Eps. 6 || Lebih Penting

15 1 0
                                    

---------------------------

Karena hujan yang lebat tadi, salah satu dari saudara kembar yang tidak sedarah itupun terserang flu.

"Uhuk.. Rina?"

"Kamu bisa tertular. Lebih baik kamu kembali ke ka.. uhuuk.." kata Aldric yang terbaring lemah di kasur

"TIDAK!!" kata Qamarina dengan tegas.

"Maniak olahraga sepertimu tidak akan tahan, Kamu pasti akan bergerak jika aku mengalihkan pandangan darimu." 

"Aku akan tetap disini sampai aku memastikan bahwa kamu sudah tertidur!" lanjutnya.

"RINAA!! KEMARILAH SEBENTAR!!!" teriak mama dari dapur.

"Huh... ya ampun." keluh Qamarina. 'Braaak' dia keluar dari kamar Aldric. 

'Kamu mungkin berkata begitu, tapi aku harus bergerak.' pikir Aldric.

"...Setidaknya, aku merasa enakkan uhuukk.." kata Aldric sambil meraih sesuatu.

'Braakk..' Qamarina masuk ke kamar Aldric sambil membawa semangkok air dan kain lap. Qamarina berjalan menuju kasur, lalu melihat sekitar. Menatap mata Aldric dengan tatapan tajam. 

"Huft.." Qamarina menghela nafas sambil memeras kain, dan tiba-tiba... 'Wuussh' Dia membuka selimut Aldric.Betapa kesalnya Qamarina melihat saudaranya itu sedang menggenggam hand grip (sebuah alat olahraga untuk tangan).

'Sial!' pikir Aldric, dengan keringat yang membanjiri wajahnya. Wajah Qamarina sangat seram, rambutnya menjadi ular, seolah-olah dia menjadi medusa.

"Lihat! saat aku meninggalkanmu sebentar dan inilah yang terjadi..." Omelnya. Lalu dia mengangkat selimut dan.... 'brek..'

"Baiklah, kurasa aku tidak punya cara lain selain tidur di sebelahmu!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah, kurasa aku tidak punya cara lain selain tidur di sebelahmu!!"

Aldric kaget melihat Qamarina tidur di sebelahnya. 'deg...deg...deg..' jantung mereka berdetak kencang, wajah mereka memerah. Tak terasa sudah tengah malam.

'Aku tak bisa tidur. Aku rasa demamku naik.' pikir Aldric. 'Ya ampun apa yang sedang aku lakukan. Memang apa salahnya? kita kan saudara.' pikir Qamarina yang sudah kembali ke akal sehatnya.

•••••

'neett...' bunyi bel sekolah.

"Ayo anak-anak kita berdoa dulu."

"Aamiin.." teriak anak-anak.

"Yang barisannya rapih pulang duluan." kata bu guru. "Ya, barisan ini pulang duluan." lanjutnya. Ternyata barisan Qamarina dan Aldric yang ditunjuk.

Saat si kembar sedang berjalan di lorong sekolah. Ada anak laki-laki yang memanggil mereka, dia bersama 3 temannya mendatangi si kembar.

"Hey Rina! Berikan itu padaku."

"Ini punyaku!" jawab Qamarina.

"Sini!!" Kata anak itu sambil merebut kotak. Namun, Qamarina menahannya.

"Hey!!Lepasin!!" Teriak Aldric.

Tiba-tiba Aldric di tahan 2 teman anak itu. "Hehe... kami tahan bos."

'Buug..' Qamarina terjatuh karna di dorong. "Hahaha rasin, cepat tonjok Aldric!" suruh anak itu kepada teman-temannya.

'bug..bug..bug..' Aldric dipukul dan ditendang mereka. Setelah mereka puas membully, mereka pergi.

"Huwaaa!!!" Qamarina menangis.

"Aku gapapa kok, udah jangan nangis nanti kita bikin lagi." Kata Aldriq sambil memeluk Qamarina

Sejak kejadian itu Aldric mulai belajar bela diri setiap harinya.

....2 bulan kemudian.

"Rina, ayo kita pulang."

"Iya."

"Oy kembar! kita sekarang kelas 5, kau tau? tapi kalian selalu pulang gandengan." kata anak yang membully mereka.

"Kalian ini, benar-benar menjij.."

'pooww' tiba-tiba pukulan aldric melayang ke wajah anak itu sebelum dia selesai berbicara. Semua yang ada disana kaget melihat anak itu terjatuh, lalu pingsan.

"Banyak omong!" Teriak aldric.

Keesokan harinya...Qamarina tak sengaja mendengar teman sekelasnya membicaraka mereka.

"Apa yang terjadi kemarin sangat gila."

"Aldric sangat keren. Tapi, bukankah dia terlihat seperti siscon (kondisi psikologis seseorang yang menginginkan kasih sayang tak terbalas dari adiknya)?"

"Iya, aku setuju itu."

'Ketika kami bersama...Teman-teman mengatakan hal buruk pada Aldric...Aku tak menginginkan itu..' Pikir Qamarina.

"Rina, ayo pergi." kata Aldriq yang tiba-tiba di depan Qamarina.

"Ah...Tapi, jika kita bersama..."

"Jangan khawatirkan tentang mereka..."

"Karena..."

Kata-kata Aldric terpotong, Qamarina terbangun dari mimpinya. Kini sudah pagi. 'Ah benar aku tidur bersamanya.' kata hatinya, sambil mengucek matanya.

"Aku juga...Meskipun kita tau faktanya...Sampai kapanpun..." kata Qamarina sambil mengelus kepala Aldriq yang masih tidur.

"Kamu lebih penting daripada orang lain."

---------------------------

Coba-coba ditambahin gambar. Hehehe... maaf kalo jelek gambarnya. Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak seperti like, comment dan follow ya. Dadah~

Q and ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang