Prolog

1.2K 97 15
                                    

Happy Reading

.

.

.

Drrrt...drtttt...

Panggilan itu terus berdering tak ada hentinya. Jam sudah menunjukkan tengah malam dan orang gila mana yang menelpon di jam seperti ini ? Sungguh apa yang dilakukannya sangat mengganggu tidur seseorang. Bahkan sang pemilik ponsel baru saja menutup kedua matanya yang lelah dan juga mengantuk. Salah satu tangan itu meraba kearah nakas yang dimana ponsel miliknya ia letakkan diatas nakas tersebut.

"Yoboseyo ?" ucapnya setelah menerima panggilan tersebut dan meletakkan ponselnya kepada salah satu telinganya tanpa melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Rasanya akan sangat menghabiskan waktu jika ia melihat siapa nama yang telah menghubunginya ditengah malam ini.

Seseorang disebrang sana tak langsung menjawab perkataan Mingyu. Hening untuk beberapa saat, hingga terdengar suara isakan yang tidak jelas. Mingyu mengerutkan keningnya saat tak juga mendapat jawaban. Tak sabar ia melihat layar ponselnya yang ternyata disana tertera suatu nama. Nama yang sangat spesial untuknya, "___Wonwoo-ya kau baik-baik saja ?" bodoh. Seharusnya ia tidak bertanya seperti itu, Wonwoo pasti tidak baik-baik saja.

"Mari akhiri hubungan ini, Mingyu-ya."

Tidak. Apa maksudnya ? Mengakhiri hubungannya, apa Wonwoo sudah gila ? Bahkan hubungan keduanya baru terjalin beberapa jam yang lalu, dan sekarang Wonwoo memutuskan untuk mengakhirinya ? Apa yang dipikirkannya ? Tidakkah Wonwoo memikirkan perasaan dirinya yang sangat hancur ini ? Ini tidak lucu. Wonwoo menghubunginya di tengah malam seperti ini hanya untuk mengatakan hal menyebalkan seperti ini ? Sejak tadi, hubungannya baik-baik saja tanpa ada masalah.

"Kau menjahiliku, ya ?" ujar Mingyu mencoba untuk tetap tenang dan tak emosi. Ia hanya berpikir positif, jika Wonwoo hanya sekedar menjahilinya.

"Aku serius. Aku tidak bisa mempertahankan hubungan ini dan melanjutkannya. Tolonglah kau harus menerima permintaan terakhirku ini, Mingyu-ya."

Mingyu mengeraskan rahangnya dan mengepalkan sebelah tangannya. Napasnya memburu dengan emosi yang meluap, "Tidak. Aku tidak akan mau. Coba jelaskan padaku mengapa kau ingin mengakhirinya, Jeon Wonwoo ! Bahkan besok kita sudah berjanji akan pergi ke suatu tempat."

"Maafkan aku. Kuharap kau segera melupakanku dan mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku. Terima kasih telah menjadi bagian dari kebahagiaanku, Kim Mingyu."

"APA YANG KAU__"

Tut.

Dan panggilan terputus membuat Mingyu geram. Ia mencoba untuk menghubungi Wonwoo kembali, namun yang dia dapatkan hanyalah suara dari operator bukan seseorang yang sangat dicintainya itu. Sampai kapanpun Mingyu tidak akan mau berpisah dengan Wonwoo dengan cara seperti ini. Bagaimanapun ia harus menemui Wonwoo dan mendapatkan penjelasan darinya.

Tetapi sayangnya sampai tiga tahun lamanya, Mingyu tak kunjung menemukan keberadaan Wonwoo. Rumah yang ditempati oleh Wonwoo telah kosong dan tidak ditempati oleh keluarga Jeon. Menghilangnya Wonwoo bak ditelan bumi dan tanpa kabar, membuat Mingyu tak bisa melupakannya seperti yang dikatakan oleh Wonwoo malam itu.

Jika takdir berbaik hati kepadanya. Ia ingin sekali saja bertemu dengan sosok manis yang telah berhasil memikat hatinya, bisakah ? Ia hanya ingin meminta penjelasan atas berakhirnya hubunganya di sebelah pihak. Mingyu tidak tahu jika merindukan seseorang akan sangat menyakitkan seperti ini. Ia membutuhkan Wonwoo dan hanya sosok manis itu yang bisa membuatnya bahagia.

"Kembalilah. Aku tak berhenti menunggumu, Wonwoo-ya."

The Last Spring

#26012021

Jadi gini aku tuh gak suka liat poster nganggur 😭
Jadi ya aku bikin aja FF nya.
Dan btw ini aku mau bikin antara 2-3 chapter ya gak akan panjang-panjang hehehehe.

Dan btw ini aku mau bikin antara 2-3 chapter ya gak akan panjang-panjang hehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Last Spring [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang