Tanggal di video anggep aja hari ini yak wkwk
***
"Lepas, nggak ada yang ngijinin kamu deket bahkan megang aku sekarang!"Sam nepis tangan Mas Yudho saat cowok yang udah ngancurin kepercayaannya itu narik tangannya sebelum Sam keluar dari mobil. Sam yang biasanya berlaku manis, sekarang natap Mas Yudho tajem.
"Ya, oke. Nanti aku jemput jam 3 tepat." Mas Yudho dingin. Entah, Mas Yudho yang berubah atau memang ini kelakuan aslinya. Sam mulai rabun soal itu. "Oh ya, ini udah dua minggu, Sam. Hubunganmu sama Andre gimana? Band juga gimana?"
Sam yang tadinya mau ngebuka pintu mobil berhenti. Jujur, setelah peristiwa Andreas ditolak mentah-mentah, dia belum memutuskan apapun. Andreas, dua minggu ini pun mereka masih baik-baik aja kayak biasanya. Bahkan Andreas nggak ngebahas kelakuan buruk dan sindiran yang dia terima pas ke rumah Sam. Dia tetep memperlakukan Sam seolah-olah nggak ada yang terjadi dan berlindung di balik alasan 'aku nggak bakal berhenti berjuang buat kamu'.
"Setelah kamu bikin kepercayaanku ilang, kamu masih bisa tanya kayak gitu Mas? Hebat ya," kata Sam.
"Terserah, yang pasti nantinya kamu bakal nikah sama aku," Mas Yudho pede. Dia ngeliat wajah Sam. "Inget, Andreas dan band udah bikin kamu seliar ini Sam, kalau nggak ada mereka, mungkin semua nggak bakal rumit."
Sret!
Sam nahan tangan Mas Yudho yang hampir megang pipinya. "Mungkin kalau nggak ada kamu bakal ratusan kali jauh lebih baik," Didorongnya jauh-jauh tangan Mas Yudho. Dia ngebuka pintu mobil. Tapi gerakannya berhenti. "Satu lagi, jangan pernah ngomong hal buruk tentang Andre dan adek-adekku. Tanpa mereka aku gak bisa bertahan hidup di lingkaran keluarga yang kayak neraka itu!"
Sam ngedorong pintu mobil keras-keras. Hampir tiap hari kayak gini. Mas Yudho harus antar jemput dia ke kampus dan parahnya, ibunya Sam nyuruh seseorang masang GPS di hp Sam biar dia tau anaknya ke mana aja. Hidup Sam sekarang lebih mirip tahanan kota. Pun dia nggak bisa pulang sampe larut malem kayak dulu. Karena gak mau temen-temennya ikut campur, dia nggak cerita apapun dan cuma beralasan kesehatanku lagi gak baik-baik aja, gara-gara skripsi deh ini.
"Mas Sam!" Dari gerbang kampus, dia ngeliat ada sejoli Vian sama Bintang lari-lari dengan senyum sumringah. Dua bongsor itu dateng dari arah parkiran dan dua-duanya bawa tas gitar.
Sam harus mulai berakting seolah semua baik-baik aja. "Eh, gimana-gimana? Kok keknya semangat bener, gaada capeknya apa?" tanya Sam.
Bintang ngerangkul lengan Sam. Sam ngerasa kalo Bintang makin berisi sekarang. Oh jangan lupa, makin ceria juga. "Iya dong, soalnya Mas Sam bakal jadi orang pertama yang nerima sesuatu dari gue sama A' Vian," kata Bintang.
Vian ngerogoh tasnya. "TARAAA! HAHAHA KOSONGIN JADWAL YA KAK!"
"Hah seriusan bulan depan?!" Sam kaget. Yaiyalah, perasaan baru kemaren ni anak dua wara-wiri ngurus nikahan tau-tau udah kelar aja persiapannya.
Bintang ngangguk. "Gue sama A' Vian akhir bulan ini udah seminar. Tadinya kita mau April atau Mei aja abis UAS. Tapi Mamah pengennya cepet,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracias! [END]
Fanfiction"Fakultas Teknik emang gak punya grup musik?! Apa cuma jago di olahraga doang kalo ada Porseni?" . "Haha kayaknya masih ada trauma skandal band yang dulu," . "Gimana kalau bikin band baru?" Sebuah band yang terbentuk dari 8 anak-anak ajaib yang ke...