Drap! Drap! Drap! Langkah bocah lelaki itu terdengar panik dan juga ketakutan. Brak! "Shiren!" pekiknya setelah membuka pintu rumah dengan kasarnya.
Pikirannya semakin panik ketika melihat rumahnya dalam keadaan berantakan. Ia pun berjalan menuju ruang tamu dan melihat seorang gadis kecil sedang menangis sambil memeluk lututnya dengan erat.
"Shiren?" ucapnya ragu. "Kakak!" ujar gadis dengan rambut tak beraturan itu seraya menghampiri lelaki itu serta memeluknya dengan hangat.
"Kau tak apa Shiren?" tanyanya seraya melihat wajah manis adeknya. "Aku baik – baik saja, tapi..," ujarnya ketakutan dan tangannya mulai gemetaran.
Lelaki itu berjalan ke ruang makan dan melihat tubuh orang tuanya yang sudah terbujur kaku serta bersimpah darah.
"Kenapa.. Kenapa harus ayah dan ibu..?!" gumamnya seraya memandang jasad kedua orang tuanya.
"Kakak, kita harus bagaimana?" tanya Shiren ketika menghampiri kakaknya.
"Wahh, ternyata ada dua anak kecil disini," ujar seorang wanita dengan baju seragam rapi berwarna hitam ketika memasuki rumah. Dengan sigap, anak lelaki itu melindungi adiknya.
"Tak perlu khawatir. Aku bukan iblis yang akan memangsa mu," ujarnya seraya mendekati jasad yang bersimpah darah di ruang tamu.
"Apa kau yang bernama Seven?" tanyanya pada anak lelaki yang berusaha melindungi adiknya.
"Iya," jawabnya tegas.
"Perkenalkan aku Flo. Aku merupakan anggota pasukan Norel yang akan melindungi umat manusia dari serangan iblis,"
"Pasukan Norel?"
"Ya. Maka kau tak perlu khawatir dan segera ikutlah denganku sebelum para iblis menjijikkan itu datang kemari," ujarnya seraya mengusap rambut Seven dan Shiren bergantian.
"Pergi kemana?" tanya Seven yang masih tak mengerti dengan ucapan Flo.
"Tentu saja ketempat yang aman untuk kalian bersembunyi bukan?" jawab Flo seraya tersenyum ramah.
Prank! "Datang juga ternyata," ujar Flo ketika melihat sosok iblis yang memasuki rumah Seven. Shiren pun menggenggam erat baju Seven tanda ia sedang ketakutan dan tak tahu harus melakukan apa.
"Tenanglah anak – anak, aku akan mengurus ini sendirian," ujar Flo yang membuat Seven tak percaya dengan ucapannya. "Bersiaplah," ujar Flo lagi seraya melemparkan gelang dengan liontin kupu – kupu itu ke langit.
Swhusshhh..! Dalam sekejap gelang itu berubah menjadi sebuah pedang berwarna ungu tua yang indah.
"Tak akan ku biarkan kau menghalangiku!" ujar iblis itu seraya mulai menyerang Flo.
"Iblis rendahan sepertimu harusnya tidak melawanku!" sahut Flo dengan tenang.
Szrtt! Prank! Cakaran iblis dengan pedang milik Flo saling bertemu. Untuk sekejap, Seven merasa yakin kalau ucapan Flo benar. Ia dan Shiren pun mulai bergegas menyiapkan barang untuk dibawa.
"Jika sudah kalian jalanlah keluar terlebih dahulu," ujar Flo, namun iblis itu beralih untuk menyerang Shiren. "Aaaa.." pekik Shiren ketakutan.
"Bang!"
Swushh! Duarr! Plash!
Dalam sekejap iblis itu hancur menjadi debu dan hanya tersisa darah yang bercucuran dilantai. 'Iblis ini bisa lenyap hanya dengan satu tembakan?' gumam Seven dalam hati.
"Yah kak Flo, apa kau sudah tak bisa membunuh makhluk menjijikkan itu lagi?" ujar anak lelaki yang kira – kira sebaya dengan Seven.
Ia pun menghampiri Seven dengan senapan yang masih berada ditangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
S E V E N
Actionsetelah ke tujuh malaikat sebagai pemisah antara manusia dan iblis tiada karena peradaban, perang pun terjadi dimana-mana. para iblis yang ingin menguasai dunia dan para manusia mempertahankan kekuasannya di dunia ini. Seven , remaja lelaki berumu...