jadi kucing sehari, jadi suami sampai mati

2.9K 235 16
                                    

Hipotesis semua orang ingin menjadi kucing itu benar, pikir Jay sambil mengusap dagu bersihnya yang selalu dicukur bersih dan rapi tiap pagi hari. Bukan hanya karena kucing tidak perlu bekerja dan mencari uang, bukan pula hanya karena kucing bisa tidur seharian tanpa melakukan apa-apa dan tidak dimarahi ibunda. Tapi dari sudut pandangnya adalah menjadi kucing sangat menguntungkan karena bisa dipeluk dan diciumi oleh Jungwon tanpa diminta.

Seperti saat ini dihadapannya, Jungwon berbaring di sofa sembari memeluk kucing gemuk berwarna putih. Bulunya diusap-usap dari perut hingga kepala lalu diberi bonus ciuman Jungwon ketika kucing gemuk itu mengeong lucu. Jay super kesal, dia cemburu. Kucing milik ibundanya itu super cari perhatian kepada pacarnya. Dua jam setelah mereka bertemu, Jungwon sama sekali belum menyentuh dia. Bahkan saat di mobil tadi Jungwon menghindar ketika ingin diberi ciuman. Katanya malu dan masih terlalu pagi untuk melakukan ciuman, pokoknya banyak alasan.

Tapi yang buat Jay terheran-heran sampai keningnya berkerut adalah Jungwon lebih sering memeluk dan mencium kucing ibundanya daripada dia. Jay sejenak mengendus badannya sendiri.

"Wangi kok," Katanya bermonolog.

Jungwon yang diseberang menengok sebentar ketika mendengar Jay bersuara. "Hm, kenapa kak?" tanyanya dengan mata bulat yang sulit untuk tidak ditatap secara kagum.

Jay menggeleng salah tingkah mendapati dirinya membandingkan diri dengan seekor kucing. Bayangkan. Seorang Jay yang tampilannya bikin terpesona semua kalangan dan bikin iri hati banyak pria malah insecure dan membandingkan diri dengan seekor kucing.

"Nggapapa kok," kata Jay membenarkan posisi duduknya.

Mendengar jawaban itupun, Jungwon melengos dari Jay. Pria kecil itu bermain lagi dengan kucing tanpa peduli pacarnya yang sudah menatap si kucing dengan tatapan berapi-api.

-----

Semuanya menjadi super besar dihadapan Jay. Jay kebingungan menatap sekeliling kamarnya, ia kemudian turun dengan cara aneh yang pernah dirasakan tubuhnya, dia meloncat kemudian berlari-lari kecil melewati cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Niat hati berlari keluar mencari Jungwon yang seingatnya masih main di rumah, tetapi dia mundur beberapa langkah ketika menyadari sesuatu dari cerminnya.

"Hah kucing?" Batinnya menghadap cermin. Tidak ada siapa-siapa, di cermin hanya ada pantulan lemari dan kucing. Kemana dirinya, dan mengapa hanya ada pantulan kucing hitam kecil dari dalam cermin tersebut.

Jay penasaran dan bertanya-tanya, dia menggerakan tangan kanannya, dan yang terjadi adalah kucing hitam kecil itu mengangkat satu kaki depannya yang sebelah kanan. Dia melompat, begitupun kucing yang ada di pantulan cermin tersebut ikut melompat. Firasat Jay tidak enak, dia menggoyangkan pantatnya dan hal yang sama pun dilakukan kucing tersebut menggoyangkan ekornya. Jay mendekat, kemudian menyentuh cermin tersebut dengan pelan. Dia menjerit dan terperenyak tak percaya. Lebih kaget lagi suaranya jadi kecil melengking seperti kucing terjepit. Jay melompat-lompat tidak percaya.

"Aku jadi kucing betulan?" Heboh Jay sambil melompat-lompat girang mengamati dirinya dalam wujud kucing. Keinginannya terkabul, dia menjadi kucing hitam yang keren. Tubuhnya boleh kecil, tetapi Jay berpikir dia sedang dalam masa pertumbuhan. Itu tidak masalah, asalkan dia menjadi kucing dan bisa dipeluk dan dicium oleh Jungwon sepuasnya.

Niat hati keluar dari kamar pun tidak jadi, Jay memilih merebahkan dirinya di lantai, sembarang tempat. Entah kenapa dia merasa malas bergerak, dia hanya ingin tidur, merasakan dinginnya lantai yang begitu sejuk menyentuh bulu-bulunya.

Kriet.

Tak lama setelah Jay merebahkan dirinya dalam wujud kucing, pintu kamar terbuka. Masuklah Jungwon ke dalam kamar tampak tergesa-gesa.

sweet ; jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang