Dua Matahari

1.2K 154 49
                                    

Missing TaeTee

Missing TaeTee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N

Dan beberapa hari lalu aku menonton film Big Fish dan Begonia, film yang sukses bikin aku nangis. Film ini sangat menyentuh. Terkadang butuh perjuangan panjang untuk menyukai seseorang bahkan terkadang kamu rela melakukan apapun termasuk mengorbankan kehidupanmu sendiri untuk orang yang kamu sayangi.

Semoga kalian menikmati ini. Terima kasih untuk yang komen dan bintangnya, bahkan untuk mereka para silent reader (sometime it is hard to admit that you enjoy reading BL, right).

💙💛

Dav POV

"Bukankah aku sudah memperingatkanmu?" Aku menatap Kakak pertamaku, Thahan dengan amarah.

"Ini tidak akan terjadi jika kamu tidak serakah" Tambahnya sambil menarik pedang di tangannya. Tindakannya membuat tubuh Than terhempas dan terkulai di tanganku. Darah mengalir deras dari tubuhnya. Aku tidak mampu berkata apapun lagi. Kakiku terasa lemas. Aku merengkuh tubuh Than. Air mata mengalir deras di kedua pipiku dan jatuh ke wajah Than.

"Darah di balas darah. Kamu pikir karma tidak akan menghampirimu" Teriak Thahan sebelum dia tertawa kuat.

Aku menatap tubuh dingin Than. Jika ini karma maka seharusnya aku yang menerima semua ganjarannya. Bukan Than. Dia tidak berhak tersakiti karenaku. Dia...

"Yang Mulia!"

Dia....

"Yang Mulia!"

Aku membuka mataku dan menatap ornamen matahari yang menghiasi langit-langit kamarku. Aku bangun dan menatap kedua tanganku. Tidak ada darah dan tidak ada Than.

"Anda baik-baik saja Yang Mulia?" Tanya Wan sambil menatapku khawatir.

Aku bernafas lega ketika menyadari bahwa itu hanya mimpi. Mimpi buruk. Aku mengusap wajahku yang dipenuhi keringat dan air mata. Aku kembali menatap tetes air mata yang menempel di jemariku. Sudah lama aku tidak menangis. Terakhir aku meneteskan air mata saat ibuku meninggalkanku.

"Pukul berapa?" Tanyaku.

"Hari menjelang fajar Yang Mulia. Apa anda membutuhkan sesuatu?"

Aku menutup mataku sesaat dan menggeleng. Aku membiarkan mimpi burukku berlalu sebelum aku turun dari tempat tidur.

"Aku ingin melihat Than" Ujarku sambil berjalan mengambil pakaianku. Wan menatapku bingung.

"Saya yakin Yang Mulia Thanapon belum bangun saat ini" Protes Wan tapi dia tetap membantuku berpakaian.

Aku memakai bajuku dengan cepat "tidak perlu membangunkannya. Aku hanya ingin melihatnya" Tegasku.

Wan menatapku sesaat tapi dia tidak mengatakan apapun lagi. Setelah membantuku berpakaian, dia mengikutiku keluar istana utama dan berjalan menuju ke kediaman para selir. Aku mengutuk lokasi kediaman Than yang berada sangat jauh. Aku melakukannya untuk mengamankannya tapi mungkin aku harus memikirkan hal ini lagi. Jika lokasinya sejauh ini dan terjadi sesuatu padanya, aku tidak bisa menyelamatkannya dengan segera.

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang