You Are Back?

487 89 31
                                    










"Halo?"

Tidak ada jawaban, Wendy mengerutkan keningnya lalu melihat siapa yang menelfonnya, ternyata nomor tidak dikenal.

"Kalau cuma mau ngerjain orang, jangan gini bro, gue sibuk."

Wendy mematikan sambungan telfonnya dan kembali mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda, ponselnya kembali bergetar namun Wendy mengabaikannya. Tidak lama kemudian si penelfon kembali menghubunginya, geram dengan kelakuan si penelfon, Wendy pun menggebrak meja kerjanya lalu menekan kuat tombol hijau di ponselnya.

"Lo kalau gak ada kerjaan ya jangan gangguin orang kayak gini, lo setress gara-gara jadi beban keluarga?!! Gila!"

"Wen."

Ponsel itu terjatuh begitu saja di atas meja, Wendy mematung setelah mendengar suara si penelfon. Dia kenal siapa pemilik suara itu, dia masih sangat menghafalnya.

"K-kayaknya gue mulai halusinasi. Sialan, kenapa sih gue mikirnya si sipit. M-mungkin gue cuman salah dengar."

Tentu Wendy sangat kaget sebab kemarin malam dia sama sekali tidak mendapat jawaban apapun dari paman Jung yang tiba-tiba pusing dan hampir pingsan.

Diambilnya lagi ponselnya lalu kembali menempelkannya ke telinganya.

"Halo? Ini siapa?"

"Yakin udah lupa sama gue?"

"L-lo s-siapa sih?"

"Gue yakin lo gak bakal lupa sama gue, sampai ketemu lagi."

"Heh lo siapa sih? Anjir udah dimatiin... Apa benar kalau dia Seulgi?"

Wendy terduduk lemas di kursinya dan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya.















"Hahaha Hayul, ini sangat cocok denganmu nak."

"Cocok your head! Anak sendiri, kamu malah samain sama alien!?" Omel Rosé lalu menyentil dahi Jisoo.

"Aduh... Rosé, siapa yang samain sayang, aku kan cuma makein Hayul topengnya doang."

"Tetap saja! Ayo baby, kita cari makanan saja, tinggalkan saja daddy."

Dengan muka masam, Jisoo mengikuti langkah Rosé yang menggendong Hayul. Kedua pasangan muda itu sedang mengajak anaknya ke lotte world, sudah beberapa wahana mereka naiki untuk menyenangkan hati buah cintanya.

"Cupcakenya lucu ya baby, sayang kan kalau gak dibeli?"

"Bilang aja kali kalau mau dibeliin. Tolong bungkus semua capcakenya, sekalian dengan milkshakenya."

"Daddynya baby baik banget deh, jadi makin sayang iya kan baby?"

Hayul hanya mengangguk lucu, balita usia 3 tahun.

Baru saja membayar belanjaannya, melihat mainan anaknya jatuh ke tanah, Jisoo berinisiatif mengambilnya namun didahului oleh seseorang.

"Ter-"

"Sama-sama."

Tubuh Jisoo seakan membeku sedangkan Rosé yang tadinya mengunyah kini menganga melihat siapa dihadapannya tadi, orang itu sudah pergi, seolah rohnya kembali segera mungkin Jisoo mencari orang tadi tapi nihil orang tadi tidak dia temukan.

"Jichu?"

"T-tadi kamu l-liat sendiri kan, Rosé?"

"Seulgi? A-atau cuma mirip?"

Future [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang