Don't Push Me

2.6K 107 12
                                    

Hello I'm back

Jangan lupa vote & komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote & komennya




























Eight months later

"Kenapa?"

"Kenapa apanya, Jen?"

"Kamu Seul, kenapa kamu kayak gini? Jangan bilang kamu cuman mau permainin perasaannya Irene?!! Ingat Seul, sebentar lagi Irene akan melahirkan...melahirkan anak kalian."

"Terus?"

"Ternyata selama ini kamu cuman bajingan, brengsek dan pengecut, selama ini perlakuan kamu ke Irene semuanya cuman bullshit dan semua hal manis yang kamu lakuin ke Irene hanya topengmu saja karena sebenarnya kamu itu penjahat."

"Lo gak tau apa-apa, jadi lebih baik lo diam aja."

"Gimana aku bisa diam kalau sahabat aku disakitin sama yang notabennya saudara aku."

"Udah Jen, mending lo pulang aja. Tinggalin gue sendiri, gue lagi gak nerima tamu, baik itu sahabat atau siapapun itu."

"Irene bukan pacar kamu lagi, Gi! Tapi Irene itu calon istri kamu, Kang Seulgi!!!"

"Gue bilang pergi ya pergi! Keluar dari rumah gue!"

Setelah menutup pintu dengan kencang, badan Seulgi merosot ke lantai. Ya dia menangis karena ada hal yang membuatnya berperilaku kasar pada sahabat-sahabatnya termasuk pada Irene, jadi dalam artian Seulgi terpaksa melakukannya.
















Sementara di Toronto, Kanada. Wendy yang mendapat kabar tentang keadaan dan perilaku Seulgi membuatnya naik pitam, ingin sekali dia pulang ke Seoul dan menghajar Seulgi habis-habisan.

"Wendy."

Cengkraman tangan Wendy pada pagar pembatas balkon terlepas saat mendengar Joy memanggilnya, Wendy menoleh kebelakang dan mendapati istrinya sedang menggendong bayi, tangan kecilnya seperti berusaha menggapai Wendy. Wendy sendiri tersenyum melihat tingkah anaknya itu, Wendy mengambil alih sang anak.

 Wendy sendiri tersenyum melihat tingkah anaknya itu, Wendy mengambil alih sang anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Son Ningning, bayi perempuan berumur enam bulan.

"Baby kenapa belum tidur?"

"Gimana mau tidur, daddynya gak ada nyanyiin nina bobo. Mungkin?"

"Baby atau mommynya yang gak bisa tidur karena gak ada daddy?"

Joy mencubit pipi kanan Wendy dengan gemas.

"Babynya yang gak mau tidur kalau daddynya gak ada."

"Aduhh..."

Si bayi terlihat ingin menangis bahkan bibirnya melengkung ke bawah, melihat ekspresi anaknya sedih. WenJoy malah tertawa kemudian Wendy memeluk bidadari kecilnya, yang dimana anaknya juga membalas pelukannya.

















"Manusia goblok kayak Seulgi emang harus dikasih pelajaran, Rosé."

"Tapi ini udah malam, lagian dia juga udah gak peduli sama kamu ataupun yang lain. Irene aja yang notabennya calon istrinya malah dicampakkin."

"Makanya itu aku mau datang ke rumah dia, mau dia bukain pintu atau enggak. Aku cuman mau bikin dia sadar kalau sekarang Irene butuhin dia karena sebentar lagi anak mereka bakal lahir."

"Terus kamu mau ninggalin aku yang keadaannya lagi hamil gini, sendirian?"

Jisoo dibuat bungkam, kedua matanya terpejam kemudian ia merasakan usapan lembut di kedua pipinya.

"Aku tau kamu khawatir, kita udah coba segala cara ngebujuk Seulgi, tapi apa? Seulgi tetap kekeuh sama pendiriannya, kita agak lega karena Seulgi masih memiliki hati nurani dengan memberikan Irene rumah untuk dia tinggali."

Rosé memeluk Jisoo agar tetap tenang, diusia kandungannya yang telah tiga bulan membuatnya sedikit kalem akan tetapi Rosé yang sekarang tetap saja Rosé yang dulu yaitu food is number one.




















"Aku gak habis pikir bisa-bisanya kak Seulgi ngusir kamu."

"Udah Li, gak usah dibahas lagi."

"Tapi aku gak terima kalau calon istri aku di usir kayak gitu."

Diperjalanan pulang, Lisa terus saja menggerutu dan terus memaki Seulgi. Selama ini Seulgi yang dia kenal gila, humoris, tidak kalem sama sekali, sayang sama temannya tapi lebih sayang sama Irene sih. Berbeda dengan Seulgi sekarang yang sangat kasar, dingin dan tidak ingin mengenal siapapun.

"Lili, sebelum antar aku pulang. Kita singgah dulu liat Irene."

Lisa mengangguk, setelah lulus sekolah, dua bulan kemudian Lisa datang bersama keluarganya untuk melamar Jennie. Bisa saja Lisa langsung mengajak Jennie menikah tapi Jennie meminta Lisa agar kuliah terlebih dahulu lalu kerja dengan usahanya sendiri, secara sekarang Lisa telah menjadi model sama seperti Jennie.
















"Kenapa malah melamun sih? Buburnya udah kamu pindahin?"

"Ini baru aja aku mau ambil mangkok, kamu sendiri ngapain kesini? Yang nemenin kak Irene siapa, Saeron?"

"Kak Irene nyuruh aku nyusulin kamu, karena kamu lama banget."

"Rongie, nanti kalau aku sibuk kuliah atau nantinya bakal sibuk skripsi. Usahain kamu ada didekat kak Irene, jagain dia baik-baik tapi kamu juga harus jaga diri kamu sendiri."

"Aku bakal usahain apapun demi kak Irene, ish kenapa malah ngobrol sih siniin buburnya pasti kak Irene udah nunggu lama."

Melihat Saeron pergi membawa semangkuk bubur, Yeri tersenyum namun saat mengingat kembali perlakuan Seulgi mengusir Irene
membuat amarahnya kembali membara.

"Kalau aja bukan karena kak Irene yang ngelarang, mungkin sekarang gue udah ngehajar lo kak Seul."

Kedua mata Yeri berkaca-kaca, dia sangat tidak suka jika seorang wanita diperlakukan kasar.

"Gue harap kak Irene bahagia walaupun bukan sama lo kak."

Sementara itu Saeron tidak berani masuk kedalam kamar Irene, saat mendengar alunan musik. Don't Push Me, lagu ost yang dibawakan oleh dua member Red Velvet sangat mewakili perasaan Irene belum lagi lagunya versi Ballad, makin nyesek rasanya.

🐻🐰

Hayuk Rene sama aku aja akang mah gitu minta digetok dulu kepalanya 🙄

Future [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang