gayanya yang tengil memasuki kelas menuju tempat kedua temannya yang lain. Ada Juan Abercio, biasa dipanggil Juan. Juan dengan segala sifat tebar pesonanya untuk merayu semua cewek. Tapi jangan salah, untuk pacaran hanya terhitung 2 kali sampai saat ini. Ada juga Jevin Alvaro, cowok paling pendiam diantara keempat anak ini. Namun untuk masalah tebar pesona dia juga tak kalah dari Jevin.
"Berisik lo, Dan." Juan melempar Aidan dengan pulpen yang sedang dipegangnya. Aidan dengan sigap menangkap pulpen tersebut.
"Bawa sini cepet Dan pulpennya!" Juan melambaikan tangannya. Aidan yang menangkap pulpen tadi langsung melempar kembali pulpennya. Namun kearah yang berlawanan, dengan kata lain melempar pulpen Juan ke luar kelas.
"Pulpen apaan Ju?"
Juan yang kesal melangkah keluar kelas dengan langkah lebar. Saat melewati Aidan dia mendorong sedikit bahu Aidan.
"Woy woy woy. Apaan nih." Aidan yang tak terima bermaksud mengikuti Juan. Randdy yang tahu itu langsung menarik tangan Aidan menuju Jevin yang sedang mencatat.
"Ada tugas emang?" Randdy bertanya pada Jevin yang dibalas dengan anggukan.
"Tugas?" Kali ini dengan keras Aidan kembali heboh.
"Bu Andin." Jevin kembali memberi penjelasan yang dibalas "oh.." oleh keduanya.
"Udah itu mah gue." Aidan duduk di tempatnya dengan bangga dan mengeluarkan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWASTAMITA ● 00L ● NCT DREAM
Teen Fiction"Besok-besok kita kesini lagi ya." "Di waktu yang sama." "Dengan orang yang sama." "Alay banget lo!" "Berisik anjir!" Tak ada yang seindah matahari terbenam. Perpaduan warna yang elok, dan terdapat banyak makna.