Aku balik setelah sekian lama...
Ada yang kangen book ini ga? Ga.
Jangan lupa vote dan komennya ya kawan! Thanks!✨
Happy reading! (ʃƪ^3^)
. . .
"Tama, jangan dekat-dekat sama orang tadi"
Tama memutar matanya malas menatap si hitam yang sejak tadi terus mengekorinya kemanapun.
'ck! Kenapa sih?!'
Tama sudah lelah di ganggu terus menerus oleh si hitam, ia di suruh menjauhi Adit. Entah apa tujuan pastinya, tapi Tama tak suka akan hal itu.
"Karena dia ga baik"
'Tau dari mana?'
"Dari hati"
'Emang kamu punya hati?'
"Ya punya lah"
Tama hanya diam menanggapi pernyataan si hitam yang menurutnya tidak masuk akal.
'Dah aku lagi malas berdebat jauh-jauh sana! Syuh syuh'
Tak ingin berdebat lebih jauh, Tama segera mendiamkan si hitam dengan berbagai ocehan yang tak satupun ia dengarkan.
"Tama"
Oh! Tentu suara ini sangat familiar di telinga Tama. Bagaimana tidak, suaranya begitu lembut ketika memanggil namanya. Seperti mendengar lagu-lagu pengantar tidur saja.
"Tama! Jangan di jawab!" Mulai lagi drama aneh milik si hitam dan dunianya.
"Ya?" Tama tak perduli dengan si hitam yang tiba-tiba saja menghilangkan begitu saja. Apa dia marah? Ck aku tak perduli. Jujur saja Tama sedikit risih dengan si hitam yang selalu mengikutinya kemanapun.
"Apa kau ada waktu senggang nanti? Waktu pulang sekolah"
"Memangnya ada apa?"
Adit, orang yang memanggil Tama tadi, hanya menggaruk tengkuknya pelan dan memasang wajah bingung.
"Ya, mau ngajak jalan-jalan aja. Tapi kalau ga ada juga ga-"
"Iya ada kok!"
Dengan kecepatan cahaya, Tama menjawab pertanyaan Adit dan tak akan melewatkan kesempatan ini. Karena jujur saja ia sedikit tertarik dengan orang ini, tapi takut-takut Adit malah menyukai sahabatnya, Lily.
'yes sekalian pendekatan, apa kencan? Mikirnya kejauhan' pikir Adit
"Oh ok deh, sampai jumpa nanti" Adit bisa melihat jelas wajah merah padam Tama yang malu, ia hanya menyunggingkan senyum tipis, dan berlalu dari sana.
Hanya saja Tama yang tidak tau bagaimana keadaan tangan Adit yang sudah basah akan keringat, jantung yang terpacu cepat, oh sungguh Adit tidak pernah mengajak seseorang jalan sebelumnya. Ia bahkan tak perduli dengan perasaan orang-orang yang di luar batas teman kepadanya. Tapi entah mengapa malah dia yang mendekatinya sekarang.
.
.
.
.
."Hei siapa disana?!" Lily berteriak cukup kencang, sambil menunjuk mahluk aneh yang bergelantungan di dinding sekolah.
"E-eh i-itu... Lily? Sttt diem-diem. Jangan teriak-teriak, ini aku Alan" dengan badan yang masih bergelantungan di dinding sekolah, Alan sedikit memutar kepalanya kebelakang.
"Eh Kak Alan?! Ngapain di situ? Mau bolos ya?!" Jujur tebakan Lily itu tepat sasaran, tak meleset sedikit pun.
"Aduh ribet kan, padahal tinggal lompat" Alan segera turun dari atas, lalu menghampiri Lily dengan tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mind || Taeryeong ✓
Teen FictionDia datang dalam sosok yang berbeda. Menakutkan. Tapi dia adalah sosok yang ku rindukan, dia membuatku nyaman. Tapi dia hanya muncul di dalam pikiranku, imajinasi indah hanya milikku. Dan mengganggu pikiranku Ranking 🎖️ • #1 in mymind ~ 14/07/2020 ...