Hari yang baru, untukku dan kita [END]

1K 74 2
                                    

Happy Reading

.

.

.

Sesaat setelah Wonwoo menceritakan kisah masa lalunya yang begitu kelam dan tentang dirinya yang menghilang tanpa kabar, membuat Mingyu luar biasa terkejut. Pria manis yang dulu sangat ia jaga dengan baik, nyatanya menyimpan ribuan luka yang sangat mendalam. Bahkan pria manis itu rela menyimpan luka tersebut seorang diri tanpa meringankannya sedikitpun. Dan membuat Mingyu semakin bersalah atas pikiran buruk tentang pria manis itu yang selama ini pikirkan. Sungguh, Mingyu tidak menduganya.

Tak ada orang yang tidak bahagia ketika kembali bertemu dengan seseorang yang sangat dirindukannya. Kim Mingyu, pria tampan itu tak ada habisnya bersyukur kepada Tuhan atas kembalinya sang pujaan hati yang selama ini ia cari dan rindukan. Rasanya Mingyu tidak dapat mendeskripsikan sebesar apa rasa bahagianya ketika bertemu kembali dengan sang pujaan hati. Mingyu merasa apa yang dialaminya saat ini seperti mimpi, mimpi yang sangat indah.

Mingyu tak akan pernah mau melepaskan lagi pujaan hatinya. Ia ingin terus bersamanya sampai maut memisahkan. Bisakah ? Berharap pada hal seperti ini bukankah wajar ?

Beberapa hari setelah bertemu kembali dengan Wonwoo, Mingyu tidak ada keraguan membawa sang pujaan hati untuk bertemu dengan kedua orang tuanya sekaligus meminta restu kepada mereka berdua. Tentu saja mereka langsung menyetujuinya dan sangat senang ketika melihat anaknya yang telah bertemu kembali dengan pujaan hatinya. Ya. Inilah yang diinginkan mereka sejak lama, melihat anaknya yang memutuskan untuk segera menikah.

Empat bulan pernikahan, Wonwoo tidak pernah menduga jika dirinya langsung dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi seorang ibu. Wonwoo tengah mengandung buah hatinya bersama laki-laki yang teramat sangat dicintainya. Laki-laki yang rela menunggu bertahun-tahun hanya untuk dirinya. Dan terkadang Wonwoo merasa menyesal telah menyakiti Mingyu secara tidak langsung, penyesalan itu terkadang selalu menghantuinya ketika dirinya berada dititik jenuh.

Malam ini Wonwoo berada di balkon kamar seorang diri. Mingyu baru saja pulang dari kantor dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum memanjakan istri juga anaknya yang masih berada dalam kandungan pujaan hatinya. Mingyu merasa hidupnya bertambah berwarna ketika Dokter memberi kabar bahwa istrinya tengah mengandung seorang anak ketika ditandai dengan muntah dipagi hari. Sampai usia kandungan istrinya yang mendekati kelahiran buah hatinya, Mingyu masih tak percaya jika dirinya akan menjadi seorang ayah.

Tanpa sepengetahuan Wonwoo, Mingyu diam-diam mendekatinya dengan membawa selimut tipis untuk menghangatkan tubuh pujaan hatinya. Kebiasaan yang sulit Wonwoo hilangkan sejak menikah dengannya, tiap kali pria manis itu berada di balkon kamar seorang diri tanpa baju hangat atau sesuatu yang membuatnya hangat. Wonwoo terperanjat kaget ketika Mingyu yang menyampirkan selimut pada kedua pundaknya.

"Kebiasaanmu ini harus segera kau hilangkan, apa kau tidak kasihan dengan baby ?" ujar Mingyu dan segera memeluk tubuh istrinya setelah menutupi tubuhnya dengan selimut.

Wonwoo hanya tersenyum dan pasrah ketika Mingyu memeluknya dengan penuh kehangtatan. Selama menikah, Mingyu tak pernah absen memberikan perhatian khusus kepadanya dari mulai hal kecil sampai hal besar. Apalagi ketika dirinya dinyatakan hamil, Mingyu sering kali melarang dirinya melakukan hal-hal yang dapat membuatnya kelelahan. Dan Mingyu tidak ingin terjadi sesuatu kepada istri juga calon anaknya itu.

"Ada kau yang selalu menghangatkan kami, Mingyu." balas Wonwoo dan semakin menyamankan posisinya senyaman mungkin. Sejak menikah, Mingyu tak pernah berhenti memberikan perhatian padanya dari mulai yang kecil sampai besar. Tentu saja itu membuat Wonwoo semakin tidak ingin jauh dari pria tampan yang sukses membuat dirinya jatuh cinta.

The Last Spring [SVT / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang