Jantung Jungwon mencelos. Mata dia membulat sempurna, total kaget ketika bangun tidur tiba-tiba berada di pelukan orang lain. Ia bahkan refleks terduduk, menjauhkan tubuh sucinya dari pria mesum tidak berpakaian yang entah bagaimana bisa menyusup ke kamarnya.
Jungwon melihat sekitarnya. Ini benar kamarnya kok. Dia juga tidak mabuk. Mana mungkin mabuk diumurnya yang belum legal itu. Tapi kok tiba-tiba ada om-om di kamarnya? Dia bertanya-tanya. Tidak mungkin juga dia diculik atau disekap, ketika dia bahkan berada di kamarnya sendiri.
"Apa jangan-jangan aku disodomi?" Jungwon bertanya pada dirinya sendiri. Memegang pantatnya yang tidak nyeri.
Ia kemudian mengamati pria itu takut-takut. Mengamati wajahnya, mencoba mengingat-ingat barangkali ada yang terlewat. Dan kini fokusnya jatuh pada leher pria tersebut yang mengenakan kalung berbandul lingkaran. Kalung yang sangat familiar. Jungwon kemudian menarik strap kalung tersebut. Disana tertulis nama Jay. Jungwon melotot kaget. Itu kalung yang sama persis seperti kalung milik kucingnya yang berwarna hitam.
Ngomong-ngomong kucing, dimana kucingnya sekarang? Tadi malam dia tidur bersama kucingnya. Jungwon ingat betul. Tapi kok tiba-tiba tidak ada dan justru digantikan om-om nakal tidak berpakaian yang seenaknya memeluk dia dalam tidur.
Jungwon sontak mengambil bantalnya. Memukul pria tersebut dengan brutal.
"Mesum! Mesum! Mesum! Ish! Kamu siapa sialan! Bangun! Dimana kucingku!"
Pria itu merasa terganggu. Kemudian pelan-pelan ia membuka matanya. Menarik bantal yang tadi ditangan Jungwon dengan sekali tarik. Membuat Jungwon takut karena tenaga pria tersebut.
Pria itu mendudukan diri. Membuat tubuhnya yang tidak memakai kain apapun semakin terekspos. Sialnya, Jungwon malah jadi salah tingkah. Dia merona merah hanya karena melihat kotak-kotak perut pria tersebut.
"Selamat pagi tuan," Sapanya sumringah. Jelas membuat Jungwon bergedek ngeri. Apalagi ketika pria itu mendekat kemudian menjilat pipi Jungwon.
Jungwon lantas berteriak histeris, "Aaaa! Mamaaa, aku dilecehkan"
Pria tersebut panik dong. Apalagi ketika Jungwon berteriak merengek seperti minta pertolongan dengan matanya yang berkaca-kaca
"T-tuan, m-maaf.. ini aku Jay." Ucap pria tersebut mencoba menenangkan Jungwon yang sudah menggerung nangis.
"Huuhu, jahat. Aku baru masuk sma, kenapa kamu merusak masa depanku!" Jungwon merengek nangis, memukul bahu pria yang ada dihadapannya.
"Tuan, i-ini Jay. Jay nggak ngapa-ngapain, Jay cuma peluk tuan karena tuan kedinginan."
"Ish, apasih! Kenapa kamu sebut-sebut nama kucingku terus!"
Pria yang ngakunya bernama Jay itu menarik pipi Jungwon. Mengusap air mata yang membasahi pipi Jungwon dengan lembut.
"Tuan-"
"Berhenti panggil aku tuan" Sekali lagi Jungwon memukul bahu pria tersebut.
"Baiklah. Jungwon, ini aku Jay. Aku kucingmu."
Pria tersebut berkata konyol sambil memegang kalung yang ada dilehernya.
"Orang gila! Mana mungkin kamu kucingku, hah?"
"Ini." Jay menarik selimutnya. Membuat Jungwon tergagap dengan pergerakan mendadak Jay yang menyingkap selimutnya.
"Sial! Tutupi itumu mesum!" Jungwon berteriak histeris menutup wajah dengan kedua tangannya.
Jay cepat tanggap, ia menutup alat kelaminnya dengan bantal.
"Jungwon, silahkan lihat kaki Jay." Katanya.
Jungwon perlahan membuka mata.
"Heee? Kakimu kenapa luka begitu?"
Siapa yang tidak panik coba ketika melihat kaki dengan luka bakar yang kelihatan baru.
"Astaga om! Ini harus diperiksakan!"
"Aku Jay.."
"Terserah-" Kata Jungwon bangkit dari kasurnya.
Dia mengorak-arik isi lemarinya. Mencari pakaian yang lumayan besar ditubuhnya untuk pria tersebut. Dapatlah hoodie berwarna lilac dan celana dengan panjang selutut untuk Jay.
"Pakai ini, terus aku antar om ke rumah sakit."
Jay menggeleng takut. Dia menyembuyikan dirinya di selimut.
"Jay tidak mau periksa. Jay takut.."
Jungwon menghela nafa jengah.
"Om, nggak lucu serius. Nggak usah sok imut. Cepet ini pakaiannya dipake!" Jungwon memaksa agar Jay mau menerima pakaiannya.
Jay tetap kekeh tidak mau menuruti perkataan Jungwon. Ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Jungwon dengan sekuat tenaga menarik selimut tersebut. Terjadilah tarik-menarik diantara mereka.
"Om cepet-" Ucapan Jungwon terputus ketika selimutnya berhasil disingkap.
"J-jay?" Panggilnya gagap ketika begitu selimutnya ia singkap bukanlah om-om yang ia temui melainkan kucing hitamnya, Jay.
Jungwon menggeleng.
"Nggak mungkin,"
"Meow.."
"Kemana perginya om tadi?"
"Meow.."
Jungwon menarik kucingnya ke dalam pangkuan. Mengusapnya dengan lembut penuh kasih sayang. Masih penasaran, Jungwon menarik kaki kucingnya pelan-pelan. Mengeceknya satu persatu.
"Nggak mungkin," Kata Jungwon berusaha denial ketika mendapati kaki kucingnya terdapat luka yang sama dengan om-om misterius tadi.
Jungwon menatap kucingnya ngeri. Sementara yang ditatap, mendusel ke tubuhnya. Mencari kenyamanan.
"Argh, nggak mungkin!" Jungwon berteriak histeris. Mencoba mendramatisir.
------- tbc or end?
noted : ini bukan wonjay suwer,