park seonghwa dan jeong yunho merupakan travel blogger, dulunya. tapi sekarang hanya yunho lah yang melanjutkan kegiatannya untuk menjadi travel blogger.
seonghwa sudah tidak ikut lagi, sejak 2 tahun yang lalu. karena masih merasa trauma. yunho juga sebenarnya sempat merasa trauma dengan apa yang terjadi. tapi yunho lebih cepat mengatasi ketakutannya dibandingkan seonghwa.
2 tahun yang lalu.
musim panas kali ini. seonghwa dan yunho berniat untuk pergi ke luar negeri. mereka akan pergi ke paris untuk bersenang senang menghabiskan masa libur mereka.
"yunho kau sudah memesan tiketnya?" seonghwa sedang memasukkan barang-barang yang akan di bawanya kedalam koper.
"sudah" yunho menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari hpnya.
"bagaimana dengan hotelnya?"
"sudah, tapi aku sengaja memilih hotel yang sedikit jauh dari pusat kota"
"kenapa?"
"pengen merasakan ketenangan" ucapnya final dan pergi ke kamar mandi.
mereka segera berangkat , setelah selesai membereskan semua barang yang mereka butuhkan.
setelah menjalani perjalanan yang panjang akhirnya mereka sampai juga di hotel yang telah di pesan yunho sebelumnya.
"bagaimana? enakkan?" tanya yunho dengan wajah yang bangga dengan dirinya sendiri.
"lumayan" kata seonghwa. seonghwa berjalan kearah jendela kamarnya dan membukanya. pemandangan yang indah lah yang menyambutnya.
kamar mereka terletak di lantai 14. yang masih dapat menyaksikan pemandangan yang indah.
"kau tidak lapar?" yunho memegangi perutnya yang sudah meronta ronta minta diisi.
"katanya di lantai 20 ada restoran hotel. makan di situ aja"
mereka naik ke lantai 20. dengan menaiki lift . lift pun berhenti, seonghwa beranjak hendak keluar dari lift. tapi ditahan dengan yunho.
"kenapa?" yunho tidak menjawab dia hanya menunjuk angka yang menunjukkan lantai yang berada di lift, yang menunjukkan angka 17.
pintu lift terbuka, tapi tidak ada siapapun di sana.
yunho melihat keluar lift untuk memastikan tidak ada orang yang ingin menaiki lift itu juga. pintu lift kembali tertutup, dan kembali naik ke lantai 20.
di expetasinya mereka berdua restoran lantai 20 akan sangat indah, tapi realita tidak sesuai ekspetasi mereka.
restorannya benar-benar sangat jauh dari apa yang mereka pikirkan. lingkungannya yang kotor dan hanya terdapat beberapa meja. bahkan lantainya terdapat beberapa genangan air.
"kau yakin ini tempatnya?" tanya yunho sedikit berbisik dengan seonghwa.
"yakin lah, ini yang kudengar dari teman ku tadi" dengan terpaksa, mereka akhirnya duduk di meja yang paling ujung.
mereka hanya memesan satu makanan yang cepet habis, biar cepat turun pikirnya.
"bahkan pelayanya saja aneh" yunho kembali berbisik pada seonghwa di sela-sela makannya.
"hust.... diam aja. kalo mereka dengar gimana" mereka kembali makan dengan cepat.
setelah membayar, mereka menuju lift.
15 menit berlalu tapi lift nya belum terbuka juga.
"kenapa sih ni lift" yunho mulai terlihat kesal.
"sabar, mungkin banyak orang yang menggunakannya." mereka kembali menunggu.
tiba-tiba tombol untuk menaiki lift, mengeluarkan cahaya berwarna merah. dan seorang pelayan dari restoran tadi mendatangi mereka.
"liftnya ada masalah, jadi tidak bisa digunakan" seonghwa dan yunho hanya saling tatap. membayangkan mereka turun lewat tangga saja sudah sangat melelahkan.
saat mereka ingin bertanya lagi dengan pelayan tersebut, pelayang tersebut sudah pergi.
