Happy Reading
.
.
.
Makan malam dikediaman keluarga Kim berlangsung khidmat. Saat ini mereka masih berada di meja makan guna berbincang menghangatkan suasana. Tuan Kim yang merupakan kepala keluarga tak hentinya menatap kearah semata wayangnya. Mingyu, sosoknya. Seorang anak yang tumbuh menjadi laki-laki tampan dan tidak sedikit orang begitu mengaguminya. Begitupun dengan keluarganya sendiri.
Tuan beserta Nyonya Kim begitu bersyukur memiliki seorang anak seperti Mingyu. Tampan, pintar, pekerja keras dan tak mudah menyerah. Anak-anak di jaman sekarang mungkin hanya ada beberapa orang yang seperti dirinya. Mereka kebanyakan bersikap seenaknya dan masih selalu meminta kepada orang tuanya. Bukan hanya itu saja, pergaulannya yang teramat sangat buruk. Beruntung Mingyu tak seperti itu dan tak pernah mengecewakan kedua orang tuanya, meskipun agak sedikit pembangkang jika sudah menyangkut urusan pribadinya.
Bukan mereka berdua tak tahu apa yang terjadi kepada anaknya ini. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mereka lalui. Masih ingat dibenaknya saat Mingyu pernah berkata akan memperkenalkan kekasihnya kepada kedua orang tuanya tepat pada kelulusannya. Keduanya menyambutnya dengan antusias dan sangat senang, terlebih anaknya ini tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Dan mendengar anaknya itu telah memilih seseorang, tentunya saja mereka ingin segera mengenalnya.
Tetapi keesokan paginya Mingyu menjadi sosok yang berbeda. Anak itu seolah telah kehilangan jati dirinya. Tak hentinya pulang larut malam dengan alasan yang sama yaitu mencari seseorang yang sangat dicintainya. Awalnya Mingyu tidak ingin menceritakan masalahnya kepada siapapun, namun hati orang tua tak dapat dibohongi. Mau tidak mau Tuan maupun Nyonya Kim terus membujuk sang anak untuk menceritakan masalahnya.
Keduanya begitu terkejut ketika Mingyu menceritakan bahwa kekasihnya memutuskan hubungan sebelah pihak dan tanpa sebuah kabar. Apalagi kepergiannya bak ditelan bumi. Sampai tiga tahun kemudianpun Mingyu masih saja terus mencarinya, padahal sudah jelas jika orang yang sangat berarti untuknya itu tidak mungkin kembali padanya. Bisa saja orang itu telah menikah dan melupakannya bukan ?
"Mau sampai kapan kau akan terus melajang, Mingyu-ya ? Bahkan teman-temanmu telah menikah dan memberikan orang tuanya cucu. Lihat appa dan eomma semakin tua dan ingin melihat cucu kami sebelum kami dipanggil Tuhan." selalu saja seperti ini yang Mingyu dapatkan ketika makan malam bersama kedua orang tuanya.
Ayahnya itu tak hentinya terus mengatakan kalimat itu. Kalimat yang sangat Mingyu benci. Tidak bisakah ayah dan ibunya mengerti dengan keadaannya ? Bukan hal yang mudah untuknya melupakan seseorang yang masih dicintainya. Kepergiannya itu bahkan menyimpan luka dihatinya dan Mingyu masih mengharapkan jika sosok manis itu akan kembali padanya. Dan kembali menjalin hubungan yang serius.
Tuan Kim menatap tajam sang anak yang terus menundukkan kepalanya. Ia memang kejam terus menekan anaknya untuk segera mencari pendamping hidup. Apa yang dilakukannya ini murni demi kebaikannya. Ia tidak ingin Mingyu terus melajang dan terus mengharapkan seseorang yang sampai sekarangpun tak ada kabarnya. Orang tua mana yang tidak khawatir dengan kondisi sang anak yang seperti ini ? Tuan Kim hanya takut Mingyu tak dapat membuka hatinya untuk orang lain.
"___lupakan Wonwoo. Kau hanya akan terus menyulitkan dirimu jika terus seperti ini. Seharusnya kau sadar bahwa Wonwoo tak lagi mencintaimu, Mingyu-ya." tambah Tuan Kim membuat Mingyu menegakkan kepalanya dan menatap sang ayah dengan tatapan tajamnya.
Melupakan Wonwoo adalah kesalahan terbesarnya. Tidak. Ia tidak akan pernah mau melupakan sosok manis yang telah membuatnya seperti orang gila karena terus menyimpan harap padanya. Perjuangan selama tiga tahun ini ia tidak ingin menyia-nyiakan. Menunggu Wonwoo kembali bukanlah hal yang mudah untuknya. Ia yakin jika Wonwoo baik-baik saja dan akan kembali kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Spring [SVT / END]
FanfictionMingyu hanya ingin tahu satu alasan mengapa orang yang sangat dicintainya itu mengakhiri hubungannya sebelah pihak dan tanpa alasan yang logis. Padahal keduanya baru saja terikat sebagai sepasang kekasih dan dengan beberapa jam, hubungannya kandas b...