Exhibition

10.8K 1.5K 475
                                    

Akhir akhir ini, teteh suka banget dengerin "Ardhito ft. Aurelie Moremans- I Just Couldn't Save You Tonight."

***

Pameran udah jadi agenda wajib buat jurusan arsitektur tiap akhir semester. Kali ini, pamerannya digabung sama anak sipil. Harusnya bukan suatu hal yang susah buat ngumpulin anak Band Teng, soalnya Andreas sama Vian pameran dan jadi satu ruangan. Makin rame juga karena member Papa Muda juga minta dijadiin satu ruangan dan satu sesi sama Vian. Ditambah sama Naka. Sesi mereka dimulai sore jam 4 sampe jam 9 malem.

Buat Andreas, ini pameran terakhir sebelum tugas akhir. Makanya agak spesial. Beda sama Vian yang masih ada sekitar dua pameran lagi. Karena spesial, dari pagi anak-anak Band Teng udah ribut di grup chat, kecuali Kala. Biasanya sebagai manajer, dia paling bacot. Tapi gatau kenapa dia nggak muncul sama sekali.

"By, sahabatmu tanyain gih, kok gue kuatir ya?" Jordy yang lagi di depan perpus departemen sama Tantra pagi itu punya perasaan gak enak karena Kala nggak muncul seharian.

Tantra langsung cek hape. "Wait, Darl! Dia chat gue 10 menit lalu, tapi kayaknya belom kebaca."

--Ma freund, gue gak tau bisa join apa engga, gue demam. I'm home right now, I'm ok. Bilangin ke yang lain ya. Tengs baby-nya Ucok!

"Darl, Kala demam dong," Tantra ngomong dengan nada sedih. Terus dia bales chat Kala. "Tapi dia nggak mau dijenguk. Kayaknya agak parah deh, butuh istirahat total. Kemarin ujian praktikumnya gila soalnya,"

Jordy ngangguk-ngangguk. Cowok batak itu nyedot es tehnya. "Bisa sakit juga itu manusia, biasanya dia lompat kesana kesini," Ucapan Jordy bikin Tantra ngendikin bahunya.

"Mungkin sakitnya hasil implementasi ngurusin kita kemarin? Gantian gitu," kata Tantra. "Duh jadi merasa bersalah,"

Tuk!

Jordy mukul pelan jidat Tantra pake cokelat coki-coki yang dibawanya dari kos. Sebelum pacarnya ngamuk, dia nyela omongan duluan. "Jangan gampang ngerasa bersalah sama orang. Gak baik. Semua orang diciptain buat saling ngrepotin dengan kadarnya masing-masing,"

"Ya tapi kan..."

"Mana soal perhitungan metalurgimu? Kurang dua nomor kan? Kerjain dulu," sergah Jordy. Tantra hampir ngomel. "Et, gak ada bantahan, keburu jam UAS. Ntar gabisa nonton pameran gegara remed, jangan salahin gue yak,"

Tantra ngeluarin jurusnya. Dia majuin bibirnya beberapa mili. "Mbok jangan dimarahin to..."

Shit! Gue lemah kalo udah imut gini😑

***
"Udah semua perlengkapannya? Maketnya di studio kampus kan? Jangan lupa lem sama kuisioner,"

Bintang udah mirip ibu-ibu yang anaknya mau berangkat sekolah. Make sure semua peralatan yang dibawa temennya nggak ketinggalan. Soalnya beberapa bulan dia serumah sama empat bujang kocak itu, dia jadi apal kelakuan mereka. Suka ceroboh. Beda sama si Bintang yang telaten, rapi, dan perfeksionis.

Sampe sini tau kan kenapa Tuhan mengirimkan Bintang ke kandang buaya itu? Yep, ibarat kata, Bintang tu Marry Poppins Upgraded 4.0. Kerjaannya beberes mulu sampe dijulukin 'Marie Kondo-boy' sama Ridho. Fyi, Marie Kondo itu seorang konsultan tata ruang dari Jepang yang cara beberesnya udah ditiru banyak orang. Kehidupan lambung dan jerohan mereka selama kuliah juga berubah, soalnya Bintang hobi masak dan berusaha gimana caranya keempat 'Mafia Indimie' itu gak makan mie tiap hari. Sekarang juga paham kan kenapa Vian makin cinta ke Bintang? Masuk kriteria calon mantu idaman Mama soalnya.

Gracias! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang