Kriing.
Dering dari ponsel Jay membangunkannya. Dengan rasa malas, ia membuka netranya perlahan. Tangannya meraba ke samping kanan bagian ranjangnya. Kosong, sepertinya Jungwon sudah terbangun sedari tadi. Jay pun dengan malas mendorong tubuhnya untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas.
Dengan mata yang masih berat dibuka, ia mencoba membaca nama kontak yang pagi-pagi sudah mengganggu tidurnya.
Ibu.
Jay langsung spot jantung membaca nama kontak tersebut. Tubuhnya langsung duduk tegap, matanya pun terbuka lebar-lebar. Ia kemudian menekan tombol speaker sebelum menjawab panggilan dari ibunya.
"Hm..hm.." Cek suara.
Maklum, suara lelaki selalu lebih serak daripada biasanya ketika bangun tidur.
"Halo,bu?" Jay menyapa ibunya.
"Jongseong!" Teriak ibunya dibalik telepon. Iya, Jongseong itu nama aslinya. Jay itu cuma nama kerennya saja
Jay masih terdiam, menunggu ibunya melanjutkan bicaranya.
"Mana menantu ibu? Kok kalian nggak ada kabar sih seminggu ini?"
Jay menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Maaf bu, nggak sempet. Jay lagi banyak kerjaan."
"Alasan! Sekarang mana menantu ibu? Ibu kangen, mau lihat."
Jay dengan rasa malas karena masih mengantuk pun mengalihkan telponnya dari panggilan saja ke video call.
Terlihat di kamera Jay masih muka bantal.
"Ya ampun nak, kamu baru bangun?"
"Hm, Jay habis begadang ngerjain laporan bu."
"Kamu ini ya, jaga kesehatan. Kalau kamu sakit kan kasian menantu ibu."
Jay memijit keningnya, "Iya, iya cerewet banget sih bu."
"Jungwonnya mana?"
"Sabar, bu. Ini Jay bangun dulu." Kata Jay beranjak dari kasurnya.
Kemudian ia mencari suami manisnya itu di seluruh sudut rumah.
Di dapur tidak ada.
Di ruang santai tidak ada.
Kemungkinan besarnya, Jungwon sedang ada di teras menyirami bunga-bunga yang sengaja ditanam di depan rumah guna sebagai hiasan.
Dan benar saja, Jungwon yang masih mengenakan piyama biru mudanya sedang menyirami bunga.
Jay melihat pemandangan di depannya itu sangat lucu. Perpaduan Jungwon dengan bunga-bunga.
"Sayaang," Panggil Jay dengan manja.
Ia berjalan mendekat ke arah Jungwon. Meraih pinggang suami manisnya itu kedalam pelukannya menggunakan tangan kirinya dan tangan kanannya masih memegang ponsel. Jay menjatuhkan dagunya di bahu Jungwon.
"Lihat siapa yang telepon," Suruh Jay sembari menunjukkan layar ponselnya tepat di depan wajah Jungwon.
"Haa, bundaa. Apa kabar?" Sapa Jungwon dengan riang. Tangannya dadah-dadah ke layar ponsel. Sementara Jay bucin ikut tersenyum ketika mendengar nada riang dari pita suara Jungwon.
"Baik, won. Kamu gimanaa, kok nggak ada kabar sih. Bunda kan kangen."
"Jungwon sama Mas baik-baik aja kok bun, sehaat. Maaf ya bun, kita jadi jarang kasih kabar soalnya Mas lagi sibuk banget sama kerjaan. Handphonenya dipake Mas terus, heheh."