6

2K 17 0
                                    

°°° Tara hanya terdiam dan langsung kekamarnya yang kemudian keluar dengan membawa kopernya, seketika itu juga Rafa kaget dan segera mencegah Tara pergi dari rumah.°°°

~~~

     “Kau kenapa! Mengapa kau membawa koper? kau mau pergi ??!”.
           
     “Aku akan ke rumah nenek, percuma saja jika aku mendengar jawaban dari Ratna aku tidak kuat, aku yakin Ratna lebih menyukaimu kak,

     “Bukan aku dan aku sadar telah membentakmu bahkan memukulmu hingga terjatuh, aku pergi!”.

Rafa terdiam melihat Tara pergi dari rumah. Rafa merasa dia tak menjadi kakak yang baik untuk Tara, dan tidak bisa menjaga Tara yang selama ini menjadi adik kesayangannya.
           
Rafa duduk di ruang tamunya, tangannya memegang kepala yang mungkin kepalanya pusing tak karuan memikirkan kejadian barusan.

     “Aaa!!” teriak Rafa menahan beban kepalanya.

     “Maaf kan aku Tara, aku harusnya tidak mempunyai perasaan lebih untuk Ratna, harusnya aku lebih mengerti perasaan Tara pada Ratna, aaa!!”.
            
Sementara itu, Ratna tengah duduk di ruang tamu hendak memikirkan hal tadi, kutahu Tara sangat menyukaiku begitupun Rafa.

Tapi entah kenapa aku lebih menyukai Rafa dibanding Tara.

Aku takut mereka akan bertengkar setelah mendengar jawabanku.

Seketika itu juga ibu duduk di sebelahku, ibu bingung memandangku tak biasanya seperti mempunyai masalah.
       
     “Kau kenapa nak, pasti ada masalah ya?

     “Cerita sama ibu mungkin ibu bisa bantu, Terus bagaimana dengan persahabatan kamu dengan Rafa dan Tara, baik-baik saja kan?”.

     “Baik kok bu, tapi.. ada sedikit masalah bu.. Ratna boleh ceritakan sama ibu?”.

     “Boleh lah, ada apa memangnya?”.
           
Kuceritakan masalahku dengan ibu yang kemudian ibuku memberi saran yang menurutku ini keputusan yang terbaik agar persahabatanku dengan mereka tak terpecah belah, ataupun tak membuat mereka bertengkar.
         
Kutelepon Rafa untuk mengajaknya pergi kedekat danau itu dan kuhubungi Tara yang dengan cepat mengiyakan ajakanku,

Syukurlah saat aku sampai disana sudah ada Rafa yang duduk sendiri di tepi danau itu.

     “Hai, maaf ya lama” ucapku yang kemudian duduk disebelah Rafa.

     “Tak apa, ada apa kenapa kau mengajakku datang kesini?”
ucap Rafa  yang seperti biasa tersenyum hangat padaku.

     “Aku sebenarnya kesini dan mengajak kalian berdua karena aku  mau menjawab pertanyaanmu dengan Tara tentang perasaanku saat ini”.

Persahabatan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang