🦋 - Mine

97 18 3
                                    

Wah My Mind udah 1k reader! Makasih banyak yaaa! (༎ຶ ෴ ༎ຶ)
S

pecial update untuk 1k reader!


Jangan lupa baca Author Note dibawah ya!

Happy reading!
. . .

Sepertinya ada yang salah dari diriku...
Aku merasa aneh, seperti ada perasaan bahagia yang datang tiba-tiba. Semua itu bersangkutan satu sama lain.

Aku bingung, aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Seharusnya aku tidak merasakannya. Ini adalah hal yang mustahil, tapi ini terjadi.

Aku membencinya, perasaan aneh yang tak diperbolehkan telah hadir didalam diriku. Aku harus menolaknya.

Tapi aku tak bisa.

Aku menyukai perasaan ini.

Bersamaan dengan perasaan membencinya.

.
.
.
.
.

"Psttt... Hitam. Kau sedang apa?"

"Diam"

"Hei kau kenapa?"

"Menjauhlah"

"Ck! Kau menyebalkan!"

"Oh?! Adit?! Kenapa kau kemari?"

Si hitam dengan cepat membalikkan badannya, melihat sosok manusia berbalut kaos hitam dengan jeans yang terlihat memukau.

"Aku ingin mengajak kau... Jalan? Semacam kencan"

"Ck sejak kapan manusia itu berkencan dengan Tama, berpacaran saja tidak" si hitam berdecak malas menanggapi manusia super pede di ambang pintu.

"Kencan?"

"Kau tak mau?"

"Kenapa?"

Adit mengernyit heran, kenapa? Pertanyaan macam apa itu?

"Kenapa kau mengajakku berkencan?"

"Karena aku menyukaimu"

Tama tak bisa mengucapkan sepatah kata pun, hanya diam membeku mendengar pengakuan orang di depannya.

"Sepertinya aku harus benar-benar menjauhkan manusia satu ini dari Tama" si hitam berdiri dengan cepat lalu menghilang dari sana, kebiasaan yang baru.

"Sekarang kau kekasihku"

"Hei! Apa-apaan itu?!"

"Kau tak mau?"

"Kau memaksaku?"

"Tidak, kau memang milikku"

"Si-siapa bilang?"

Merah, mulai dari telinga hingga pipi, semua bagian itu merona hebat akibat gombalan maut laki-laki bernama Adit itu.

"Aku, sudah cepat. Aku cantik begini, ayo jalan"

.
.
.
.
.

"Aduh!"

"Mana bolanya?"

Retha mendesis sakit, kepalanya baru saja terkena bola basket. Tidak begitu keras namun tetap saja sakit.

"Apa masalahmu?!"

"Tidak ada, mana bolanya"

Dengan cepat Retha mengambil bola berwarna oranye itu, berlari cepat ke arah kolam ikan penghias taman.

My Mind || Taeryeong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang