#04

6 3 0
                                    

"Bagus. Ayo kita kembali ke atas," ujar Algar seraya meninggalkan ruangan itu dan diikuti oleh Seven dan yang lainnya di belakang.

Disisi lain, Seven terlihat tersenyum gembira.

'Akhirnya aku bisa menjalankan misi yang sama dengan kak Flo. Aku akan membunuh semua iblis yang ada ' gumamnya dalam hati.

***

Setelah berhasil mengalahkan Levire - roh air terkuat, Seven pun berhasil mendapatkan senjata khususnya. Tidak hanya itu, ia pun sudah resmi menjadi bagian tim Gin bersama dengan Fian dan Ruri.

Karena tim nya baru saja terbentuk, Algar pun memberi mereka misi pertama dengan Flo di stasiun pusat kota Relluya.

"Whoa..!! Kalian punya senjata yang tak kalah unik ya..," kagum Flo seraya melihat senjata milik Seven, Fian, dan Ruri secara bergantian.

"Apa kalian bersedia menukarnya dengan pedang kupu – kupu ku ini?" tanya Flo seraya menyodorkan pedangnya yang bewarna ungu gelap.

"Kau curang. Aku yang lebih dulu akan menukarnya," sahut Gin seraya menjauhkan pedang Flo dari hadapan teman – temannya.

"Apa?! Tidak mungkin mereka mau menukarnya dengan senapan jelek mu itu!" balas Flo yang tak terima dengan ucapan Gin.

Seven, Fian, dan Ruri melihat pertengkaran kakak – adik yang konyol itu dengan senyuman aneh.

"Florience!" tegur Algar yang membuat Flo berhenti berdebat dengan Gin lalu menendang Gin sejauh mungkin.

"Ya, kolonel!" sahutnya tegas seraya berdiri dengan tegak.

"Tuntaskan misi ini secepat mungkin dan segera kembali ke kantorku untuk menyerahkan laporan," ujar Algar sebelum pergi meninggalkan gedung lama itu.

"Baik," sahut Flo tegas lalu memberikan hormat pada Algar yang meninggalkannya.

"Dasar, kak Flo..! Kau menendangku sejauh it—" Gin pun kembali ke tempat kakaknya berada dan akan membalasnya dua kali lipat. Namun sebelum ia berhasil menyerang, Flo lebih dulu menghentikannya.

"Huh?! Apa kau ingin mati disini, otak udang?!" ujar Flo seraya mencengkram kuat kepala Gin.

"Huwa...!!! Aku minta maaf kak Flo," jerit Gin ketakutan seraya berusaha melepaskan diri dari cengkraman Flo.

"Kalau begitu, berbarislah!!" teriak Flo seraya melepaskan cengkramannya dari kepala Gin. Gin pun langsung mengikuti perintah kakaknya dan berbaris bersama yang lain.

"Baiklah, aku tidak akan berbasa – basi, jadi tolong disimak dengan baik," ujar Flo yang membuat Seven memfokuskan telinganya dan mendengar penjelasan Flo nantinya dengan baik.

"Ada iblis yang berhasil memasuki kota Relluya dan ia sedang bersembunyi di sekitar stasiun pusat dengan beberapa masyarakat sebagai sanderanya. Jadi, kalian harus menyelematkan masyarakat itu dan membunuh iblis yang mengganggu itu. Tenang saja, menurut informasi tidak ada iblis Rouir disana," jelas Flo panjang lebar.

"Iblis Rouir? Dia iblis seperti apa?" tanya Seven yang membuat Flo kesal.

"Yah, Seven.. Apa kau ingin aku membunuhmu seperti si otak udang disebelahmu itu?!" ujar Flo seraya menarik kerah baju Seven.

"Ma – maaf kak Flo, tapi aku benar – benar tidak tahu..," jawab Seven yang ketakutan.

"Dasar...," sahut Flo seraya melempar tubuh Seven ke tanah.

"Dengar ya. Iblis itu memiliki kasta yang tak jauh beda dengan manusia. Yang paling kuat adalah pemimpinnya bernama Relish Povher. Selain itu ia memiliki pasukan yang hebat bernama Rouir dan kedudukannya setara dengan para bangsawan. Lalu dibawah Rouir hanyalah iblis – iblis biasa saja, namun jika ia sudah banyak memangsa manusia, maka ia akan kuat dengan sendirinya. Secara istilah mereka bisa naik pangkat. Begitulah iblis hidup," jelas Flo panjang lebar yang membuat Seven semakin tidak sabar.

S E V E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang