Berulah Lagi

523 78 9
                                    









Saat ini suasana rumah, sangat ramai oleh sahabat-sahabatnya yang datang berkunjung karena sedang tidak memiliki jadwal apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini suasana rumah, sangat ramai oleh sahabat-sahabatnya yang datang berkunjung karena sedang tidak memiliki jadwal apapun.

"Irene, kam- Ini jam tangannya siapa?"

Sontak Rosé menjadi pusat perhatian yang berada di ruangan itu.

"Kayak kenal? Itu punya Seulgi kan, Rene?" Tanya Joy, dia menyebut nama Seulgi karena jam tangan itu adalah milik Seulgi yang merupakan hadiah dari Irene dan waktu itu Joy menemani Irene membelinya.

"Kak Seulgi datang kesini? Kak Irene gak diapa-apain kan?"

"Gak kok Yer."

"Ngapain kak Seulgi datang kesini?" Kali ini Lisa ikut protektif seperti Yeri.

"Udah Lis, buat apa juga kamu nanyain dia." Balas Jennie.

Irene menatap kearah WenSoo yang ragu mengindikkan bahunya, mereka bertiga tidak tau harus apa.

"Kemarin kan aku lewat depan kantornya kak Seulgi, gak sengaja liat dia kayak bantuin perempuan jalan masuk kedalam kantornya. Terus aku sekilas liat kalau perempuan itu lagi hamil." Ucap Saeron.

"Emang bener-bener brengsek tuh orang, bisa-bisanya dia lebih peduli sama perempuan lain sedangkan disini kak Irene malah berjuang sendiri." Geram Yeri.

"Yer, udah cukup. Kita gak tau alasan Seulgi kayak gini, jadi gue sebagai kakak lo sekaligus sahabatnya Seulgi, gue mohon stop hina Seulgi." Bela Jisoo karena dia tidak enak pada Irene karena perkataan Yeri.

"Iya guys, kita gak tau jelas kan kenapa Seulgi kayak gini. Jadi mending kita jangan ambil kesimpulan gitu aja." Wendy menimpali.

"Buktinya udah jelas Ka, Ka Seulgi itu emang bre-"

"Yeri stop. Yang kemarin yang Saeron liat itu kakak, bukan perempuan lain. Itu kakak, Yerim." Potong Irene yang sudah tidak bisa menahan diri mendengar Seulgi dijelek-jelekkan.

"Rene." Panggil WenSoo bersamaan.

"Maaf tapi kali ini mereka harus tau semuanya."

"Maksud kamu apa Rene?"

"Jen, semua yang dilakuin Seulgi, itu demi keselamatan kita semua."

"Maksudnya kita semua dalam bahaya?" Tanya Joy yang diangguki Irene.

"Iya Joy, dan demi menyelamatkan kita semua Seulgi rela dicap buruk oleh kita semua tapi nyatanya dia malah bermaksud menyelamatkan kita."

Irene menceritakan semuanya yang telah Seulgi ceritakan padanya, lalu dibantu oleh Wendy dan Jisoo yang ikut menjelaskan kesalahpahaman yang selama ini.

"Eeh kamu mau kemana hah?" Cegat Rosé menahan pergelangan tangan Yeri.

"Mau ketemu kak Seulgi."

"Gue ikut lo Yer." Ucap Lisa.

"Kayaknya kita jangan dulu deh nemuin kak Seulgi," Ujar Saeron. "Secara sekarang kita semua lagi diawasin dan yang paling diincar disini itu kak Seulgi dan kak Irene, kalau dipikir-pikir kak Seulgi masih bisa jaga diri sedangkan kak Irene? Dalam keadaan hamil besar udah pasti gak mungkin bisa jaga dirinya sendiri jadi untuk sementara waktu kita harus bareng kak Irene dan untuk kal Seulgi, mungkin kal Wendy sama kak Jisoo bisa awasin dan jagain dari jauh tapi kalian berdua harus tetap hati-hati."

"Beruntung banget Yeri dapetin kamu, tapi malah kamu yang gak beruntung dapetin dia karena Yeri 'kan agak sengklek." Jisoo memuji sekaligus menyindir.














"Seulgi sebaiknya kali ini kau harus benar-benar menjaga Irene."

"Kenapa? Apa Elena sudah tau Irene ada dimana?"

"Tidak, tapi siapa yang tau dimasa yang akan datang. Paman, hanya khawatir Elena dan Gyuri berbuat jahat yang membahayakan Irene dan bayi kalian."

"Maksud paman?"

"Jika anak kalian telah lahir maka itu akan semakin mempersulit mereka untuk merebut hartamu karena bagi mereka anak kalian akan mejadi penghalang bagi mereka, maka dari itu paman memintamu untuk menjaga Irene."

Baru saja Seulgi membuka mulutnya, bunyi pintu terbuka membuat keduanya melihat siapa yang masuk.

"Ngapain lo kesini?" Ketus Seulgi melihat Elena menyelonong masuk.

"Aku hanya ingin bertemu dengan saudaraku."

"Gak usah ngimpi, gue bukan saudara lo dan kita sama sekali gak punya hubungan darah apapun karena gue gak pernah nganggap dia ibu gue, ngerti lo?"

"Seulgi cukup. Untuk apa kau datang kemari?"

"Hmm aku hanya ingin bertanya padamu tua bangka, apa rumahmu memang sering menjadi tempat berkumpulnya teman dekatnya Seulgi?"

"Ya, karena istri dan anakku dekat dengan mereka."

"Oh ya? Sejak kapan Irene tinggal disana?"

"Irene hanya berkunjung, sebaiknya kau jangan menyentuh keluarga saya nona, termasuk teman Seulgi dan juga Irene karena mereka adalah keluargaki juga."

"Dasar, untuk apa kau terus-terusan membantu mereka. Kalian pikir aku ini mudah dibodohi?"

Elena terlihat tersenyum miring, menatap paman Jung lalu beralih menatap Seulgi.

"Aku sudah mengirim beberapa orang dan mereka hampir tiba disana, kalian pasti mengerti yang aku maksud."

Seulgi berdiri menghampiri Elena dengan amarah yang meluap, Seulgi tidak segan-segan kini mencekik leher Elena.

"Kau ingin membunuhku? Silahkan saja, itu juga yang akan terjadi pada Irene dan calon anakmu."

Cekikan Seulgi semakin menguat, kedua rahangnya mengeras karena sangking emosinya.

"Seulgi sebaiknya kita segera kesana, tinggalkan dia. Sekarang Irene dan teman-temanmu dalam bahaya."

Saat cekikan Seulgi terlepas, Elena terjatuh dan terbatuk-batuk. Seulgi dan Paman Jung bergegas menuju lokasi dan tanpa hentinya Seulgi terus berdoa agar Irene dan sahabat-sahabatnya baik-baik saja.

🐻🐰

Future [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang