Chapter 11

282 40 10
                                        

Fajri memberi isyarat pada yang lain.
1...2...3....

Duaarr

HAPPY BIRTHDAY TASYAA-!!

Tasya sedikit mengangkat kepalanya dari pelukan Fajri. Tasya masih bingung dengan apa yang terjadi sekarang.

"Udah wei pelukannya, jangan lama-lama. Kasian sama kita yang jomblo" teriak Shandy.

"Heh mulutnya" saut Farhan.

Tasya mulai melepaskan pelukan nya dari Fajri. Matanya yang masih sembab ia paksa agar air matanya tidak keluar lagi.

"Jangan nangis atuuh" ucap Fajri mengelus pelan kepala Tasya.

"Udah-udah jangan nangiss" ucap Febi menenangkan Tasya.
"Aku kira hiks kamu marah beneran hiks sama akuu😭" ucap Tasya terisak-isak.
"Uuhh sini-sini peyuuk duluu" ucap Febi memeluk Tasya.
Fiki ikut memeluk kedua sahabatnya tersebut.

"Iri gua guys huaa" ucap Ricky yang bergelayut ke Shandy.
"Plis deh Rick, jangan lebay" ucap Shandy.
"Sedih gua tuh"
"Sini-sini peluk jugaa" ucap Farhan memeluk 6 laki-laki didekat nya.

---

Febi mempersilahkan semuanya untuk memakan hidangan yang sudah disediakan.

"Makan timee-!!" ucap Gilang teriak.
"Malu banget punya temen kek gini" Shandy menepuk kepalanya.
"Makanan adalah surga Shan🤤" jawab Gilang.
"Iye dah serah lu wkwkwk"

Acara berlangsung hingga malam hari.
Hari makin gelap, matahari mulai terbenam dengan indahnya. Banyak yang bilang ini adalah senja.
Febi dan Tasya sedang duduk menikmati senja di sore hari ini.

Zweitson yang sedang mondar-mandir mancari objek untuk difoto, akhirnya ia menemukan objek yang sangat indah didepannya, ia langsung memotretnya.
Zweitson ini memang tidak bisa melihat pemandangan yang indah sedikit, jika melihatnya pasti langsung ia potret, dasar anak fotografi.

"GILAA!! bagus banget foto gue"
Febi dan Tasya menoleh ke sumber suara.
"Kenapa kak?" tanya Febi.
"Liat nih, bagus kan?" Zweitson memperlihatkan hasil jepretannya tadi.
"Ini foto kita berdua?" sekarang Tasya yang berbicara.
"Of course" jawab Zweitson yakin.
"Bagus sii— tapi kalo ga bilang-bilang fotonya jadi jelek sksk" ucap Febi bercanda.
"Yaa mangaap, tapi bagus kan?" Zweitson menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.
"Iyaa bagus kok"
"Tuh kaan ga percaya sii" Zweitson langsung lari kegirangan.

---

"Nat, you look so pretty tonight" ucap Febi tiba-tiba.
"Seriously? You too Feb" ucap Tasya.
"Wait, jadi baju ini dari kamu?" tanya Tasya yang masih penasaran akan pengirim baju ini. Febi hanya mengangguk mendengar ucapan Tasya.
"Aahh sayaangg" Tasya memeluk Febi dari samping. Febi pun ikut memeluk nya.

"Wahh ada apa nii" Fiki datang dan duduk di sebelah kanan Febi.
"Kepo andaa" ucap Tasya.
"Yeeehh, kan gua bagian dari kalian juga xixi" ucap Fiki.
"Iya Fik iya wkwk"

Urutan duduk mereka
Tasya—Febi—Fiki

---

"Guys.... Gua seneng deh bisa kenal kalian" ucap Fiki tiba-tiba yang membuat Febi dan Tasya menengok kearah Fiki, sedangkan Fiki masih menatap lurus kedepan.
"Gua jadi tau gimana rasanya punya sahabat. Gua jarang banget punya sahabat kayak lo berdua" lanjut Fiki.
"Yess, kita juga seneng banget bisa ketemu sama kamu Fik" balas Febi.

"Kadang kita suka ngira kalo ini ga mungkin terjadi, tapi kalo Tuhan udah berkehendak, semuanya pasti bisa terjadi. Aku juga ga nyangka dan seneng banget punya sahabat kayak kamu Fik" ucap Febi.
"Iyaa, aku juga seneng punya sahabat kayak kalian. Aku harap kita bisa kayak gini sampe nanti kita lulus" ucap Tasya penuh harap.
"Aamiin"

Cerita di SMA | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang