°°° "Aku berteriak dengan sangat keras. Sampai akhirnya aku tak sadar membuat air mataku berlinang deras membasah pipiku, yang akhirnya membuatku jatuh terduduk beralaskan rumput,
Rasanya ingin aku pergi dari sini tapi aku tidak bisa, karena aku harus menemani ibuku yang sedang bersedih dan aku masih ingin meraih cita-citaku yang kuuimpikan dari dulu, yakni menjadi dokter.
Pikir Ratna menyemangati dirinya sendiri saat ini." °°°
°°°
“Hikss.. hikss kenapa ayah jahat dengan ibu, hikss..” Tak kusangka ada seseorang memegang kedua bahuku kuberanikan diri untuk menatap orang itu yang ternyata Rafa yang kini tengah di hadapanku.
“Kau kenapa, kau pasti ada masalah ya. Ceritakan kepadaku insyaallah aku akan membantumu” ucapnya sembari membantuku berdiri dan dan duduk di salah satu bangku di tempat itu.
“Kau tahu aku tidak ingin melihatmu seperti ini, aku ingin kau masih menjadi Ratna yang ceria dan berani, tidak rapuh seperti ini, ayo ceritakan apa masalahmu”.Kutatap matanya, mata itu begitu teduh, aku belum pernah melihat Rafa seperti ini, Rafa yang begitu perhatian.
“Ayahku menyakiti ibu dengan membawa perempuan lain ke rumah.Sedangkan ibuku begitu menyayangi Ayah dan aku, sedangkan ayah berbeda, jika aku melawan ayah, aku malah dibentak oleh ayah, aku sangat bingung dan takut sekarang. Aku haru bagaimana hikss.. hikss”.
“Kau tahu mungkin aku tidak bisa menyelesaikan masalahmu tapi saranku kau harus selalu ada untuk ibumu dan kau juga harus berusaha untuk membuat ibumu bangga dengan prestasi-prestasi mu dan kau harus menjadi orang yang sukses kedepannya agar ibumu bangga kepadamu.Dan kamu juga harus meyakinkan atau membuat ayahmu untuk kembali menyayangimu dan ibumu mungkin dengan perhatian pada ayahmu atau lebih memperhatikannya”. Namun jika ayahmu masih saja begitu kau harus ikhlaskan saja.
Kulihat lagi senyumnya yang hangat yang membuatku terus menatap matanya lekat.
“Dan sekarang aku tidak ingin melihatmu menangis lagi, kau tahu sebenarnya aku selalu ingin menjagamu, membuatmu terus tersenyum bahagia."
Aku memang tak seperti tara adikku, yang selalu membuat lelucon lucu untukmu hingga membuatmu tertawa,
Tapi aku akan berusaha membuatmu nyaman, bahagia dan tak menangis seperti ini, dan sekarang kau harus tersenyum”.
Tak lama kami mengobrol bersama,
Rafa tiba-tiba saja dihubungi temannya karena ada kepentingan mendadak yang membuatnya harus pergi dulu dan alhasil aku sendirian lagi disini. Namun tak kusangka tiba-tiba ada seseorang yang tiba-tiba duduk dibangku ini dan itu adalah Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan Kita
Storie breviCerita pendek tentang persahabatanku sejak kecil dengan kedua sahabatku yakni Rafa dan Tara.