"apa kita harus menunggu di sini dulu?" seonghwa memandangi restoran yang tampak aneh baginya.
"gak turun aja" yunho menarik tangan seonghwa pergi ke tangga dan segera turun.
yunho terus menarik tangannya seonghwa, dia terlihat terburu-buru untuk turun. bahkan saat sampai di lantai 14 , menuju kamar mereka yunho juga masih sedikit berlari.
yunho membuka kamarnya dengan kencang, buru-buru membereskan barangnya untuk keluar dari hotel itu. seonghwa yang melihat itu hanya diam dan bingung harus melakukan apa.
"yunho kenapa kau memasukkan barangmu lagi?" seonghwa berusaha menghentikan tangan yunho. tapi yunho tampak gemetar yang membuat seonghwa juga kaget.
"kita harus keluar dari sini dulu" ucapnya.
"kau kenapa sih?" akhirnya untuk sementara mereka berdebat tentang masalah hotel, sampai yunho menjelaskan masalahnya dan membuat seonghwa terdiam.
"maaf aku gak tau bakal begini, aku sudah salah pilih hotel. dari pertama masuk kita gak pernah ketemu sama teman yang kau maksud. makanya aku gak tau ada lantai 20 apalagi ada restoran di sana. kau mungkin tidak menyadarinya, tapi aku mulai yakin kalau ada yang tidak beres saat melihat pelayan yang memberi tahu kita bahwa liftnya rusak. saat itu kau sedang melihat ke arah lain, saat pelayan itu berbalik di belakang telinganya ada darah. makanya aku mengajakmu turun"
mendengar itu seonghwa diam sesaat dan ikut membereskan barang-barangnya. sangat fokus membereskannya mereka sampai lupa bahwa hari sudah mulai menggelap dan juga jendela kamar mereka masih terbuka.
"yunho siapa itu?" tanya seonghwa saat sudah hampir menutup pintunya.
yunho mengalihkan pandanganya ke arah seonghwa melihat. dan langsung menarik seonghwa untuk menutup pintu dan lari kebawah. dan untunglah mereka dapat mencapai dasar dengan selamat dan pergi dari daerah itu.
mereka pergi ke pusat kota, memesan hotel yang lebih baik dan menghabiskan malam mereka dengan perasaan takut yang masih menyelimuti mereka.
besoknya mereka sarapan di restoran hotel tersebut, merasa ingin tahu. akhirnya seonghwa bertanya dengan salah satu pelayan yang ada di sana.
"apa kau tahu tentangg hotel xxxxx?" tanyanya.
"itu hotel yang sudah lama tidak beroperasi lagi. yang saya tahu hotel itu tutup karena ada kasus pembunuhan yang ada di sana" seketika mereka terdiam. bergelut dengan pikiran masing-masing.
apalagi seonghwa yang masih mengingat dengan jelas apa yang dilihatnya di jendela kamar itu tadi malam.
seonghwa melihat seorang perempuan yang memakai baju putih dengan rambut panjang dan wajah yang penuh luka tersenyum dengan mengerikan kearahnya.
wajah perempuan itu terus saja bergelut di pikirannya, sampai akhirnya perjalanannya kali ini dengan yunho berasa sangat mengerikan baginya.
sedangkan yunho saat seonghwa melihat seseorang di jendela kamarnya, dia hanya melihat bajunya saja tanpa melihat wajahnya.
padahal kamar mereka ada di lantai 14, bagaimana bisa ada orang di luar jendela kamarnya yang bahkan tidak ada tempat buat berpijak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ateez horor short story
Terrorhanya kumpulan cerita-cerita horor yang sebagian pernah ku alami, dan sebagian hanya cerita fiksi yang ku buat. dengan pemeran all member ateez. TIDAK BERMAKSUD UNTUK MENJELEKKAN SESEORANG. INI HANYA CERITA YA...... JANGAN DI BAWA KE DUNIA NYATA.