Aku akan melindungimu

850 131 42
                                    

Long time no See

Than POV

Aku menatap ke jendela kamarku. Ini sudah hari ketiga belas sejak aku terperangkap di kamarku. Aku tidak tahu apa yang terjadi di luar sana kecuali segala hal yang Master Phom ceritakan padaku.

"Yang Mulia, apa anda menginginkan sesuatu?" Tanya Yuth.

Aku masih menatap jendelaku. Sejauh mata memandang aku hanya bisa melihat deretan bangunan cokelat dan lautan pasir yang membentang tanpa ujung.

Hal yang aku inginkan? Jika ada hal yang sangat aku inginkan saat ini, hal itu adalah kebebasan. Bebas berjalan kemanapun aku mau. Bebas menunggangi Petir. Aku hanya ingin kebebasan.

Aku menutup mataku dan membayangkan Kerajaan Jarujitranon, hamparan sungai jernih, rerumputan hijau, dan kicauan burung yang menemaniku dikala aku bermain. Aku rindu merenangi sungai dan tiduran di atas rumput kampung halamanku.

"Yang mulia?" Suara Yuth membuyarkan lamunanku. Ketika aku membuka mataku, aku kembali dihadapkan pada tempat asing ini.

Aku menarik nafas panjang dan menggeleng. Yang aku inginkan Yuth tidak akan bisa memberikannya.

💙💛

Darvid POV

"Selamat datang yang mulia" Kannika adalah orang pertama yang aku lihat ketika aku turun dari kereta. Dia mengulurkan tangannya ke arahku.

Aku menatap para selir dan para menteri yang menyambut kedatanganku. Semua ada disini kecuali wajah yang sangat aku rindukan.

Aku mengulurkan tanganku dan menyambut tangan Kannika. Kannika tersenyum lebar.

"Bagaimana perburuan Anda yang mulia?" Tanyanya antusias.

Aku menarik tanganku darinya dan berjalan ke dalam istana.

"Malam ini, kita bisa berpesta dengan hasil buruanku" Jawabku. Walau musim dingin aku beruntung karena berhasil mendapatkan beberapa buruan di Falcon.

Kannika dan para selir terlihat bahagia.

"Hamba akan menyiapkan segalanya" Ujar Kannika senang.

Aku mengangguk dan terus berjalan ke dalam istana.

"Apa anda membutuhkan hal lain?" Tanya Kannika. Aku memalingkan wajahku dan menatap wanita cantik di depanku.

Yang aku butuhkan?

Saat ini, satu-satunya yang aku butuhkan adalah Thanapon. Aku ingin melihat apakah dia baik-baik saja. Aku ingin menariknya ke dalam pelukanku dan tidak akan pernah melepaskannya. Tapi bahkan seorang raja sepertiku, yang menguasai hampir seluruh daratan, tidak bisa mendapatkan keinginannya begitu mudah.

Aku menggeleng "aku hanya ingin istirahat" Ujarku sambil melambaikan tangan ke arah para selir dan para menteri lalu masuk ke dalam kediamanku.

Wan mengikutiku dengan setia. Tanpa mengatakan apapun dia membantuku mengganti pakaianku.

"Hamba akan menyiapkan air hangat untuk anda mandi" Ujar Wan setelah mengganti pakaianku.

Aku mengangguk tapi sebelum Wan beranjak pergi aku teringat sesuatu.

"Wan" Ujarku sebelum Wan berhenti di depan pintu kamar kediamanku.

"Ya yang mulia" Wan membalik tubuhnya dan membungkuk kepadaku.

Aku menatap Wan sejenak. Sudah tiga belas hari sejak aku melihat Thanapon, dan selama itu aku yakin Thanapon juga tidak bisa keluar dari kediamannya. Aku yakin dia sangat membenciku saat ini, tapi aku melakukan itu demi keamanannya.

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang