Perburuan

1K 133 26
                                    

Phi tae scream sexiness without have to take off his clothes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Phi tae scream sexiness without have to take off his clothes.

💙💛

Dav POV

"Pilih anak buah terbaikmu dan kirim ini ke Raja Jarujitranon segera" Ujarku sambil menyerahkan sebuah surat ke tangan Jenderal Kiet.

"Baik yang mulia"

"Dan, siapkan pasukan. Kita akan berburu ke Falcon"

Tidak seperti perintahku yang pertama, Jenderal Kiet menatapku ragu.

"Saat ini sudah memasuki musim dingin yang mulia. Walau musim dingin di Falcon tidak separah di tempat kita, tapi tetap saja, saya tidak yakin akan ada banyak buruan"

Aku berdecak mendengar jawabannya "Jika Aku bilang kita akan berburu maka kita akan berburu. Lakukan saja dan selama aku pergi, perketat penjagaan di kediaman Thanapon jangan biarkan siapapun selain aku, Master Pom, dan Yuth masuk ke kediamannya" Perintahku lagi.

Kali ini Jenderal Kiet tidak lagi mengatakan apapun. Dia tahu benar bahwa aku tidak menyukai jika seseorang membantah omonganku, tidak bahkan dia.

"Baik yang mulia" Jawab Jenderal Kiet sebelum dia menyingkir dari hadapanku.

Aku merebahkan punggungku ke kursi kerajaan dan menutup mataku. Rasanya hari ini begitu panjang dan melelahkan. Aku ingin pergi menemui Thanapon dan berbicara dengannya, atau bahkan hanya memandang wajahnya. Tapi tentu saja aku tidak bisa melakukannya. Satu-satunya saat aku bisa bertemu dengannya tanpa membuat orang berpikir bahwa aku mengistimewakannya adalah saat kami makan malam. Jika aku menemuinya di luar makan malam maka orang akan mengosipkan banyak hal. Dan itu akan membuat Than dalam bahaya.

"Anda tidak apa-apa yang mulia. Ingin saya panggilkan tabib?" Pertanyaan Wan kembali menyadarkanku.

Aku membuka mataku dan menggeleng.

"Yang mulia terlihat tidak dalam kondisi baik, apa tidak sebaiknya perburuan ditunda sampai kondisi Yang mulia lebih baik?" Pinta Wan.

Aku menatap Wan tidak senang "Ck... Kamu berkata seakan aku pria tua renta yang sudah tidak sanggup mengangkat pedang saja. Seburuk apapun kondisiku saat ini, aku masih bisa membunuh seekor beruang dengan tanganku sendiri"

Wan tersenyum tipis dan menatapku "Hamba yakin anda bisa melakukannya, hamba hanya khawatir. Bahkan seekor singa juga bisa terluka saat berburu. Hamba hanya tidak ingin melihat Yang Mulia terluka"

Aku menatap Wan. Wan dulu adalah pelayan ibuku. Ibuku kemudian menyuruhnya untuk merawatku. Dia melihatku tumbuh dan aku melihatnya menua. Kami sudah seperti keluarga. Karena itu, aku mengerti kekhawatirannya.

"Jangan khawatir. Perburuan ini tidak akan menumpahkan darah apapun" Tegasku. Perburuan ini adalah perburuan takdir. Aku akan menemukan takdir burukku dan Than, lalu melenyapkannya.

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang